ANTARAJAWABARAT.com,19/4 - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat menerima "teguran" dari International Labour Organisation (ILO) yang menyatakan Provinsi Jabar masih banyak memperkerjakan anak di bawah umur.

"Meskipun saya menerima masukan itu (dari ILO), artinya kalau ada masukan seperti itu maka berarti ini merupakan salah satu pelecut bagi kita semua agar bekerja lebih baik lagi. Karena bagaimana pun ini kenyataannya, bahwa ada anak 14 tahun masih bisa berangkat kerja ke Singapura," kata Ketua P2TP2A Jabar Netty Heryawan, ketika dihubung melalui telepon, Kamis.

Dalam sebuah diskusi di Gedung Diskominfo Jabar, kemarin, salah seorang panelis menyatakan bahwa ILO menegur Jawa Barat karena masih banyak memperkerjakan anak di bawah umur, namun Netty Heryawan kurang sependapat dengan hal tersebut.

"Bukan memperkerjakan anak di bawah umur, tapi memang karena jumlah penduduknya yang besar maka jika dihitung dari arah mana pun jadi besar. Kalau dari segi persentase, mungkin kalau di bandingkan provinsi lain, justru harusnya lebih kecil," kata dia.

Akan tetapi, pihaknya mengakui bahwa masih ada di bawah umur di Jawa Barat yang masih bekerja, khususnya di luar negeri.

"Masih adanya anak umur 14 tahun yang bisa berangkat bekerja ke Singapur itu berarti kebocoran ada di mana-mana. Nah untuk itulah, saya berharap, ada kebersamaan antara provinsi, kota/kabupaten," ujar Netty.

Ketika ditanyakan apakah angka kemiskinan anak di Jawa Barat berbanding lurus dengan jumlah anak yang berkerja di bawah umur, Netty sependapat dengan hal tersebut.

"Ya artinya, kalau dari teori ekonomi ad supply and deman penawaran dan permintaan). Kalau suplainya masih tinggi maka demand atau permintaan juga tinggi karena stoknya masih ada," katanya.

Oleh karena itu, untuk memutuskan mata rantai kemiskinan anak pihaknya menyatakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan salah satunya ialah pendidikan.

"Nah untuk itulah, memang hari ini kita harus memutus mata rantai kemiskinan dengan berbagai cara dan dari berbagai arah, salah satunya dengan pendidikan informal dan formal. Karena kalau orang berpendidikan tinggi, maka rasionalitas akan lebih baik dan cita-citanya juga lebih tinggi," katanya.***3***

Ajat S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012