Diskusi kelompok terarah (FGD) yang dilaksanakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University bersama organisasi nirlaba Marine Stewardship Coucil (MSC) Indonesia merekomendasikan pengetahuan yang bisa membangun sikap yang positif atau sehat dalam pengelolaan ikan berkelanjutan.
"Peserta FGD merekomendasikan delapan hal yang dapat dibedakan menjadi dua kategori," kata Direktur Program MSC Indonesia, Hirmen Syofyanto melalui taklimat media kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Baca juga: 3 kebijakan antisipasi kenaikan harga pangan yang direkomendasikan IPB
Diskusi pada finalisasi Modul Pelatihan Perikanan Tangkap Berkelanjutan itu dihadiri oleh berbagai perwakilan kalangan terkait dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Politeknik AUP, MSC, Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia.
Ia menjelaskan peserta FGD merekomendasikan delapan hal yang dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu kategori pengetahuan yang akan membangun sikap yang positif atau sehat dalam memanfaatkan sumber daya ikan.
Lalu, kategori keterampilan yang akan membangun kesiapan kalangan pemangku kepentingan berpartisipasi di dalam penyelenggaraan pengelolaan perikanan.
Kategori pertama ini mencakup pengetahuan tentang (1) konsep perikanan berkelanjutan, (2) konsep sumber daya ikan lestari, (3) konsep ekosistem yang sehat dan (4) konsep masyarakat pemanfaat yang bertanggung jawab.
Kategori kedua, menurui Hirmen, mencakup keterampilan untuk (5) mengidentifikasi dan merumuskan masalah serta merumuskan tujuan pengelolaan perikanan, (6) menentukan pendekatan yang akan diterapkan dalam mengelola perikanan, (7) merancang skema pemantauan dan evaluasi, serta (8) merancang dan menerapkan pengelolaan yang adaptif.
Sementara itu Manajer Proyek Penyusunan Modul Perikanan Berkelanjutan dari FPIK IPB University Dr Muhammad Fedi A Sondita, MSc menjelaskan bahwa dengan bekal pengetahuan dasar yang kuat, sikap yang bijaksana dan keterampilan yang dibangun, para pemangku kepentingan perikanan diharapkan siap untuk berpartisipasi dalam pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Tanah Air.
"Harapannya modul ini menjadi sumber dan referensi pengetahuan bagi pihak yang terlibat dalam perikanan berkelanjutan di Indonesia," katanya.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertengahan Maret itu juga diberi arahan oleh Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan BRSDM-KP dari KKP Dr Lilly Aprilya Pregiwati dan ditutup oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerja Sama dan Pengembangan, FPIK IPB University Prof Dr Mala Nurilmala, M.Si.(KR-MFS)
Baca juga: Kota Bogor gandeng IPB garap agrowisata halal di Rancamaya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Peserta FGD merekomendasikan delapan hal yang dapat dibedakan menjadi dua kategori," kata Direktur Program MSC Indonesia, Hirmen Syofyanto melalui taklimat media kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Baca juga: 3 kebijakan antisipasi kenaikan harga pangan yang direkomendasikan IPB
Diskusi pada finalisasi Modul Pelatihan Perikanan Tangkap Berkelanjutan itu dihadiri oleh berbagai perwakilan kalangan terkait dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Politeknik AUP, MSC, Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia.
Ia menjelaskan peserta FGD merekomendasikan delapan hal yang dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu kategori pengetahuan yang akan membangun sikap yang positif atau sehat dalam memanfaatkan sumber daya ikan.
Lalu, kategori keterampilan yang akan membangun kesiapan kalangan pemangku kepentingan berpartisipasi di dalam penyelenggaraan pengelolaan perikanan.
Kategori pertama ini mencakup pengetahuan tentang (1) konsep perikanan berkelanjutan, (2) konsep sumber daya ikan lestari, (3) konsep ekosistem yang sehat dan (4) konsep masyarakat pemanfaat yang bertanggung jawab.
Kategori kedua, menurui Hirmen, mencakup keterampilan untuk (5) mengidentifikasi dan merumuskan masalah serta merumuskan tujuan pengelolaan perikanan, (6) menentukan pendekatan yang akan diterapkan dalam mengelola perikanan, (7) merancang skema pemantauan dan evaluasi, serta (8) merancang dan menerapkan pengelolaan yang adaptif.
Sementara itu Manajer Proyek Penyusunan Modul Perikanan Berkelanjutan dari FPIK IPB University Dr Muhammad Fedi A Sondita, MSc menjelaskan bahwa dengan bekal pengetahuan dasar yang kuat, sikap yang bijaksana dan keterampilan yang dibangun, para pemangku kepentingan perikanan diharapkan siap untuk berpartisipasi dalam pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Tanah Air.
"Harapannya modul ini menjadi sumber dan referensi pengetahuan bagi pihak yang terlibat dalam perikanan berkelanjutan di Indonesia," katanya.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertengahan Maret itu juga diberi arahan oleh Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan BRSDM-KP dari KKP Dr Lilly Aprilya Pregiwati dan ditutup oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerja Sama dan Pengembangan, FPIK IPB University Prof Dr Mala Nurilmala, M.Si.(KR-MFS)
Baca juga: Kota Bogor gandeng IPB garap agrowisata halal di Rancamaya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022