ANTARAJAWABARAT.com, 13/4 - Sopir Angkutan Kota jurusan Kebon Kalapa-Dago di Kota Bandung, Jumat, melancarkan aksi mogok untuk memprotes kepengurusan Koperasi Bandung Tertib Baru (Kobanter) yang dnilai tidak menampung aspirasi kepentingan para sopir.
Di sepanjang jalur trayek Kebon Kalapa-Dago terlihat hanya beberapa mobil yang beroperasi sedangkan mobil-mobil lain terparkir di pinggir jalan.
Angkutan kota yang beroperasi pun pada akhirnya diberhentikan oleh para sopir yang berunjuk rasa dan memaksa sopir yang tetap beroperasi untuk menurunkan penumpang.
Para sopir angkutan kota trayek Kebon Kalapa-Dago itu berkumpul di kawasan pasar Simpang Dago, di depan swalayan Superindo di Jalan Juanda dan di depan Bandung Indah Plaza (BIP) untuk mencegat mobil yang masih beroperasi.
Hasibuan, seorang sopir angkutan kota yang tadinya tetap beroperasi akhirnya menurunkan penumpang di kawasan Pasar Simpang Dago dan bergabung dengan rekan-rekannya.
Yudi, salah seorang sopir yang berunjuk rasa mengatakan para sopir angkutan kota jurusan Kebon Kalapa-Dago merasa keberatan dengan uang pungut sebesar Rp2.000 per hari yang dipungut oleh pihak Kobanter dari para sopir karena dinilai tidak jelas peruntukannya.
"Seharusnya uang itu dipakai untuk kepentingan para sopir kalau mengalami masalah seperti kena tilang, tabrakan, atau misalnya ada yang sakit," ujar Yudi.
Namun, lanjut dia, sejak tiga tahun terakhir uang kutipan itu tidak digunakan untuk menolong para sopir dengan penggunaan yang tidak jelas oleh pihak Kobanter.
Menurut Hasibuan, sejak dua pekan terakhir justru berlangsung kutipan ganda di sepanjang trayek Kebon Kalapa-Dago sehingga para sopir harus mengeluarkan uang sebesar Rp4.000 per hari.
Saat ini, perwakilan sopir angkutan kota Kebon Kalapa-Dago sedang bertemu dengan pengurus Kobanter Baru yang membawahi perkumpulan sopir jurusan Kebon Kalapa-Dago.
Pertemuan dilakukan di kantor Kobanter Baru di kawasan Sadang Serang untuk menemukan kesepakatan.
Yudi berharap kesepakatan tersebut dapat tercapai sebelum Jumat siang sehingga mereka dapat kembali beroperasi mengangkut penumpang.
"Karena kalau tidak 'narik' repot juga, mau makan apa hari ini," ujarnya.
diah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
Di sepanjang jalur trayek Kebon Kalapa-Dago terlihat hanya beberapa mobil yang beroperasi sedangkan mobil-mobil lain terparkir di pinggir jalan.
Angkutan kota yang beroperasi pun pada akhirnya diberhentikan oleh para sopir yang berunjuk rasa dan memaksa sopir yang tetap beroperasi untuk menurunkan penumpang.
Para sopir angkutan kota trayek Kebon Kalapa-Dago itu berkumpul di kawasan pasar Simpang Dago, di depan swalayan Superindo di Jalan Juanda dan di depan Bandung Indah Plaza (BIP) untuk mencegat mobil yang masih beroperasi.
Hasibuan, seorang sopir angkutan kota yang tadinya tetap beroperasi akhirnya menurunkan penumpang di kawasan Pasar Simpang Dago dan bergabung dengan rekan-rekannya.
Yudi, salah seorang sopir yang berunjuk rasa mengatakan para sopir angkutan kota jurusan Kebon Kalapa-Dago merasa keberatan dengan uang pungut sebesar Rp2.000 per hari yang dipungut oleh pihak Kobanter dari para sopir karena dinilai tidak jelas peruntukannya.
"Seharusnya uang itu dipakai untuk kepentingan para sopir kalau mengalami masalah seperti kena tilang, tabrakan, atau misalnya ada yang sakit," ujar Yudi.
Namun, lanjut dia, sejak tiga tahun terakhir uang kutipan itu tidak digunakan untuk menolong para sopir dengan penggunaan yang tidak jelas oleh pihak Kobanter.
Menurut Hasibuan, sejak dua pekan terakhir justru berlangsung kutipan ganda di sepanjang trayek Kebon Kalapa-Dago sehingga para sopir harus mengeluarkan uang sebesar Rp4.000 per hari.
Saat ini, perwakilan sopir angkutan kota Kebon Kalapa-Dago sedang bertemu dengan pengurus Kobanter Baru yang membawahi perkumpulan sopir jurusan Kebon Kalapa-Dago.
Pertemuan dilakukan di kantor Kobanter Baru di kawasan Sadang Serang untuk menemukan kesepakatan.
Yudi berharap kesepakatan tersebut dapat tercapai sebelum Jumat siang sehingga mereka dapat kembali beroperasi mengangkut penumpang.
"Karena kalau tidak 'narik' repot juga, mau makan apa hari ini," ujarnya.
diah
Editor : Sapto HP
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012