Harga cabai rawit di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, terpantau merangkak naik dari Rp40.000 menjadi Rp80.000 per kilogram karena stok di tingkat distributor yang minim dan panen petani yang tidak maksimal.
Kepala UPTD Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Doni Wibowo di Cianjur Kamis, mengatakan kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak dua satu bulan terakhir, karena minimnya stok di tingkat distributor, akibat panen petani terdampak cuaca ekstrem.
Baca juga: Pemkab Bandung: Sarung perlu dilestarikan guna bangkitkan industri tekstil
"Untuk cabai rawit yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari Rp40.000 menjadi Rp80.000 per kilogram, termasuk cabai keriting dari Rp25.000 menjadi Rp40.000 per kilogram. Namun kita upayakan berbagai cara untuk menekan kenaikan harga," katanya.
Ia mengatakan operasi pasar murah bersama Bulog dan dinas terkait di provinsi akan digelar sebelum masuknya bulan puasa, sebagai upaya menekan harga agar tidak sampai melambung, terutama harga sembako, daging dan minyak goreng.
Saat ini, sejumlah pedagang di Pasar Induk Pasirhayam menyatakan adanya kenaikan harga cabai dan kebutuhan lain, karena stok terbatas karena tingkat permintaan akan meningkat tajam hingga satu pekan puasa.
"Untuk sayur mayur jenis cabai mengalami kenaikan harga cukup tinggi, termasuk tomat, sayuran jenis daun-daunan. Sedangkan harga sembako, meski mengalami kenaikan namun tidak sampai melambung," kata pedagang sayur dan sembako di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Irma.
Baca juga: SAR Bandung siaga berikan pertolongan kru kapal kandas di Garut
Hal senada terucap dari pedagang cabai di Pasar Cipanas Indah, Dedi yang mengatakan harga cabai akan kembali turun setelah masuknya musim kemarau, karena selama musim penghujan hasil panen petani tidak maksimal.
"Perkiraan kami harga akan kembali normal pertengahan puasa dan kembali naik menjelang lebaran. Kemungkinan tidak akan sampai melambung, karena akan berdampak pada tingkat penjualan," katanya.
Baca juga: Bupati Bandung berharap pinjaman bergulir tekan pengangguran dua persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kepala UPTD Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Doni Wibowo di Cianjur Kamis, mengatakan kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak dua satu bulan terakhir, karena minimnya stok di tingkat distributor, akibat panen petani terdampak cuaca ekstrem.
Baca juga: Pemkab Bandung: Sarung perlu dilestarikan guna bangkitkan industri tekstil
"Untuk cabai rawit yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari Rp40.000 menjadi Rp80.000 per kilogram, termasuk cabai keriting dari Rp25.000 menjadi Rp40.000 per kilogram. Namun kita upayakan berbagai cara untuk menekan kenaikan harga," katanya.
Ia mengatakan operasi pasar murah bersama Bulog dan dinas terkait di provinsi akan digelar sebelum masuknya bulan puasa, sebagai upaya menekan harga agar tidak sampai melambung, terutama harga sembako, daging dan minyak goreng.
Saat ini, sejumlah pedagang di Pasar Induk Pasirhayam menyatakan adanya kenaikan harga cabai dan kebutuhan lain, karena stok terbatas karena tingkat permintaan akan meningkat tajam hingga satu pekan puasa.
"Untuk sayur mayur jenis cabai mengalami kenaikan harga cukup tinggi, termasuk tomat, sayuran jenis daun-daunan. Sedangkan harga sembako, meski mengalami kenaikan namun tidak sampai melambung," kata pedagang sayur dan sembako di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Irma.
Baca juga: SAR Bandung siaga berikan pertolongan kru kapal kandas di Garut
Hal senada terucap dari pedagang cabai di Pasar Cipanas Indah, Dedi yang mengatakan harga cabai akan kembali turun setelah masuknya musim kemarau, karena selama musim penghujan hasil panen petani tidak maksimal.
"Perkiraan kami harga akan kembali normal pertengahan puasa dan kembali naik menjelang lebaran. Kemungkinan tidak akan sampai melambung, karena akan berdampak pada tingkat penjualan," katanya.
Baca juga: Bupati Bandung berharap pinjaman bergulir tekan pengangguran dua persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022