Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan stok sapi siap potong aman hingga Lebaran lantaran ketersediaan pasokan daging yang surplus dalam bentuk daging sapi atau kerbau produksi lokal, sapi bakalan siap potong, dan daging impor beku.

"Stok kita masih aman hingga nanti Lebaran," kata Mentan saat mengecek ketersediaan sapi siap potong di PT. Tanjung Unggul Mandiri (TUM) di Tangerang, dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Harga daging sapi di pasar tradisional Cianjur merangkak naik

Mentan melakukan kunjungan kerja ke peternakan sapi di wilayah Tangerang, Banten guna memastikan ketersediaan sapi siap potong untuk masyarakat aman dan tercukupi. Dalam kunjungannya Mentan SYL menyampaikan bahwa masyarakat seharusnya tidak perlu khawatir dan termakan isu tentang kekurangan daging sapi.

PT. TUM merupakan salah satu perusahaan peternakan yang fokus menggemukkan sapi dari jenis Brahman yang didatangkan dari Australia. Menteri Syahryl menyampaikan bahwa dirinya meyakini ketersediaan sapi potong cukup berdasarkan pengecekan langsung ke lapangan.

“Kita punya kesiapan di sini 8.016 ekor dan menjadi faktualisasi dari data yang kita laporkan kepada Bapak Presiden, karena Bapak Presiden minta di faktualisasi validasi data, apakah betul antara data dan kenyataan di lapangan seperti itu”, kata Mentan Syahrul.
Mentan mengatakan bahwa data stok sapi siap potong yang dimiliki Kementerian Pertanian sama dengan data yang ada di lapangan.

“Ketersediaan sapi-sapi di PT. TUM dan feedloter lainnya ini kita yakin dapat menyuplai kebutuhan sapi siap potong untuk wilayah Jabodetabek aman”, kata Mentan.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian per 2 Maret 2022 ketersediaan daging sapi atau kerbau bulan Maret hingga Mei 2022 sebanyak 234.091,2 ton, sedangkan kebutuhan daging sebanyak 202.937,8 ton, sehingga masih ada surplus 31.153,4 ton.

Baca juga: Stok daging aman jelang Ramadhan hingga Lebaran, sebut Kementan

Ketersediaan daging tersebut terdiri dari produksi sapi/kerbau lokal sebanyak 445.884 ekor atau setara daging 80.268,0 ton, sapi bakalan impor siap potong pada bulan Maret-Mei sebanyak 143.464 ekor atau setara daging 27.500,6 ton, dan daging sapi/kerbau beku impor sebanyak 95.114,8 ton.

Mentan Syahrul menjelaskan, sentra produksi sapi yang terdata oleh Kementan saat ini terdapat 10 sentra produksi di Indonesia. Mentan menyebut pihaknya bersedia menjadi penghubung bagi pelaku usaha yang akan menjual daging sapi kepada peternak langsung.
“Kami siap membantu menghubungkan antara pemotong, pedagang, BUMN, dan BUMD dengan sumber sapi/kerbau lokal by name by address untuk melakukan pembelian sapi/kerbau lokal,” kata Syahrul.

Pemerintah saat ini telah memberikan bantuan fasilitasi permodalan berupa Skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pembelian sapi/kerbau lokal yang siap potong di peternak/kelompok ternak agar bisa melakukan pembayaran secara tunai.

“Untuk itu, kita minta agar para pemotong dan pedagang daging sapi agar tetap berjualan karena stok sapi siap potong sampai lebaran Insya Allah aman,” katanya.

Manajer Rantai Pasok TUM Tri Nugrahwanto menyampaikan populasi sapi di PT. TUM saat ini sebanyak 8.016 ekor, dengan sapi siap potong untuk bulan Maret 2022 sebanyak 2.500 ekor dan untuk bulan April sebanyak 2.500 ekor, serta bulan Mei sebanyak 3.000 ekor.

Ia menyebutkan PT. TUM berencana melakukan impor pada bulan Maret 2022 sebanyak 3.000 ekor untuk menambah populasi sapi. Berikutnya juga akan dilakukan impor pada bulan April sebanyak 3.000 ekor dan untuk bulan Mei sebanyak 2.500 ekor.

Baca juga: Globalisasi pengaruhi kebutuhan daging sapi nasional, sebut Guru Besar IPB

Pewarta: Aditya Ramadhan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022