Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat menyebut stok minyak goreng di pasaran relatif aman, namun cepat habis karena adanya panic buying di tengah masyarakat.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jawa Barat Eem Sujaemah mengatakan toko-toko ritel atau mini market sebetulnya telah menyiapkan minyak goreng sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Namun karena panic buying, produk minyak goreng di toko-toko habis sebelum waktunya untuk disediakan kembali.
Baca juga: Mendag gelar operasi pasar pasok 23 ribu liter minyak goreng di Bandung
Baca juga: Mendag gelar operasi pasar pasok 23 ribu liter minyak goreng di Bandung
"Karena sekarang terjadi panic buying di mana-mana sehingga orang ketakutan, makanya ada di beberapa daerah, ada yang menggunakan stempel seperti pemilu," kata Eem di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin.
Di Kota Bandung sendiri, sejumlah antrean masyarakat yang menunggu toko ritel buka untuk memburu minyak goreng masih terjadi dalam sepekan terakhir.
Dengan adanya fenomena yang dipicu panic buying tersebut, minyak goreng di toko ritel atau mini market kerap habis sebelum jam 12.00 WIB siang.
Sementara itu Kabid Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Meiwan Kartiwa menyebut para pengusaha ritel pun sebetulnya telah menjamin ketersediaan komoditas tersebut.
Namun dengan adanya isu kenaikan serta kelangkaan minyak goreng, menurutnya, masyarakat membeli komoditas tersebut dengan jumlah yang banyak.
"Sebenarnya stok cukup di hari-hari normal, namun untuk sekarang kan kondisinya banyak mungkin warga itu sedikit ketakutan, makanya warga membeli dalam jumlah yang banyak," kata Meiwan.
Baca juga: Jawa Barat terima 30 juta liter minyak goreng dari pusat
Baca juga: Kapolda Jabar: Kelangkaan minyak goreng mulai tertangani, masyarakat tak perlu resah
Baca juga: Jawa Barat terima 30 juta liter minyak goreng dari pusat
Baca juga: Kapolda Jabar: Kelangkaan minyak goreng mulai tertangani, masyarakat tak perlu resah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022