PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersiap melayani masyarakat Garut, Jawa Barat, dan sekitarnya melalui reaktivasi jalur kereta api Stasiun Cibatu-Garut sepanjang 19 kilometer.
“Untuk jalur Cibatu - Garut, seluruh aspek baik sarana, prasarana, serta SDM, semua telah siap. Namun kami masih berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan setelah dilakukan safety assessment terkait jalur tersebut,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Perayaan Hari Jadi Garut ditunda karena kasus COVID-19 naik
Joni mengatakan, rangkaian uji coba serta trial and run akan terus dilakukan agar dapat segera dilakukan tahapan operasional secara komersial untuk masyarakat umum.
Jalur yang terakhir kali beroperasi pada 1983 tersebut telah ditinjau kesiapannya oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, didampingi Direktur KAI, dan Bupati Garut pada Minggu (13/2).
Dalam hal operasional kereta api, KAI sangat memperhatikan unsur keselamatan. Oleh sebab itu, KAI akan menjalankan jalur Cibatu - Garut setelah mendapatkan izin operasional dari Kementerian Perhubungan.
Ia menyebut, KAI memulai reaktivasi jalur Cibatu - Garut sejak 2018. Di samping jalur kereta api, KAI juga membangun kembali 3 stasiun yang dilewati yaitu Stasiun Pasirjengkol, Wanaraja, dan Garut.
Pada proses reaktivasi ini, KAI tetap menjaga kelestarian aset yang menjadi bagian dari sejarah Kabupaten Garut tersebut. Misalnya pada pembangunan Stasiun Garut, KAI masih menjaga keaslian bentuk bangunannya.
“Untuk mengakomodasi pelanggan dengan jumlah yang lebih besar, KAI juga telah membangun gedung baru yang lebih megah dan modern di Stasiun Garut,” ujarnya.
Baca juga: Kelahiran domba abnormal di Garut bisa akibat perkawinan sedarah
Guna menunjang kenyamanan pelanggan, Stasiun Garut dilengkapi dengan ruang VIP, ruang laktasi, pos kesehatan, ruang keamanan, area bermain anak, masjid, dan fasilitas lainnya.
Sebelumnya, KAI juga telah meresmikan Masjid Al-fattah yang didirikan di Stasiun Cibatu pada April 2021. Masjid ini dibangun dengan total luas 4.858 m2 dan dapat menampung hingga 1.150 orang.
Masjid yang memiliki menara setinggi 30 meter ini dilengkapi dengan fasilitas pedestrian, taman, serta kamar mandi.
Dalam waktu dekat, Jalur Cibatu-Garut akan memberikan konektivitas bagi masyarakat Garut untuk menuju Bandung atau Jakarta dan sebaliknya.
Baca juga: Wagub Jawa Barat harap pembangunan Jalan Tol Getaci lebih cepat
Kata Joni, hadirnya transportasi KA di Garut akan memberikan layanan yang nyaman dan tepat waktu bagi masyarakat.
“Reaktivasi jalur kereta api Cibatu - Garut juga diharapkan semakin memaksimalkan potensi wisata di wilayah Garut. Sehingga perekonomian masyarakat Garut akan kembali pulih dan terus meningkat,” pungkasnya.
Baca juga: Polres Garut tangkap anggota ormas yang bentrok rebutan jatah preman
Baca juga: Wagub Uu ingin warga bisa berjualan di rest area Tol Getaci
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
“Untuk jalur Cibatu - Garut, seluruh aspek baik sarana, prasarana, serta SDM, semua telah siap. Namun kami masih berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan setelah dilakukan safety assessment terkait jalur tersebut,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Perayaan Hari Jadi Garut ditunda karena kasus COVID-19 naik
Joni mengatakan, rangkaian uji coba serta trial and run akan terus dilakukan agar dapat segera dilakukan tahapan operasional secara komersial untuk masyarakat umum.
Jalur yang terakhir kali beroperasi pada 1983 tersebut telah ditinjau kesiapannya oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, didampingi Direktur KAI, dan Bupati Garut pada Minggu (13/2).
Dalam hal operasional kereta api, KAI sangat memperhatikan unsur keselamatan. Oleh sebab itu, KAI akan menjalankan jalur Cibatu - Garut setelah mendapatkan izin operasional dari Kementerian Perhubungan.
Ia menyebut, KAI memulai reaktivasi jalur Cibatu - Garut sejak 2018. Di samping jalur kereta api, KAI juga membangun kembali 3 stasiun yang dilewati yaitu Stasiun Pasirjengkol, Wanaraja, dan Garut.
Pada proses reaktivasi ini, KAI tetap menjaga kelestarian aset yang menjadi bagian dari sejarah Kabupaten Garut tersebut. Misalnya pada pembangunan Stasiun Garut, KAI masih menjaga keaslian bentuk bangunannya.
“Untuk mengakomodasi pelanggan dengan jumlah yang lebih besar, KAI juga telah membangun gedung baru yang lebih megah dan modern di Stasiun Garut,” ujarnya.
Baca juga: Kelahiran domba abnormal di Garut bisa akibat perkawinan sedarah
Guna menunjang kenyamanan pelanggan, Stasiun Garut dilengkapi dengan ruang VIP, ruang laktasi, pos kesehatan, ruang keamanan, area bermain anak, masjid, dan fasilitas lainnya.
Sebelumnya, KAI juga telah meresmikan Masjid Al-fattah yang didirikan di Stasiun Cibatu pada April 2021. Masjid ini dibangun dengan total luas 4.858 m2 dan dapat menampung hingga 1.150 orang.
Masjid yang memiliki menara setinggi 30 meter ini dilengkapi dengan fasilitas pedestrian, taman, serta kamar mandi.
Dalam waktu dekat, Jalur Cibatu-Garut akan memberikan konektivitas bagi masyarakat Garut untuk menuju Bandung atau Jakarta dan sebaliknya.
Baca juga: Wagub Jawa Barat harap pembangunan Jalan Tol Getaci lebih cepat
Kata Joni, hadirnya transportasi KA di Garut akan memberikan layanan yang nyaman dan tepat waktu bagi masyarakat.
“Reaktivasi jalur kereta api Cibatu - Garut juga diharapkan semakin memaksimalkan potensi wisata di wilayah Garut. Sehingga perekonomian masyarakat Garut akan kembali pulih dan terus meningkat,” pungkasnya.
Baca juga: Polres Garut tangkap anggota ormas yang bentrok rebutan jatah preman
Baca juga: Wagub Uu ingin warga bisa berjualan di rest area Tol Getaci
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022