Pemerintah Provinsi Jawa Barat meningkatkan kesiagaan menghadapi dampak penularan virus corona tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 atau Omicron di wilayahnya.
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan bahwa peningkatan kewaspadaan dilakukan karena indikator peningkatan kasus COVID-19 seperti tingkat keterisian tempat tidur pasien (Bed Occupancy Rate/BOR) di rumah sakit di wilayah Jawa Barat sudah mulai naik.
Baca juga: Terkait Omicron, DPMD Jabar aktifkan tempat isolasi terpadu di desa
"BOR juga sudah mulai naik yang tadinya dua persen sekarang sudah hampir delapan persen," katanya di Plaza Taman Hutan Rakyat Ir H Djuanda Bandung, Selasa.
"Terkait Omicron ini masih merangkak naik walaupun relatif terprediksi. Jadi mengindikasikan sekarang kita sedang 'lampu kuning' di Jabar. Maka persiapan seperti (pada masa penularan virus corona varian) Delta dulu sedang kita hidupkan lagi," katanya.
Menurut dia, episentrum penularan Omicron di kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) umumnya berdekatan dengan pintu kedatangan warga dari luar negeri.
"Jadi ngumpul kasus banyak di situ Jabodetabek, sehingga ketika ada penurunan juga dari situ. Termasuk yang di Kabupaten Bandung, itu si suaminya datang dari luar negeri, karantina, sembuh, dan ketika pulang ke rumahnya di Kabupaten Bandung ternyata muncul lagi, kan begitu," katanya.
Baca juga: Garut siapkan ruang isolasi antisipasi lonjakan kasus Omicron
Ia menambahkan bahwa di wilayah Jawa Barat kasus infeksi Omicron paling banyak ada di daerah Depok dan Bekasi.
Dalam upaya meningkatkan kesiagaan menghadapi dampak penularan Omicron, ia mengatakan, pemerintah provinsi sudah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung penanganan pasien COVID-19.
Menurut dia, pemerintah provinsi antara lain menyiapkan fasilitas kesehatan, tempat isolasi bagi pasien COVID-19, serta kelengkapan pendukung penanganan pasien seperti oksigen medis.
Baca juga: Kasus Omicron Jabar penularan lokal bertambah jadi 8 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan bahwa peningkatan kewaspadaan dilakukan karena indikator peningkatan kasus COVID-19 seperti tingkat keterisian tempat tidur pasien (Bed Occupancy Rate/BOR) di rumah sakit di wilayah Jawa Barat sudah mulai naik.
Baca juga: Terkait Omicron, DPMD Jabar aktifkan tempat isolasi terpadu di desa
"BOR juga sudah mulai naik yang tadinya dua persen sekarang sudah hampir delapan persen," katanya di Plaza Taman Hutan Rakyat Ir H Djuanda Bandung, Selasa.
"Terkait Omicron ini masih merangkak naik walaupun relatif terprediksi. Jadi mengindikasikan sekarang kita sedang 'lampu kuning' di Jabar. Maka persiapan seperti (pada masa penularan virus corona varian) Delta dulu sedang kita hidupkan lagi," katanya.
Menurut dia, episentrum penularan Omicron di kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) umumnya berdekatan dengan pintu kedatangan warga dari luar negeri.
"Jadi ngumpul kasus banyak di situ Jabodetabek, sehingga ketika ada penurunan juga dari situ. Termasuk yang di Kabupaten Bandung, itu si suaminya datang dari luar negeri, karantina, sembuh, dan ketika pulang ke rumahnya di Kabupaten Bandung ternyata muncul lagi, kan begitu," katanya.
Baca juga: Garut siapkan ruang isolasi antisipasi lonjakan kasus Omicron
Ia menambahkan bahwa di wilayah Jawa Barat kasus infeksi Omicron paling banyak ada di daerah Depok dan Bekasi.
Dalam upaya meningkatkan kesiagaan menghadapi dampak penularan Omicron, ia mengatakan, pemerintah provinsi sudah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung penanganan pasien COVID-19.
Menurut dia, pemerintah provinsi antara lain menyiapkan fasilitas kesehatan, tempat isolasi bagi pasien COVID-19, serta kelengkapan pendukung penanganan pasien seperti oksigen medis.
Baca juga: Kasus Omicron Jabar penularan lokal bertambah jadi 8 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022