ANTARAJAWABARAT.com, 4/12 - Dinas Perhubungan Kota Bandung berharap pembangunan jembatan layang dan jalan bawah tanah untuk kereta api jalur Padalarang-Rancaekek dapat dilaksanakan awal tahun 2012.
"Hal ini dilakukan untuk mempercepat realisasi sistem transportasi yang terintegrasi di Kota ini," kata Kepala Dishub Kota Bandung, Prijo Soebiandono, di Bandung, Minggu.
Pembangunan itu, lanjut dia, terkait dengan bantuan Rp1,8 triliun dari Perancis, dan dana tersebut masih dirasa kurang untuk bisa merealisasikan program-progran yang telah direncanakannya.
"Kita manfaatkan saja dulu bantuan yang ada, dan bantuan ini tidak perlu ditahan-tahan, apabila memang dananya masih segitu, ya, kita kerjakan dulu yang bisa dimulai," kata Prijo.
Ia mengatakan, pembangunan pertama kali yang bisa dilakukan ialah pembangunan jalur kereta di atas jalur mobil, karena hal itu untuk mengurangi jalur sebidang yang mengganggu lalu lintas.
Dari pertemuan ia dan Wali Kota Bandung dengan Kementrian Perhubungan dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Jumat (2/12), terkait rencana pembangunan jalur tersebut, menurutnya, Kemhub sudah setuju akan rencana itu.
"Hanya memang ada beberapa yang harus direvisi," ujar Prijo.
Dilanjutkannya, revisi yang perlu dilakukan terkait penambahan bantuan dari pihak Perancis,?kalau bisa jangan Rp1,8 triliun, tetapi lebih,? katanya.
Karena revisi itu, Konsultan Perancis dan Bappenas akan kembali melakukan pertemuan, kata Prijo.
"Apabila memungkinkan maka akan ada bantuan tambahan, kemudian Bappenas juga telah menyetujui rencana pembangunan terminal terpadu," tambahnya.
Menurut Prijo, Bappenas menyatakan, pembangunan terminal itu sudah layak untuk ditawarkan kepada investor-investor yang tertarik, bahkan Wali Kota Bandung, Dada Rosada juga menawarkan terminal Cicaheum dan Leuwi Panjang untuk dikelola investor.
"Diharapkan ini cukup berhasil untuk menciptakan terminal terpadu dan menyatu nantinya dengan stasiun kereta," jelas Prijo.
Pquzi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Hal ini dilakukan untuk mempercepat realisasi sistem transportasi yang terintegrasi di Kota ini," kata Kepala Dishub Kota Bandung, Prijo Soebiandono, di Bandung, Minggu.
Pembangunan itu, lanjut dia, terkait dengan bantuan Rp1,8 triliun dari Perancis, dan dana tersebut masih dirasa kurang untuk bisa merealisasikan program-progran yang telah direncanakannya.
"Kita manfaatkan saja dulu bantuan yang ada, dan bantuan ini tidak perlu ditahan-tahan, apabila memang dananya masih segitu, ya, kita kerjakan dulu yang bisa dimulai," kata Prijo.
Ia mengatakan, pembangunan pertama kali yang bisa dilakukan ialah pembangunan jalur kereta di atas jalur mobil, karena hal itu untuk mengurangi jalur sebidang yang mengganggu lalu lintas.
Dari pertemuan ia dan Wali Kota Bandung dengan Kementrian Perhubungan dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Jumat (2/12), terkait rencana pembangunan jalur tersebut, menurutnya, Kemhub sudah setuju akan rencana itu.
"Hanya memang ada beberapa yang harus direvisi," ujar Prijo.
Dilanjutkannya, revisi yang perlu dilakukan terkait penambahan bantuan dari pihak Perancis,?kalau bisa jangan Rp1,8 triliun, tetapi lebih,? katanya.
Karena revisi itu, Konsultan Perancis dan Bappenas akan kembali melakukan pertemuan, kata Prijo.
"Apabila memungkinkan maka akan ada bantuan tambahan, kemudian Bappenas juga telah menyetujui rencana pembangunan terminal terpadu," tambahnya.
Menurut Prijo, Bappenas menyatakan, pembangunan terminal itu sudah layak untuk ditawarkan kepada investor-investor yang tertarik, bahkan Wali Kota Bandung, Dada Rosada juga menawarkan terminal Cicaheum dan Leuwi Panjang untuk dikelola investor.
"Diharapkan ini cukup berhasil untuk menciptakan terminal terpadu dan menyatu nantinya dengan stasiun kereta," jelas Prijo.
Pquzi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011