ANTARAJAWABARAT.com,30/11 - Sebanyak 65 ribu orang pekerja sektor informal di daerah Cirebon, Jawa Barat, masih belum tersentuh jaminan sosial tenaga kerja akibat kurangnya perhatian dari aparat pemerintah setempat.
"Pekerja sektor informal di Cirebon nasibnya masih belum jelas dan mereka terlantar akibat belum mendapatkan jaminan sosial dari pihak terkait, padahal resiko kerja mereka cukup tinggi," kata Herry Susanto Direktur Komunal PT. Jamsostek kepada wartawan di Cirebon, Rabu.
Ia menjelaskan, pekerja sektor informal potensinya cukup besar tinggi dan mereka merupakan warga yang hanya mampu berkarya dan mengurangi beban pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran yang terus meningkat.
Kehadiran pekerja sektor informal masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah, kata dia, buktinya selama ini data diri jumlah mereka oleh pihak terkait belum dicatat, padahal jelas buruh harian lepas juga harus mendapatkan perlakuan sosial yang baik.
Dikatakannya, selama ini pihak yang terkait dengan pekerja sektor informal belum mampu menampung dan mengarahkan mereka.
Pendapatan rata-rata buruh harian lepas berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu jauh dari Upah Minimun Kabupaten Cirebon Rp 956.625 untuk 2012.
Sementara itu Nurul Hadi Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon kepada wartawan di tempat kerjanya, Rabu, menuturkan, selama ini belum ada data dan tidak pernah melakukan pendataan terhadap ribuan tenaga kerja sektor informal.
Ia menjelaskan, data pekerja yang sudah masuk baru pekerja formal jumlahnya kurang dari 40 ribu pekerja tersebar di Kabupaten Cirebon, sementara jumlah pekerja sektor informal masih belum bisa ditentukan kerena tidak didata oleh petugas.
Suharyono salah seorang perwakilan buruh lepas harian Cirebon mengaku, selama ini keberadaan pekerja sektor informal masih belum diperhatikan oleh pemerintah.Harapanya pihak terkait mendukung dan memberikan jaminan sosial bagi mereka.
"Perlindungan jaminan sosial bagi seluruh pekerja informal seperti buruh harian lepas di Kabupaten Cirebon sangat dibutuhkan karena resiko kerja mereka cukup tinggi, namun hingga kini belum ada tanggapan dari pihak terkait," katanya.
Ia menambahkan, penghasilan harian lepas saat ini masih jauh dari harapan karena diperkirakan pendapatan mereka dibawah Upah Minimun Kabupaten, namun bagi mereka yang penting terhindar dari pengangguran karena biaya hidup cukup tinggi.
Ia menjelaskan, buruh harian lepas di Kabupaten Cirebon jumlahnya cukup banyak dan mereka tergabung dalam wadah sopir angkutan umum, pedagang kaki lima, penarik becak yang beresiko tinggi terhadap kecelakaan.***4***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Pekerja sektor informal di Cirebon nasibnya masih belum jelas dan mereka terlantar akibat belum mendapatkan jaminan sosial dari pihak terkait, padahal resiko kerja mereka cukup tinggi," kata Herry Susanto Direktur Komunal PT. Jamsostek kepada wartawan di Cirebon, Rabu.
Ia menjelaskan, pekerja sektor informal potensinya cukup besar tinggi dan mereka merupakan warga yang hanya mampu berkarya dan mengurangi beban pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran yang terus meningkat.
Kehadiran pekerja sektor informal masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah, kata dia, buktinya selama ini data diri jumlah mereka oleh pihak terkait belum dicatat, padahal jelas buruh harian lepas juga harus mendapatkan perlakuan sosial yang baik.
Dikatakannya, selama ini pihak yang terkait dengan pekerja sektor informal belum mampu menampung dan mengarahkan mereka.
Pendapatan rata-rata buruh harian lepas berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu jauh dari Upah Minimun Kabupaten Cirebon Rp 956.625 untuk 2012.
Sementara itu Nurul Hadi Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon kepada wartawan di tempat kerjanya, Rabu, menuturkan, selama ini belum ada data dan tidak pernah melakukan pendataan terhadap ribuan tenaga kerja sektor informal.
Ia menjelaskan, data pekerja yang sudah masuk baru pekerja formal jumlahnya kurang dari 40 ribu pekerja tersebar di Kabupaten Cirebon, sementara jumlah pekerja sektor informal masih belum bisa ditentukan kerena tidak didata oleh petugas.
Suharyono salah seorang perwakilan buruh lepas harian Cirebon mengaku, selama ini keberadaan pekerja sektor informal masih belum diperhatikan oleh pemerintah.Harapanya pihak terkait mendukung dan memberikan jaminan sosial bagi mereka.
"Perlindungan jaminan sosial bagi seluruh pekerja informal seperti buruh harian lepas di Kabupaten Cirebon sangat dibutuhkan karena resiko kerja mereka cukup tinggi, namun hingga kini belum ada tanggapan dari pihak terkait," katanya.
Ia menambahkan, penghasilan harian lepas saat ini masih jauh dari harapan karena diperkirakan pendapatan mereka dibawah Upah Minimun Kabupaten, namun bagi mereka yang penting terhindar dari pengangguran karena biaya hidup cukup tinggi.
Ia menjelaskan, buruh harian lepas di Kabupaten Cirebon jumlahnya cukup banyak dan mereka tergabung dalam wadah sopir angkutan umum, pedagang kaki lima, penarik becak yang beresiko tinggi terhadap kecelakaan.***4***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011