Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengklaim terjadi penurunan angka stunting dari 4.774 kasus menjadi 7.987 kasus pada tahun 20021, namun penanganan bersama lintas dinas tetap dilakukan sehingga angka stunting terus menurun dan hilang di Cianjur.

Bupati Cianjur, Herman Suherman di Cianjur, Jumat mengatakan penurunan angka stunting merupakan hasil kerja keras tim Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang terus melakukan pengecekan dan pemeriksaan di setiap kecamatan.

Baca juga: Anak penderita stunting di Cianjur tinggal 7.987 orang

"Berkat kerja keras kader posyandu dan juga instansi terkait, angka stunting di Cianjur terus menurun, dari angka 12.761 pada 2020 menjadi 7.987 di tahun 2021," katanya.

Namun pihaknya menilai, hingga saat ini, masih banyak persoalan yang harus ditangani dalam menekan angka stunting di Cianjur, selain faktor ekonomi karena pandemi, termasuk kesehatan ibu hamil yang menjadi prioritas utama ditangani kader posyandu.

Untuk menekan angka tersebut, merupakan tugas bersama, tidak hanya lintas dinas, namun berbagai kalangan hingga ke pelosok. Bahkan pihaknya akan melakukan pembinaan dan pelatihan bagi warga untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan, temasuk memberikan pelayanan khusus untuk ibu hamil dan balita.
"Balita serta manula juga menjadi prioritas utama kader posyandu. Kami sudah membuat agenda bersama dalam penanganan stunting di Cianjur sehingga tidak hanya mengandalkan dari dinas, mulai dari PKK, Dinkes, kecamatan hingga desa," katanya.

Ia menambahkan, untuk mewujudkan Cianjur, bebas stunting, pihaknya berharap semua pihak ikut serta bersama-sama memberikan bantuan di tempat tinggalnya."Ini menjadi tugas bersama, jangan sampai kita mengabaikan kalau melihat ada kasus stunting di sekitar kita," katanya.

Baca juga: Pemkab Cianjur libatkan semua dinas tangani "stunting"

Baca juga: Cianjur target kasus kekerdilan pada anak turun hingga 27 persen

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022