ANTARAJAWABARAT.com, 19/11 - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat , Jawa Barat, meminta seluruh daerah yang ada di kawasan cekungan Bandung dapat membuat skema mitigasi bersama secara terpadu.

Aktifitas patahan sesar Lembang apabila benar-benar menimbulkan gempa dan berdampak pada lingkungan di Kawasan Bandung Utara, maka 1,7 juta orang yang berada di administrasi pemerintah Kota Cimahi dan Kota Bandung juga juga terkena imbasnya, kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD KBB Dani Prianto Hadi kepada wartawan, Sabtu.

"Korban jiwa akan banyak terjadi di wilayah-wilayah permukiman padat dan permukukaman yang rumahnya tidak didesain tahan gempa. Saya kira sudah waktunya skema mitigasi bencana ini dilakukan oleh daerah yang ada di KBU dibawah koordinasi BPBD Jawa Barat," ujarnya.

Menurutnya, bila aktifitas patahan sesar lembang ini terjadi menimbulkan gempa dan berdampak pada lingkungan disekitarnya, BPBD KBB hanya berkepentingan untuk menyelamatkan 325 ribu nyawa manusia yang tinggal dikawasan sesar Lembang saja. Persoalannya, semua pihak harus mengantisipasi dampak gempa yang kemungkinan besar terjadi di daerah sekitarnya.

Para pakar geologi pernah menyampaikan, bahwa dampaknya ternyata tidak hanya di Kawasan Bandung Utara saja, ini dapat berdampak pada cekungan bandung. Ada 8 juta orang yang tinggal dicekungan Bandung, 1,5 juta tinggal di KBB, dan 6,5juta lainnya tinggal di Kota Bandung, Kota cimahi, dan Kab Bandung.

Persoalan bahwa prediksi kejadian bencana tidak jatuh tempo pada tahun ini ataupun pada tahun depan, karena perhitungan geologi itu adalah siklus (ada 500 tahunan, 2000 tahunan, juga 10.000 tahunan), sehingga akurasi perhitungannya bisa meleset puluhan tahun.

Setidaknya masyarakat sudah siap dan sudah dilatih untuk dapat melakukan evakuasi mandiri. Sehingga resiko kerugian materi dan nyawa manusia dapat diminimalisir.

"Selain itu, kita juga minta warga ikut mengamati beberapa tanda sebelum terjadinya longsor. Sebenarnya kalau kita mau mengamati barang beberapa menit, boleh jadi akan menghindarkan kita dari ancaman. Karena biasanya tanah sebelum bergerak akan memberi tanda terlebih dahulu," katanya.

Disebutkannya, beberapa tanda sebelum terjadi longsor diantaranya terlihat adanya retakan tanah pada sekitar puncak lereng, apalagi setelah hujan deras terus menerus di atas dua jam.

Adanya retakan pada dinding tebing, bahkan kadang ada sedikit longsoran, tanaman, tiang atau apapun yang berdiri di tebing di atas lereng akan terlihat miring.

"Kalau tanda-tanda itu muncul, jangan ragu untuk mengambil tindakan secepatnya. Sampaikan pada masyarakat sekitar, kalau perlu lakukan penanganan dengan cara bergotong royong. Lapor juga ke aparat setempat," ujarnya.

Sedangkan untuk menanggulangi ancaman gerakan tanah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan dengan berupaya mengurangi beban di puncak lereng seperti memperkecil sudut lereng dengan mengupas atau memotong lereng, membuat anak anak tangga terasering.


hedi

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011