Agung Mulyawan Track Club (AMTC) menyelenggarakan perlombaan lari jarak jauh bertajuk Pangalengan Track Race sebagai ajang pencarian bibit atlet potensial yang bakal bergulir di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/12).
Tak kurang dari 200 peserta bakal bersaing pada lima nomor perlombaan. Tiga di antaranya untuk pelajar yakni 3.000m track untuk siswa SMA sederajat, 1.500m track untuk siswa SMP sederajat, dan 800m track untuk siswa yang masih duduk di bangku SD sederajat.
Baca juga: Mimpi dan prestasi adalah hak tiap anak bangsa, termasuk putra putri Pangalengan
Sementara dua nomor lainnya terbuka untuk umum yakni 5K cross country dan 3.000 jalan cepat. AMTC adalah salah satu klub yang konsisten dalam perekrutan dan pembinaan atlet.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Pusat Marciano Norman belum lama ini, melakukan kunjungan di klub lari yang kegiatannya dilakukan di kawasan perkebunan teh Pangalengan tersebut.
Marciano mengapresiasi dan menurutnya, mencari calon atlet memang harus menjangkau hingga ke daerah, bukan hanya di perkotaan.
"Saya harus menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya karena atlet-atlet besar lahir dari usaha seperti ini,” kata Marciano dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Baca juga: Bupati Bandung bangga peraih emas pertama Jawa Barat atlet dari Pangalengan
AMTC terus merekrut serta melatih puluhan atlet usia dini yang berasal dari warga di sekitar perkebunan teh Malabar Pangalengan.
Atlet-atlet tersebut dibina secara mandiri dengan dukungan donatur. Salah satu donatur yang hadir ketika Ketum KONI Pusat berkunjung, ialah Faiz dari Cerita Lari.
Faiz menyampaikan alasannya memberikan dukungan kepada pembinaan atlet usia dini karena terpanggil hatinya untuk kebanggaan Merah Putih.
Tak mudah untuk merekrut atlet usia dini karena sebagian orang tua kerap memandang sebelah mata masa depan atlet. Hal itu diakui oleh salah seorang atlet putri, Ai Kusmiati yang semula tidak mendapat restu dari orang tuanya.
Namun setelah membuktikan dengan prestasi, ia kini mendapat dukungan bahkan menjadi kebanggaan keluarga. Salah satunya menempati podium ketiga di kelas half marathon dalam ajang Pocari Sweat Run 2019 di Banding dengan catatan waktu 1 jam 35,49 detik.
Sekadar informasi, Pangalengan sejak medio 1980-an memang dijadikan lokasi pemusatan latihan untuk atlet nasional untuk nomor jarak jauh dan menengah. Agung Mulyawan pendiri AMTC ingin atlet yang berasal dari warga sekitar pun hadir. Untuk itu, dia mendirikan klub lari tersebut dan kerap menggelar kejuaraan lari.
Menurut Agung Mulyawan pendiri AMTC, secara topografi area Pangalengan memang memiliki keunggulan bukan saja karena ketinggiannya, tapi banyaknya keberadaan perkebunan teh yang bisa dijadikan rute lari tanpa harus mengubah apa pun.
Adapun melihat pembinaan yang dilakukan AMTC, Marciano mengatakan mereka yang dibina merupakan masa depan bangsa. "Ini calon atlet kita yang nantinya juga akan mengharumkan nama bangsa dan negara. Apa yang dikerjakan oleh Coach Agung ini adalah hal yang menginspirasi kita semua,” katanya.
Baca juga: Luhut sampaikan rencana bangun stadion atletik di Pangalengan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Tak kurang dari 200 peserta bakal bersaing pada lima nomor perlombaan. Tiga di antaranya untuk pelajar yakni 3.000m track untuk siswa SMA sederajat, 1.500m track untuk siswa SMP sederajat, dan 800m track untuk siswa yang masih duduk di bangku SD sederajat.
Baca juga: Mimpi dan prestasi adalah hak tiap anak bangsa, termasuk putra putri Pangalengan
Sementara dua nomor lainnya terbuka untuk umum yakni 5K cross country dan 3.000 jalan cepat. AMTC adalah salah satu klub yang konsisten dalam perekrutan dan pembinaan atlet.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Pusat Marciano Norman belum lama ini, melakukan kunjungan di klub lari yang kegiatannya dilakukan di kawasan perkebunan teh Pangalengan tersebut.
Marciano mengapresiasi dan menurutnya, mencari calon atlet memang harus menjangkau hingga ke daerah, bukan hanya di perkotaan.
"Saya harus menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya karena atlet-atlet besar lahir dari usaha seperti ini,” kata Marciano dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Baca juga: Bupati Bandung bangga peraih emas pertama Jawa Barat atlet dari Pangalengan
AMTC terus merekrut serta melatih puluhan atlet usia dini yang berasal dari warga di sekitar perkebunan teh Malabar Pangalengan.
Atlet-atlet tersebut dibina secara mandiri dengan dukungan donatur. Salah satu donatur yang hadir ketika Ketum KONI Pusat berkunjung, ialah Faiz dari Cerita Lari.
Faiz menyampaikan alasannya memberikan dukungan kepada pembinaan atlet usia dini karena terpanggil hatinya untuk kebanggaan Merah Putih.
Tak mudah untuk merekrut atlet usia dini karena sebagian orang tua kerap memandang sebelah mata masa depan atlet. Hal itu diakui oleh salah seorang atlet putri, Ai Kusmiati yang semula tidak mendapat restu dari orang tuanya.
Namun setelah membuktikan dengan prestasi, ia kini mendapat dukungan bahkan menjadi kebanggaan keluarga. Salah satunya menempati podium ketiga di kelas half marathon dalam ajang Pocari Sweat Run 2019 di Banding dengan catatan waktu 1 jam 35,49 detik.
Sekadar informasi, Pangalengan sejak medio 1980-an memang dijadikan lokasi pemusatan latihan untuk atlet nasional untuk nomor jarak jauh dan menengah. Agung Mulyawan pendiri AMTC ingin atlet yang berasal dari warga sekitar pun hadir. Untuk itu, dia mendirikan klub lari tersebut dan kerap menggelar kejuaraan lari.
Menurut Agung Mulyawan pendiri AMTC, secara topografi area Pangalengan memang memiliki keunggulan bukan saja karena ketinggiannya, tapi banyaknya keberadaan perkebunan teh yang bisa dijadikan rute lari tanpa harus mengubah apa pun.
Adapun melihat pembinaan yang dilakukan AMTC, Marciano mengatakan mereka yang dibina merupakan masa depan bangsa. "Ini calon atlet kita yang nantinya juga akan mengharumkan nama bangsa dan negara. Apa yang dikerjakan oleh Coach Agung ini adalah hal yang menginspirasi kita semua,” katanya.
Baca juga: Luhut sampaikan rencana bangun stadion atletik di Pangalengan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021