ANTARAJAWABARAT.com, 14/10 - Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menerima laporan bahwa ratusan jaring nelayan di perairan Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, terkena limbah minyak mentah yang mencemari perairan Cemarajaya.

"Laporan itu sudah kami terima dari Pokmaswas (Kelompok Pengawas Masyarakat) Perairan Cemarajaya beberapa waktu lalu," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Pengandalian Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Karawang, Andina Pane, di Karawang, Kamis.

Dikatakannya, dalam laporan tersebut, Pokmaswas Cemarajaya menyampaikan terdapat 170 alat tangkap ikan atau jaring ikan milik 53 nelayan setempat terkena limbah minyak mentah di perairan Cemajaya. Akibat terkena limbah minyak mentah tersebut, jaring nelayan menjadi lengket dan sulit untuk digunakan menangkap ikan.

Walaupun minyak mentah yang mencemari perairan Cemarajaya itu sudah terjadi sekitar sebulan lalu, namun hingga kini Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Karawang baru menerima laporan ratusan nelayan yang terkena minyak mentah. Untuk dampak lain dari pencemaran laut tersebut belum diterima.

"Kalaupun ada informasi tambak di sekitar Desa Cemarajaya yang tercemar minyak mentah akibat perairan Cemarajaya yang tercemar, itu baru laporan lisan saja. Kalau laporan resmi mengenai hal itu belum kami terima. Jadi, perlu pengecekan lapangan lebih lanjut mengenai hal itu," kata Andina.

Sementara itu, beberapa pekan terakhir, sejumlah petugas dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Karawang melakukan peninjauan langsung ke pantai Cemarajaya terkait adanya indikasi pencemaran laut yang diduga akibat tumpahan minyak mentah di garis pantai wilayah tersebut.

Dari peninjauan tersebut, petugas kemudian mengumpulkan sekitar 1.300 kantong atau karung berisi pasir yang tercemar minyak mentah untuk dilakukan uji laboratorium.

Saat ini, BPLHD Karawang bersama Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan setempat tengah bekerja sama dalam mengatasi permasalahan adanya indikasi pencemaran minyak mentah di perairan Cemarajaya tersebut.

Ali K

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011