Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, meningkatkan kepemilikan saham di Bank Jabar Banten (BJB) menjadi sebesar 2,06 persen atau bernilai sekitar Rp85 miliar.
"Sebelumnya sahamnya di angka satu persenan dan dividen tahun lalu yang dibelikan saham sekitar Rp19 miliar," ungkap Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan di Cibinong, Bogor, Senin.
Menurut dia, sebelum memutuskan meningkatkan saham, Pemkab Bogor memiliki dua pilihan, yaitu mengambil dividen senilai Rp19 miliar atau kembali membeli saham.
"Dividen kan setiap tahun ada dan dengan beberapa pertimbangan dividen itu kita belikan saham. Karena dari pembelian saham tersebut ada keuntungannya juga," kata Iwan.
Saat ini, pemilik saham dominan di BJB yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar 38 persen, disusul Kabupaten Bandung sekitar tujuh persen, kemudian Banten lima persen dan Kabupaten Bogor sebesar 2,06 persen, sedangkan sisa sahamnya dibagi oleh kota/kabupaten di Jawa Barat.
Iwan menyebutkan, jika saham Kabupaten Bogor mencapai lima atau tujuh persen, maka ke depannya Kabupaten Bogor bisa memiliki hak untuk menentukan komisaris.
Namun, ia mengakui hal tersebut cukup berat dilakukan, karena setiap Kabupaten Bogor menambah sahamnya di BJB, beberapa daerah lainnya pun ikut melakukan hal yang sama.
Selain itu, melalui pembelian saham tersebut, Iwan menjelaskan keuntungan yang didapat selain finansial, yaitu prestise dan eksistensi. Kabupaten Bogor saat ini bertengger di peringkat kedua di Jawa Barat.
"Jika seluruh saham tersebut dikonversikan ke rupiah itu nilainya bisa mencapai sekitar Rp85 miliar dan itu cukup besar dibandingkan kota dan kabupaten lainnya," kata politisi Partai Gerindra itu.
Pembelian saham tersebut sudah dijadikan Peraturan Daerah (Perda) bersama DPRD Kabupaten Bogor dan tertuang dalam bentuk penyertaan modal kepada BJB.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Sebelumnya sahamnya di angka satu persenan dan dividen tahun lalu yang dibelikan saham sekitar Rp19 miliar," ungkap Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan di Cibinong, Bogor, Senin.
Menurut dia, sebelum memutuskan meningkatkan saham, Pemkab Bogor memiliki dua pilihan, yaitu mengambil dividen senilai Rp19 miliar atau kembali membeli saham.
"Dividen kan setiap tahun ada dan dengan beberapa pertimbangan dividen itu kita belikan saham. Karena dari pembelian saham tersebut ada keuntungannya juga," kata Iwan.
Saat ini, pemilik saham dominan di BJB yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar 38 persen, disusul Kabupaten Bandung sekitar tujuh persen, kemudian Banten lima persen dan Kabupaten Bogor sebesar 2,06 persen, sedangkan sisa sahamnya dibagi oleh kota/kabupaten di Jawa Barat.
Iwan menyebutkan, jika saham Kabupaten Bogor mencapai lima atau tujuh persen, maka ke depannya Kabupaten Bogor bisa memiliki hak untuk menentukan komisaris.
Namun, ia mengakui hal tersebut cukup berat dilakukan, karena setiap Kabupaten Bogor menambah sahamnya di BJB, beberapa daerah lainnya pun ikut melakukan hal yang sama.
Selain itu, melalui pembelian saham tersebut, Iwan menjelaskan keuntungan yang didapat selain finansial, yaitu prestise dan eksistensi. Kabupaten Bogor saat ini bertengger di peringkat kedua di Jawa Barat.
"Jika seluruh saham tersebut dikonversikan ke rupiah itu nilainya bisa mencapai sekitar Rp85 miliar dan itu cukup besar dibandingkan kota dan kabupaten lainnya," kata politisi Partai Gerindra itu.
Pembelian saham tersebut sudah dijadikan Peraturan Daerah (Perda) bersama DPRD Kabupaten Bogor dan tertuang dalam bentuk penyertaan modal kepada BJB.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021