Kementerian Kesehatan RI sedang mempersiapkan 5 juta keanggotaan organisasi gerakan Pramuka Indonesia sebagai tenaga kesehatan cadangan dalam menghadapi wabah di masa depan.

"Yang perlu kita siapkan adalah infrastruktur menghadapi bencana. Terutama yang saya siapkan orang-orangnya. Kita sekarang kekurangan vaksinator, tenaga tracer. Saya sedang siapkan tenaga kesehatan cadangan," kata Budi Gunadi Sadikin saat menjadi pembicara dalam Ganesha Policy Podcast Ep.1: "BGS, Kapan COVID-19 Berakhir?" yang diikuti dari YouTube Ikatan Alumni ITB di Jakarta, Rabu sore.

Baca juga: Pemkab Garut terjunkan Pramuka bantu sukseskan vaksinasi

Budi mengatakan tenaga kesehatan cadangan akan berperan saat Indonesia berperang melawan wabah virus maupun kejadian bencana alam.

Ia mengatakan organisasi Pramuka Indonesia menjadi salah satu perkumpulan masyarakat yang potensial mengemban tugas sebagai tenaga kesehatan. "(Keanggotaan) Pramuka ada 5 juta orang. Kalau penggalang dan penegak ada 1 juta orang," tuturnya.
Budi mengatakan sistem ketahanan kesehatan merupakan salah satu program reformasi yang sedang diupayakan pemerintah, termasuk persiapan menghadapi bencana.

Baca juga: Bupati Purwakarta sebut 200 anggota Pramuka jadi Tim Tracer COVID-19

Peran tenaga kesehatan perlu dipersiapkan pada saat terjadi bencana yang menewaskan masyarakat sipil, di antaranya wabah, perang fisik hingga bencana alam, ucap Budi menambahkan.

"Bencana COVID-19 korbannya ratusan ribu, bencana alam tsunami Aceh lebih besar. Di Indonesia (korban) paling banyak justru bencana alam," ujarnya.

Menurut Budi Kemenkes akan menambah kompetensi anggota Pramuka dalam membantu tenaga kesehatan menghadapi wabah. "Saya suka mengumpulkan tanda kecakapan khusus, misalnya, bisa menyuntik, bisa testing. Jadi setiap waktu saya punya tenaga cadangan," katanya.

Baca juga: Pramuka di Kota Bogor bergabung dengan Satgas COVID-19

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021