Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta pemerintah kabupaten (pemkab) setempat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi masuknya varian baru Virus Corona B.1.1.529 atau yang dikenal dengan varian Omicron asal Afrika Selatan dan telah terdeteksi muncul di beberapa negara Eropa.
Wakil Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Masrikoh di Cikarang, Selasa mengatakan pemerintah daerah menerima instruksi dari Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan meski jenis varian ini masih terus diteliti lebih dalam.
Baca juga: Komite Penanganan COVID-19 Bekasi imbau warga tetap disiplin prokes
"Pada dasarnya arahan Kemenkes tidak jauh berbeda seperti saat varian COVID-19 baru yang sebelummnya pernah terdeteksi muncul di Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan peningkatan kewaspadaan itu juga disertai upaya percepatan laju vaksinasi, terutama bagi masyarakat yang sama sekali belum mendapatkan vaksinasi dosis pertama.
Vaksinasi COVID-19, kata dia, bisa sangat membantu seseorang agar terhindar dari penularan virus corona. "Karena ditularkan oleh virus jadi memang mau tidak mau harus divaksinasi. Apalagi bagi yang belum diimbau untuk segera didata oleh perangkat desa atau lurah," katanya.
Masyarakat juga diminta untuk tidak lengah menerapkan protokol kesehatan 5M saat menjalankan aktivitas serta mematuhi kebijakan pemerintah terkait mobilitas saat libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Baca juga: Polres Bekasi tingkatkan operasi yustisi antisipasi gelombang ketiga COVID-19
"Nanti saat PPKM Level 3 diterapkan pas libur Nataru, harus betul-betul diperhatikan sehingga potensi penularan terhadap COVID-19 maupun varian baru Omicron bisa diminimalisir," kata Masrikoh.
Dilansir dari laman Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi pada Selasa (30/11) ini, dari total target vaksinasi sebanyak 2.417.794 jiwa, jumlah masyarakat yang telah divaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 1.777.183 orang atau 73,50 persen sedangkan dosis kedua sebanyak 1.410.380 orang atau 58,33 persen.
Baca juga: Pemkab Bekasi siagakan isolasi terpusat antisipasi gelombang tiga COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Wakil Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Masrikoh di Cikarang, Selasa mengatakan pemerintah daerah menerima instruksi dari Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan meski jenis varian ini masih terus diteliti lebih dalam.
Baca juga: Komite Penanganan COVID-19 Bekasi imbau warga tetap disiplin prokes
"Pada dasarnya arahan Kemenkes tidak jauh berbeda seperti saat varian COVID-19 baru yang sebelummnya pernah terdeteksi muncul di Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan peningkatan kewaspadaan itu juga disertai upaya percepatan laju vaksinasi, terutama bagi masyarakat yang sama sekali belum mendapatkan vaksinasi dosis pertama.
Vaksinasi COVID-19, kata dia, bisa sangat membantu seseorang agar terhindar dari penularan virus corona. "Karena ditularkan oleh virus jadi memang mau tidak mau harus divaksinasi. Apalagi bagi yang belum diimbau untuk segera didata oleh perangkat desa atau lurah," katanya.
Masyarakat juga diminta untuk tidak lengah menerapkan protokol kesehatan 5M saat menjalankan aktivitas serta mematuhi kebijakan pemerintah terkait mobilitas saat libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Baca juga: Polres Bekasi tingkatkan operasi yustisi antisipasi gelombang ketiga COVID-19
"Nanti saat PPKM Level 3 diterapkan pas libur Nataru, harus betul-betul diperhatikan sehingga potensi penularan terhadap COVID-19 maupun varian baru Omicron bisa diminimalisir," kata Masrikoh.
Dilansir dari laman Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi pada Selasa (30/11) ini, dari total target vaksinasi sebanyak 2.417.794 jiwa, jumlah masyarakat yang telah divaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 1.777.183 orang atau 73,50 persen sedangkan dosis kedua sebanyak 1.410.380 orang atau 58,33 persen.
Baca juga: Pemkab Bekasi siagakan isolasi terpusat antisipasi gelombang tiga COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021