Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wikrama Kota Bogor, Jawa Barat, kembali menorehkan prestasi, yakni ditetapkan menjadi pelaksana Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK).
"Kami telah menerima salinan keputusan mengenai penetapan SMK Wikrama sebagai salah satu pelaksana program pusat keunggulan itu dari Dirjen Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek," kata Kepala SMK Wikrama Iin Mulyani, S.Si di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: SMK WIKRAMA BOGOR REBOISASI KAWASAN SUNGAI CIBALOK
Ia menjelaskan penetapan tersebut berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Nomor 22/D/O/2021 yang ditandatangani Dirjen Wikan Sakarinto pada 20 April 2021 di Jakarta.
Menurut dia setelah SMK Wikrama Bogor ditetapkan dan menjalankan program SMK PK pada 2021 ini, banyak program lanjutan yang ditetapkan berdasarkan hasil dari analisis SWOT yang ada di lingkungan sekolah.
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Ia menjelaskan salah satu fokus program yang dijalankan di SMK Wikrama adalah dari sisi pembelajaran, di mana program SMK PK ini mengusung kurikulum paradigma baru.
Pembelajaran paradigma baru, katanya, adalah pembelajaran dengan penguatan "soft skill" dan Project Based Learning (PBL) agar terjadi "link and match" antara SMK dan industri.
Baca juga: Pemkab Bogor libatkan SMK untuk bangkitkan perekonomian
Dengan demikian, kata dia, pembelajaran bisa lebih mendalam dan memungkinkan terjadinya kegiatan inkuiri -- proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan -- yang membangun kompetensi dan kemampuan bernalar kritis serta berpikir kreatif yang dinilai penting di abad 21.
Setelah menjalankan program SMK PK, menurut dia, SMK Wikrama menyadari betul bahwa dalam proses pelaksanaan pmbelajaran juga harus didukung dengan penggunaan teknologi yang "update" dan relevan, sesuai dengan teknologi yang digunakan dunia industri dan sudah dikenal oleh peserta didik.
Karena itu, berbagai aplikasi pembelajaran akan ditingkatkan, seperti penggunaan media sosial sebagai bagian dari pembelajaran, kemudian dalam pengelolaan manajemen sekolah, sesuai informasi dari industri untuk mengelola sebuah lembaga dengan dibantu aplikasi-aplikasi yang berbasis teknologo informasi (TI).
"Kemudian kami melanjutkan pembelajaran berbasis proyek, yang akan dioptimalkan sesuai dengan pesanan dari industri/perusahaan yang bermitra dengan SMK Wikrama," katanya.
Di bidang lain, katanya, SMK Wikrama juga sedang melaksanakan program sistem penelusuran alumni berbasis TI, yang memang menjadi program Kemdikbudristek, khususnya Direktorat Jenderal Vokasi melalui program "Tracer Study".
Baca juga: Indocement edukasi siswa SMK di Bogor teknik dasar sepeda motor
Selain itu, salah satu upaya membangun ekosistem sekolah yang menyenangkan, SMK Wikrama akan melanjutkan program anti-perundungan (bulliying) dan program sekolah ramah anak.
"Serta menjalankan proyek yang disebut Profil Pelajar Pancasila sesuai yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek," demikian Iin Mulyani.
Baca juga: Wali Kota Bogor temukan siswa SMP dan SMK tak bisa ikuti PJJ
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami telah menerima salinan keputusan mengenai penetapan SMK Wikrama sebagai salah satu pelaksana program pusat keunggulan itu dari Dirjen Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek," kata Kepala SMK Wikrama Iin Mulyani, S.Si di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: SMK WIKRAMA BOGOR REBOISASI KAWASAN SUNGAI CIBALOK
Ia menjelaskan penetapan tersebut berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Nomor 22/D/O/2021 yang ditandatangani Dirjen Wikan Sakarinto pada 20 April 2021 di Jakarta.
Menurut dia setelah SMK Wikrama Bogor ditetapkan dan menjalankan program SMK PK pada 2021 ini, banyak program lanjutan yang ditetapkan berdasarkan hasil dari analisis SWOT yang ada di lingkungan sekolah.
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Ia menjelaskan salah satu fokus program yang dijalankan di SMK Wikrama adalah dari sisi pembelajaran, di mana program SMK PK ini mengusung kurikulum paradigma baru.
Pembelajaran paradigma baru, katanya, adalah pembelajaran dengan penguatan "soft skill" dan Project Based Learning (PBL) agar terjadi "link and match" antara SMK dan industri.
Baca juga: Pemkab Bogor libatkan SMK untuk bangkitkan perekonomian
Dengan demikian, kata dia, pembelajaran bisa lebih mendalam dan memungkinkan terjadinya kegiatan inkuiri -- proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan -- yang membangun kompetensi dan kemampuan bernalar kritis serta berpikir kreatif yang dinilai penting di abad 21.
Setelah menjalankan program SMK PK, menurut dia, SMK Wikrama menyadari betul bahwa dalam proses pelaksanaan pmbelajaran juga harus didukung dengan penggunaan teknologi yang "update" dan relevan, sesuai dengan teknologi yang digunakan dunia industri dan sudah dikenal oleh peserta didik.
Karena itu, berbagai aplikasi pembelajaran akan ditingkatkan, seperti penggunaan media sosial sebagai bagian dari pembelajaran, kemudian dalam pengelolaan manajemen sekolah, sesuai informasi dari industri untuk mengelola sebuah lembaga dengan dibantu aplikasi-aplikasi yang berbasis teknologo informasi (TI).
"Kemudian kami melanjutkan pembelajaran berbasis proyek, yang akan dioptimalkan sesuai dengan pesanan dari industri/perusahaan yang bermitra dengan SMK Wikrama," katanya.
Di bidang lain, katanya, SMK Wikrama juga sedang melaksanakan program sistem penelusuran alumni berbasis TI, yang memang menjadi program Kemdikbudristek, khususnya Direktorat Jenderal Vokasi melalui program "Tracer Study".
Baca juga: Indocement edukasi siswa SMK di Bogor teknik dasar sepeda motor
Selain itu, salah satu upaya membangun ekosistem sekolah yang menyenangkan, SMK Wikrama akan melanjutkan program anti-perundungan (bulliying) dan program sekolah ramah anak.
"Serta menjalankan proyek yang disebut Profil Pelajar Pancasila sesuai yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek," demikian Iin Mulyani.
Baca juga: Wali Kota Bogor temukan siswa SMP dan SMK tak bisa ikuti PJJ
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021