Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana meminta masyarakat agar mengoptimalkan pemilahan sampah sejak di tempat penampungan sementara (TPS) sampah sehingga hanya sedikit yang terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Menurutnya pemilahan tersebut dapat mengurangi beberapa persen angkutan sampah ke TPA. Sehingga, menurutnya, sampah yang terbawa ke TPA hanyalah residu yang tidak bisa diolah.
"Kita coba di TPS itu sekian persen selesai lah. Jadi sedikit sekali yang harus terangkut, ya mudah-mudahan tinggal residu yang terangkut ke TPA," kata Yana di Cimahi, Jawa Barat, Senin.
Yana mengatakan masyarakat bisa memilah sampah organik maupun anorganik. Karena, kata dia, dua kategori sampah itu masih berpotensi memiliki nilai ekonomis.
"Di TPS nanti sampah itu diolah berdasarkan klasifikasinya, jadi ada sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis ya didaur ulang, ada sampah yang organik apakah bisa jadi kompos atau jadi maggot," kata dia.
Di samping itu, upaya meminimalisir angkutan sampah sejak dari TPS itu menurutnya berguna untuk mengantisipasi jika adanya gangguan pengangkutan sampah ke TPA seperti yang beberapa waktu lalu terjadi di TPA Sarimukti.
"Karena kita juga ngak pernag bayangkan tiba-tiba beberapa waktu lalu ada masalah di TPA-nya, ternyata kita bingung juga," kata Yana.
Adapun ia memastikan kini alur pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti sudah berangsur kembali normal meski ada penyesuaian jadwal operasional.
"Sekarang sudah kembali normal, mudah-mudahan ritase kita bisa menormalkan kembali ya, menuju normal lah," kata dia.
Baca juga: Pemkot Bandung ajak warga cari cara mengelola sampah sejak dari hulu
Baca juga: Kota Bandung raih penghargaan dari KLHK soal sampah
Baca juga: Aplikasi "Greeny" bantu atasi persoalan sampah di Kota Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Menurutnya pemilahan tersebut dapat mengurangi beberapa persen angkutan sampah ke TPA. Sehingga, menurutnya, sampah yang terbawa ke TPA hanyalah residu yang tidak bisa diolah.
"Kita coba di TPS itu sekian persen selesai lah. Jadi sedikit sekali yang harus terangkut, ya mudah-mudahan tinggal residu yang terangkut ke TPA," kata Yana di Cimahi, Jawa Barat, Senin.
Yana mengatakan masyarakat bisa memilah sampah organik maupun anorganik. Karena, kata dia, dua kategori sampah itu masih berpotensi memiliki nilai ekonomis.
"Di TPS nanti sampah itu diolah berdasarkan klasifikasinya, jadi ada sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis ya didaur ulang, ada sampah yang organik apakah bisa jadi kompos atau jadi maggot," kata dia.
Di samping itu, upaya meminimalisir angkutan sampah sejak dari TPS itu menurutnya berguna untuk mengantisipasi jika adanya gangguan pengangkutan sampah ke TPA seperti yang beberapa waktu lalu terjadi di TPA Sarimukti.
"Karena kita juga ngak pernag bayangkan tiba-tiba beberapa waktu lalu ada masalah di TPA-nya, ternyata kita bingung juga," kata Yana.
Adapun ia memastikan kini alur pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti sudah berangsur kembali normal meski ada penyesuaian jadwal operasional.
"Sekarang sudah kembali normal, mudah-mudahan ritase kita bisa menormalkan kembali ya, menuju normal lah," kata dia.
Baca juga: Pemkot Bandung ajak warga cari cara mengelola sampah sejak dari hulu
Baca juga: Kota Bandung raih penghargaan dari KLHK soal sampah
Baca juga: Aplikasi "Greeny" bantu atasi persoalan sampah di Kota Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021