ANTARAJAWABARAT.com,22/8 - Sejumlah pemudik yang melintasi pantura Cirebon, Jawa Barat, pada malam hari tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur memanfaatkan warung dadakan untuk sahur bersama keluarga mereka.
Martono salah seorang pemudik tujuan Lamongan, Jawa Timur, kepada wartawan di Cirebon, Senin, mengatakan mudik malam hari melintasi pantura mulai dari Cikampek, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, terasa nyaman karena udaranya dingin, selain itu bisa sahur di warung dadakan.
Mudik malam hari melintasi pantura, kata Martono, ibadah puasa tidak terganggu karena keluarganya berangkat dari Jakarta selepas sholat tarawih, tiba di Cirebon sekitar pukul 02.00 WIB, sambil istirahat sementara mereka bisa sahur meski dengan makanan dan minuman sederhana.
Warung dadakan di sepanjang jalur utama Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon rata-rata pedagang musiman namun setiap tahun mereka berjualan, sehingga bisa menjadi langganan pada saat mudik lebaran seperti saat ini, harganya juga masih terjangkau.
Harga jual berbagai jenis makanan dan minuman di warung dadakan Cirebon memang mahal, namun masih wajar karena seimbang dengan tenaga mereka yang berjualan hingga 24 jam, bagi pelanggan malah harganya sama dengan di warung biasa, seperti mie seduh lengkap dengan telor dijual kurang dari Rp 6.000 per porsi, minuman kemasan dijual per botol kurang dari Rp 3.000.
Dia menambahkan, warung dadakan yang tersebar sepanjang pantura mulai dari Karawang, Indramayu, Cirebon, Subang, Tegal, Pemalang, merupakan sahabat setia pemudik, kehadiran mereka di perjalanan terasa nyaman dan aman karena berjualan selama 24 jam.
Jalur pantura pada hari biasa perjalanan pada malam hari khawatir karena masih banyak tempat yang jauh dengan perkampungan penduduk, namun setelah adanya warung dadakan pantura hingga ke Lamongan ramai, sehingga perjalanan mudik menyenangkan.
Sementara itu Komar salah seorang pedagang di jalur utama mudik pantura Kota Cirebon mengaku, pemudik malam hari biasanya memanfaatkan waktu sahur di warung dadakan, meski makanan dan minuman menunya terbatas mereka tetap mampir paling pesan mie instan dan kopi pahit.
Pemudik yang melintasi Kota Cirebon, kata Komar, rutin setiap tahun bertemu sehingga harga jual tidak berani tinggi karena mereka merupakan langgan tetap meski pertemuannya setahun sekali, harga yang ditawarkan sama dengan warung biasa.
Pemudik, lanjut Komar, akan kembali mampir pada arus mudik selanjutnya jika pedagang warung dadakan menjual dengan harga wajar dan terjangkau, namun bagi mereka pemilik warung dadakan yang sering menjual barang dagangannya harga tidak wajar sepi pembeli.***5***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
Martono salah seorang pemudik tujuan Lamongan, Jawa Timur, kepada wartawan di Cirebon, Senin, mengatakan mudik malam hari melintasi pantura mulai dari Cikampek, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, terasa nyaman karena udaranya dingin, selain itu bisa sahur di warung dadakan.
Mudik malam hari melintasi pantura, kata Martono, ibadah puasa tidak terganggu karena keluarganya berangkat dari Jakarta selepas sholat tarawih, tiba di Cirebon sekitar pukul 02.00 WIB, sambil istirahat sementara mereka bisa sahur meski dengan makanan dan minuman sederhana.
Warung dadakan di sepanjang jalur utama Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon rata-rata pedagang musiman namun setiap tahun mereka berjualan, sehingga bisa menjadi langganan pada saat mudik lebaran seperti saat ini, harganya juga masih terjangkau.
Harga jual berbagai jenis makanan dan minuman di warung dadakan Cirebon memang mahal, namun masih wajar karena seimbang dengan tenaga mereka yang berjualan hingga 24 jam, bagi pelanggan malah harganya sama dengan di warung biasa, seperti mie seduh lengkap dengan telor dijual kurang dari Rp 6.000 per porsi, minuman kemasan dijual per botol kurang dari Rp 3.000.
Dia menambahkan, warung dadakan yang tersebar sepanjang pantura mulai dari Karawang, Indramayu, Cirebon, Subang, Tegal, Pemalang, merupakan sahabat setia pemudik, kehadiran mereka di perjalanan terasa nyaman dan aman karena berjualan selama 24 jam.
Jalur pantura pada hari biasa perjalanan pada malam hari khawatir karena masih banyak tempat yang jauh dengan perkampungan penduduk, namun setelah adanya warung dadakan pantura hingga ke Lamongan ramai, sehingga perjalanan mudik menyenangkan.
Sementara itu Komar salah seorang pedagang di jalur utama mudik pantura Kota Cirebon mengaku, pemudik malam hari biasanya memanfaatkan waktu sahur di warung dadakan, meski makanan dan minuman menunya terbatas mereka tetap mampir paling pesan mie instan dan kopi pahit.
Pemudik yang melintasi Kota Cirebon, kata Komar, rutin setiap tahun bertemu sehingga harga jual tidak berani tinggi karena mereka merupakan langgan tetap meski pertemuannya setahun sekali, harga yang ditawarkan sama dengan warung biasa.
Pemudik, lanjut Komar, akan kembali mampir pada arus mudik selanjutnya jika pedagang warung dadakan menjual dengan harga wajar dan terjangkau, namun bagi mereka pemilik warung dadakan yang sering menjual barang dagangannya harga tidak wajar sepi pembeli.***5***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011