Jalan penghubung antardesa dan kabupaten di Cianjur, Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Takokak, belum dapat dilalui kendaraan karena masih tertutup longsor yang terjadi beberapa hari yang lalu, sehingga aktifitas warga terhambat.
Camat Takokak, Budi Rahayu saat dihubungi, Jumat mengatakan selama satu pekan terakhir enam titik bencana alam terjadi di wilayah tersebut dan longsor terparah memutus jalan penghubung antardesa dan jalan antar kabupaten penghubung Cianjur-Sukabumi, tepatnya di Desa Sindangresmi dan Bungbangsari hingga saat ini masih dalam penanganan.
"Tercatat dari enam desa yang diterjang longsor, ada tiga desa yang terparah. Selain berdampak pada rumah dan sawah, bencana juga menyebabkan jalan penghubung antar desa dan antarkabupaten yang menghubungkan Cianjur-Sukabumi di Desa Bungbangsari, hingga saat ini masih terputus," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu alat berat setelah berkordinasi dengan dinas terkait dan BPBD Cianjur, namun masih digunakan untuk penanganan bencan alam di wilayah lain penghubung Cianjur dengan wilayah bagian selatan lainnya. Sehingga upaya menyingkirkan material longsor masih mengunakan alat seadanya.
Akibatnya untuk melakukan aktifitas perekonomian, warga terpaksa memilih jalan alternatif yang jarak tempuhnya lebih jauh, sehingga warga berharap penangan segera dilakukan karena untuk menyingkirkan material longsor yang cukup panjang dan tinggi, harus mengunakan alat berat.
Hingga saat ini, jalan utama antar desa dan kabupaten itu, tidak dapat dilalui kendaraan roda dua atau roda empat, meski upaya menyingkirkan meterial longsor terus dilakukan relawan, TNI/Polri dan warga sekitar, sejak beberapa hari terakhir.
"Sudah hampir tiga hari, upaya menyingkirkan material longsor terus dilakukan, agar jalan dapat dilalui kendaraan. Meski ada jalan alternatif, namun jaraknya cukup jauh karena memutar, kalau jalan utama kembali dibuka, aktifitas warga tidak akan terganggu," katanya.
Sementara penaganan bencana alam longsor dan banjir di empat desa lainnya, Cisujen, Sindangrahayu, Sindangresmi dan Cikawung, masih berjalan, dimana dua titik longsor disertai tanah amblas dan pergerakan tanah. Untuk longsor disertai tanah amblas dan pergerakan tanah terjadi di Desa Cikawung dan Cisujen.
"Kami sudah meminta warga untuk mengungsi, jika hujan turun deras dengan intesitas lebih dari dua jam. Akibat bencana alam di dua desa tersebut, 20 rumah rusak berat dan ratusan lainnya terancam karena pergerakan tanah dan jalan amblas terus meluas," katanya.
Baca juga: Jalan penghubung Kabupaten Cianjur-Sukabumi putus akibat longsor
Baca juga: Jembatan putus di Cidaun Cianjur dibangun kembali
Baca juga: Jalur Bandung-Cianjur kembali putus akibat longsor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Camat Takokak, Budi Rahayu saat dihubungi, Jumat mengatakan selama satu pekan terakhir enam titik bencana alam terjadi di wilayah tersebut dan longsor terparah memutus jalan penghubung antardesa dan jalan antar kabupaten penghubung Cianjur-Sukabumi, tepatnya di Desa Sindangresmi dan Bungbangsari hingga saat ini masih dalam penanganan.
"Tercatat dari enam desa yang diterjang longsor, ada tiga desa yang terparah. Selain berdampak pada rumah dan sawah, bencana juga menyebabkan jalan penghubung antar desa dan antarkabupaten yang menghubungkan Cianjur-Sukabumi di Desa Bungbangsari, hingga saat ini masih terputus," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu alat berat setelah berkordinasi dengan dinas terkait dan BPBD Cianjur, namun masih digunakan untuk penanganan bencan alam di wilayah lain penghubung Cianjur dengan wilayah bagian selatan lainnya. Sehingga upaya menyingkirkan material longsor masih mengunakan alat seadanya.
Akibatnya untuk melakukan aktifitas perekonomian, warga terpaksa memilih jalan alternatif yang jarak tempuhnya lebih jauh, sehingga warga berharap penangan segera dilakukan karena untuk menyingkirkan material longsor yang cukup panjang dan tinggi, harus mengunakan alat berat.
Hingga saat ini, jalan utama antar desa dan kabupaten itu, tidak dapat dilalui kendaraan roda dua atau roda empat, meski upaya menyingkirkan meterial longsor terus dilakukan relawan, TNI/Polri dan warga sekitar, sejak beberapa hari terakhir.
"Sudah hampir tiga hari, upaya menyingkirkan material longsor terus dilakukan, agar jalan dapat dilalui kendaraan. Meski ada jalan alternatif, namun jaraknya cukup jauh karena memutar, kalau jalan utama kembali dibuka, aktifitas warga tidak akan terganggu," katanya.
Sementara penaganan bencana alam longsor dan banjir di empat desa lainnya, Cisujen, Sindangrahayu, Sindangresmi dan Cikawung, masih berjalan, dimana dua titik longsor disertai tanah amblas dan pergerakan tanah. Untuk longsor disertai tanah amblas dan pergerakan tanah terjadi di Desa Cikawung dan Cisujen.
"Kami sudah meminta warga untuk mengungsi, jika hujan turun deras dengan intesitas lebih dari dua jam. Akibat bencana alam di dua desa tersebut, 20 rumah rusak berat dan ratusan lainnya terancam karena pergerakan tanah dan jalan amblas terus meluas," katanya.
Baca juga: Jalan penghubung Kabupaten Cianjur-Sukabumi putus akibat longsor
Baca juga: Jembatan putus di Cidaun Cianjur dibangun kembali
Baca juga: Jalur Bandung-Cianjur kembali putus akibat longsor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021