Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat mengimbau agar para wisatawan yang sedang berwisata di objek wisata untuk selalu waspada terkait adanya potensi bencana alam di musim hujan ini.
"Contohnya jika kita ingin jalan-jalan ke Garut, itu di jalannya yang rawan bencana. Sama kalau kita mau ke Pangalengan atau Ciwidey, bencana bukan ada di tempat wisatanya tapi di akses menuju ke sana," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik di Kota Bandung, Jumat.
Provinsi Jawa Barat sendiri saat ini menjadi salah satu daerah masuk kategori rawan bencana dan sejumlah kawasan objek wisata berada di daerah yang harus diwaspadai terjadi bencana.
Seperti banjir yang terjadi di Kawasan Lembang Park and Zoo di Kabupaten Bandung Barat, Kamis.
Menurut dia, salah satu daerah yang harus diwaspadai oleh wisatawan saat berwisata di musim penghujan ialah Kawasan Bandung utara yang mengarah ke Lembang dan Kabupaten Subang.
Kemudian kawasan wisata yang berada di tebing atau dekat dengan titik rawan bencana harus diwaspadai.
Oleh karena itu, kata Dedi Taufik, para wisatawan pun wajib mempelajari kondisi cuaca di daerah tujuan atau bisa juga membaca informasi dari media massa berbagai kemungkinan yang ada di kawasan wisata tersebut.
"Kami sekarang di Jabar ada 108 kawasan wisata yang jadi tujuan. Dan beberapa wisata memang rawan bencana," kata Dedi.
Pihaknya menuturkan sejauh ini sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemilik kawasan wisata.
Khususnya koordinasi terkait dengan kondisi cuaca ekstrem sehingga harus ada persiapan untuk mengantisipasi ketika bencana datang.
Manajemen krisis kebencanaan sudah mulai diterapkan sejumlah kawasan wisata termasuk membentuk satuan tugas.
"Pelatihan pada satgas juga sudah dilakukan jadi mereka mengetahui apa saja yang harus dijalankan, terutama kalau tempat wisatanya memang rawan bencana," kata dia.
Baca juga: BPBD KBB antisipasi bencana di kawasan wisata Lembang saat musim hujan
Baca juga: Longsor landa kawasan wisata Curug Cigentis di Karawang
Baca juga: Posko bencana disiagakan di gerbang Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Contohnya jika kita ingin jalan-jalan ke Garut, itu di jalannya yang rawan bencana. Sama kalau kita mau ke Pangalengan atau Ciwidey, bencana bukan ada di tempat wisatanya tapi di akses menuju ke sana," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik di Kota Bandung, Jumat.
Provinsi Jawa Barat sendiri saat ini menjadi salah satu daerah masuk kategori rawan bencana dan sejumlah kawasan objek wisata berada di daerah yang harus diwaspadai terjadi bencana.
Seperti banjir yang terjadi di Kawasan Lembang Park and Zoo di Kabupaten Bandung Barat, Kamis.
Menurut dia, salah satu daerah yang harus diwaspadai oleh wisatawan saat berwisata di musim penghujan ialah Kawasan Bandung utara yang mengarah ke Lembang dan Kabupaten Subang.
Kemudian kawasan wisata yang berada di tebing atau dekat dengan titik rawan bencana harus diwaspadai.
Oleh karena itu, kata Dedi Taufik, para wisatawan pun wajib mempelajari kondisi cuaca di daerah tujuan atau bisa juga membaca informasi dari media massa berbagai kemungkinan yang ada di kawasan wisata tersebut.
"Kami sekarang di Jabar ada 108 kawasan wisata yang jadi tujuan. Dan beberapa wisata memang rawan bencana," kata Dedi.
Pihaknya menuturkan sejauh ini sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemilik kawasan wisata.
Khususnya koordinasi terkait dengan kondisi cuaca ekstrem sehingga harus ada persiapan untuk mengantisipasi ketika bencana datang.
Manajemen krisis kebencanaan sudah mulai diterapkan sejumlah kawasan wisata termasuk membentuk satuan tugas.
"Pelatihan pada satgas juga sudah dilakukan jadi mereka mengetahui apa saja yang harus dijalankan, terutama kalau tempat wisatanya memang rawan bencana," kata dia.
Baca juga: BPBD KBB antisipasi bencana di kawasan wisata Lembang saat musim hujan
Baca juga: Longsor landa kawasan wisata Curug Cigentis di Karawang
Baca juga: Posko bencana disiagakan di gerbang Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021