Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta para camat waspada dan siaga bencana di daerahnya masing-masing karena saat ini sudah memasuki musim hujan.
"Sesuai dengan prediksi BMKG curah hujan di awal November ini akan meningkat. kami meminta para camat untuk tetap waspada di wilayahnya masing-masing. Karena potensi bencana seperti banjir dan langsor masih mengintai wilayah Purwakarta," katanya.
Ia menyampaikan banjir yang sering terjadi di wilayah Purwakarta itu ada tiga tipe, sesuai dengan mitigasi yang sudah dilakukan oleh dinas terkait.
Pertama banjir bandang karena alih fungsi lahan, kerusakan hutan karena eksploitasi yang tidak terkendali. Banjir kedua disebabkan oleh luapan air sungai karena curah hujan yang tinggi, dan banjir ketiga ada di kota yang disebabkan oleh tersendatnya saluran air akibat tumpukan sampah.
"Kami minta para camat untuk tidak bepergian keluar kota selama musim hujan ini, harus tetap waspada dan siaga di daerahnya masing-masing," katanya.
Ia juga berharap masyarakat ikut andil untuk membantu membersihkan sampah di saluran air dan sungai. Hal itu penting untuk mencegah terjadinya banjir parah.
Menurut Bupati, ada sejumlah kecamatan di Purwakarta yang rawan banjir akibat luapan air sungai di antaranya Kecamatan Campaka, Cibatu, Pondoksalam dan Pasawahan.
Sementara banjir akibat saluran air yang dipenuhi sampah, itu sering terjadi di wilayah perkotaan.
Sedangkan untuk kecamatan yang rawan longsor di antaranya Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Maniis dan kecamatan Tegalwaru.
Kemudian banjir yang disebabkan oleh beberapa hal termasuk banjir bandang kaitan dengan alih pungsi lahan hutan dan kerusakan hutan dan itu bisa terjadi di Tegalwaru dan Kecamatan Bojong.
Baca juga: Pemkab Purwakarta siapkan Rp300 juta untuk tangani bencana pergerakan tanah
Baca juga: Bupati Purwakarta minta masyarakat waspadai longsor akibat derasnya hujan
Baca juga: Purwakarta akan relokasi warga korban bencana pergeseran tanah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Sesuai dengan prediksi BMKG curah hujan di awal November ini akan meningkat. kami meminta para camat untuk tetap waspada di wilayahnya masing-masing. Karena potensi bencana seperti banjir dan langsor masih mengintai wilayah Purwakarta," katanya.
Ia menyampaikan banjir yang sering terjadi di wilayah Purwakarta itu ada tiga tipe, sesuai dengan mitigasi yang sudah dilakukan oleh dinas terkait.
Pertama banjir bandang karena alih fungsi lahan, kerusakan hutan karena eksploitasi yang tidak terkendali. Banjir kedua disebabkan oleh luapan air sungai karena curah hujan yang tinggi, dan banjir ketiga ada di kota yang disebabkan oleh tersendatnya saluran air akibat tumpukan sampah.
"Kami minta para camat untuk tidak bepergian keluar kota selama musim hujan ini, harus tetap waspada dan siaga di daerahnya masing-masing," katanya.
Ia juga berharap masyarakat ikut andil untuk membantu membersihkan sampah di saluran air dan sungai. Hal itu penting untuk mencegah terjadinya banjir parah.
Menurut Bupati, ada sejumlah kecamatan di Purwakarta yang rawan banjir akibat luapan air sungai di antaranya Kecamatan Campaka, Cibatu, Pondoksalam dan Pasawahan.
Sementara banjir akibat saluran air yang dipenuhi sampah, itu sering terjadi di wilayah perkotaan.
Sedangkan untuk kecamatan yang rawan longsor di antaranya Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Maniis dan kecamatan Tegalwaru.
Kemudian banjir yang disebabkan oleh beberapa hal termasuk banjir bandang kaitan dengan alih pungsi lahan hutan dan kerusakan hutan dan itu bisa terjadi di Tegalwaru dan Kecamatan Bojong.
Baca juga: Pemkab Purwakarta siapkan Rp300 juta untuk tangani bencana pergerakan tanah
Baca juga: Bupati Purwakarta minta masyarakat waspadai longsor akibat derasnya hujan
Baca juga: Purwakarta akan relokasi warga korban bencana pergeseran tanah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021