ANTARAJAWABARAT.com, 21/7 - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Rusdi Biomed mengatakan sebagian guru di daerah ini mengajar tidak sesuai dengan kompetensi bidang keilmuannya.
"Masalah ini akibat tidak meratanya penyebaran guru di semua wilayah sehingga cukup banyak guru yang terpaksa merangkap mengajar bidang studi yang bukan kompetensinya," katanya di Cikarang, Kamis.
Misalnya, kata dia, guru fisika dianggap bisa mengajar matematika, bahkan ada sarjana olahraga yang merangkap menjadi guru kesenian.
Menurut Rusdi, kebanyakan guru yang merangkap pada mata pelajaran ilmu eksata. Guru yang mengajar rangkap bidang studi dan tidak sesuai dengan kompetensinya banyk berada di sekolah i daerah pinggiran.
Ia menambahkan, jumlah guru pegawai negeri sipil di daerah ini mencapai 9.000 orang, nmun penyebarannya terpusat di daerah perkotaan.
"Di wilayah pinggiran seperti Muaragembong jumlah guru PNS di setiap sekolah hanya ada tiga, ini jelas mengganggu proses belajar mengajar karena guru terpaksa mengajar banyak mata pelajaran dan tidak sesuai dengan kompetensinya,? kata dia.
Menurut dia, tidak meratanya distribusi guru tersebut terjadi di semua jenjang sekolah dari SD hingga SMA/SMK.
Rusdi mencontohkan SMP Satu Atap Cabangbungin hanya memiliki dua guru PNS.
"Kebanyakan guru tidak mau ditempatkan di wilayah pinggiran karena kurangnya fasilitas," ujarnya.
Perbandingan jumlah guru dan sekolah di Kabupaten Bekasi juga belum proporsional, padahal Kabupaten Bekasi memiliki 900-an sekolah dari SD hingga SMA/SMK.
"Kalau melihat jumlah sekolah memang jumlah guru belum proporsional, tetapi dari distribusinya sendiri memang tidak merata sehingga sekolah tersebut banyak kekurangan guru, " ujarnya.
Rusdi mengatakan akan melakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk menyesuaikan materi ajar dengan kompetensi bidang keilmuan setiap guru.
Dia juga berharap ada pemerataan guru hingga daerah pinggiran atau pelosok. "Kami akan segera menyesuaikan dan memeratakan penyebaran guru agar proses belajar mengajar menjadi lebih maksimal," demikian Rusdi.
Denny B
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Masalah ini akibat tidak meratanya penyebaran guru di semua wilayah sehingga cukup banyak guru yang terpaksa merangkap mengajar bidang studi yang bukan kompetensinya," katanya di Cikarang, Kamis.
Misalnya, kata dia, guru fisika dianggap bisa mengajar matematika, bahkan ada sarjana olahraga yang merangkap menjadi guru kesenian.
Menurut Rusdi, kebanyakan guru yang merangkap pada mata pelajaran ilmu eksata. Guru yang mengajar rangkap bidang studi dan tidak sesuai dengan kompetensinya banyk berada di sekolah i daerah pinggiran.
Ia menambahkan, jumlah guru pegawai negeri sipil di daerah ini mencapai 9.000 orang, nmun penyebarannya terpusat di daerah perkotaan.
"Di wilayah pinggiran seperti Muaragembong jumlah guru PNS di setiap sekolah hanya ada tiga, ini jelas mengganggu proses belajar mengajar karena guru terpaksa mengajar banyak mata pelajaran dan tidak sesuai dengan kompetensinya,? kata dia.
Menurut dia, tidak meratanya distribusi guru tersebut terjadi di semua jenjang sekolah dari SD hingga SMA/SMK.
Rusdi mencontohkan SMP Satu Atap Cabangbungin hanya memiliki dua guru PNS.
"Kebanyakan guru tidak mau ditempatkan di wilayah pinggiran karena kurangnya fasilitas," ujarnya.
Perbandingan jumlah guru dan sekolah di Kabupaten Bekasi juga belum proporsional, padahal Kabupaten Bekasi memiliki 900-an sekolah dari SD hingga SMA/SMK.
"Kalau melihat jumlah sekolah memang jumlah guru belum proporsional, tetapi dari distribusinya sendiri memang tidak merata sehingga sekolah tersebut banyak kekurangan guru, " ujarnya.
Rusdi mengatakan akan melakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk menyesuaikan materi ajar dengan kompetensi bidang keilmuan setiap guru.
Dia juga berharap ada pemerataan guru hingga daerah pinggiran atau pelosok. "Kami akan segera menyesuaikan dan memeratakan penyebaran guru agar proses belajar mengajar menjadi lebih maksimal," demikian Rusdi.
Denny B
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011