Dewan pengawas independen meminta Facebook lebih transparan tentang kebijakan mereka untuk akun milik tokoh terkenal.
Dewan pengawas menilai Facebook tidak "sepenuhnya terbuka" dalam menangani profil orang terkenal, dikutip dari Reuters, Senin.
"Facebook perlu berkomitmen untuk transparansi yang lebih luas dan memperlakukan pengguna secara adil," kata dewan pengawas.
Facebook dianggap tidak transparan mengenai sistem internal pemeriksaan bersilang atau cross-check. Sistem ini digunakan untuk mengecek ulang penegakkan aturan untuk pengguna tertentu.
Berkaitan dengan blokir akun mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akibat kerusuhan di Capitol pada 6 Januari lalu, Facebook, menurut dewan pengawas, tidak menyebutkan sistem pemeriksaan bersilang sampai ditanya.
"Merujuk pada peristiwa tersebut, termasuk pertanyaan khusus tentang penegakan aturan untuk akun milik pimpinan politik, yang diyakini Dewan tercakup dalam pemeriksaan silang, kelalaian ini tidak dapat diterima," kata dewan pengawas Facebook.
Koran The Wall Street Journal mengeluarkan laporan bahwa jutaan akun Facebook milik politikus, selebriti dan tokoh terkenal lainnya mendapatkan pengecualian dari cek internal.
Facebook meminta dewan pengawas meninjau sistem cek bersilang mereka dan membuat rekomendasi untuk memperbaiki sistem tersebut.
Juru bicara Facebook menyatakan kerja dewan pengawas berdampak besar sehingga mereka meminta masukan soal sistem cek bersilang ini.
Baca juga: Facebook ganti nama tak berarti bebas masalah
Baca juga: Facebook didesak hentikan proyek percobaan mata uang kripto
Baca juga: Australia pertimbangkan tindak medsos memuat konten fitnah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021