Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mendorong peluang pasar produk pertanian multikultural non pangan seperti tanaman hias yang dirangkul Minaqu Indonesia bisa meningkatkan ekonomi petani di daerahnya.
"Sehingga kita buat hal - hal terobosan. Ada yang perlu kita cari. Kita cari kreativitas baru dan ternyata pasar tanaman hias ini peminatnya lumayan membludak," kata Dedie dalam rilis yang diterima Antara, Rabu.
Menurut Dedie hasil dari kunjungannya mendampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada Selasa (19/10) ke Green House milik Minaqu Indonesia yang berlokasi di kawasan perumahan BNR, Bogor, membuka mata bahwa bisnis tersebut telah meluas dari Kota Bogor ke tingkat Provinsi Jawa Barat hingga internasional.
Sebanyak 1.000 petani tanaman hias di Jawa Barat telah digandeng Minaqu Indonesia dalam bisnisnya dari mulai bimbingan soal menanam maupun kerja sama dengan empat koperasi untuk membantu pemasaran produk.
Apalagi, Kota Bogor dikenal sebagai kota ilmuwan pertanian, sehingga tidak sedikit orang yang datang untuk mencari koleksi tanaman hias yang baru atau sedang naik daun.
"Saya pikir itu salah satu hal yang harus kita perhatikan ke depan. Bagaimana maintenance atau mencari kreasi - kreasi baru dari tanaman ini. Sehingga para kolektor bisa terus datang ke Bogor dan memberikan kontribusi kepada perekonomian masyarakat Kota Bogor," katanya.
Sementara itu, CEO Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata menjelaskan yang sudah menjadi petani mitra utama Minaqu Home Nature adalah Koperasi Pelita di Desa Ciseeng Kabupaten Bogor, Koperasi Kowinas Karawang, Subang, Cianjur, Bali, Lombok, Bangka Belitung, Batam, Yogyakarta, dan Solo), Koperasi Produsen Maja Flora di Mojokerto, Jawa Timur.
Untuk memenuhi florikultura dengan standarisasi pasar global, Minaqu Home Nature ini didukung ribuan petani mitra florikultura, termasuk 1.000 petani mitra yang berada di Jawa Barat yakni Bogor, Bandung Barat.
Selain itu ada juga di Sulawesi Utara di Tomohon, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat di Solok dan Padang Panjang.
Sejauh ini, Minaqu telah memiliki cabang di beberapa daerah di Indonesia mulai dari Merauke, Makassar, Tomohon, Solok, Padang Panjang, Ungaran, Banyuwangi, Bali, dan masih banyak lagi kota lainnya.
Di samping itu, Minaqu juga membangun kampung-kampung flori berbasis ekspor dengan menggaet petani milenial yang memiliki ketertarikan pasar florikultura.
“Kami bekerja sama dengan Provinsi Jawa Barat dengan program Petani Milenial Jabar Juara, ada 580 petani milenial di bisnis florikultura dan Minaqu menjadi off taker dan pembina dan tenaga ahli,” kata Ade.
Baca juga: Menkop sebut tanaman hias Bogor jadi opsi pemulihan ekonomi
Baca juga: Pemkot Bogor gandeng BJB dan Minaqu bantu modal petani tanaman hias
Baca juga: Kementan bagikan 50 ribu bibit tanaman hias ke petani nusantara
"Sehingga kita buat hal - hal terobosan. Ada yang perlu kita cari. Kita cari kreativitas baru dan ternyata pasar tanaman hias ini peminatnya lumayan membludak," kata Dedie dalam rilis yang diterima Antara, Rabu.
Menurut Dedie hasil dari kunjungannya mendampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada Selasa (19/10) ke Green House milik Minaqu Indonesia yang berlokasi di kawasan perumahan BNR, Bogor, membuka mata bahwa bisnis tersebut telah meluas dari Kota Bogor ke tingkat Provinsi Jawa Barat hingga internasional.
Sebanyak 1.000 petani tanaman hias di Jawa Barat telah digandeng Minaqu Indonesia dalam bisnisnya dari mulai bimbingan soal menanam maupun kerja sama dengan empat koperasi untuk membantu pemasaran produk.
Apalagi, Kota Bogor dikenal sebagai kota ilmuwan pertanian, sehingga tidak sedikit orang yang datang untuk mencari koleksi tanaman hias yang baru atau sedang naik daun.
"Saya pikir itu salah satu hal yang harus kita perhatikan ke depan. Bagaimana maintenance atau mencari kreasi - kreasi baru dari tanaman ini. Sehingga para kolektor bisa terus datang ke Bogor dan memberikan kontribusi kepada perekonomian masyarakat Kota Bogor," katanya.
Sementara itu, CEO Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata menjelaskan yang sudah menjadi petani mitra utama Minaqu Home Nature adalah Koperasi Pelita di Desa Ciseeng Kabupaten Bogor, Koperasi Kowinas Karawang, Subang, Cianjur, Bali, Lombok, Bangka Belitung, Batam, Yogyakarta, dan Solo), Koperasi Produsen Maja Flora di Mojokerto, Jawa Timur.
Untuk memenuhi florikultura dengan standarisasi pasar global, Minaqu Home Nature ini didukung ribuan petani mitra florikultura, termasuk 1.000 petani mitra yang berada di Jawa Barat yakni Bogor, Bandung Barat.
Selain itu ada juga di Sulawesi Utara di Tomohon, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat di Solok dan Padang Panjang.
Sejauh ini, Minaqu telah memiliki cabang di beberapa daerah di Indonesia mulai dari Merauke, Makassar, Tomohon, Solok, Padang Panjang, Ungaran, Banyuwangi, Bali, dan masih banyak lagi kota lainnya.
Di samping itu, Minaqu juga membangun kampung-kampung flori berbasis ekspor dengan menggaet petani milenial yang memiliki ketertarikan pasar florikultura.
“Kami bekerja sama dengan Provinsi Jawa Barat dengan program Petani Milenial Jabar Juara, ada 580 petani milenial di bisnis florikultura dan Minaqu menjadi off taker dan pembina dan tenaga ahli,” kata Ade.
Baca juga: Menkop sebut tanaman hias Bogor jadi opsi pemulihan ekonomi
Baca juga: Pemkot Bogor gandeng BJB dan Minaqu bantu modal petani tanaman hias
Baca juga: Kementan bagikan 50 ribu bibit tanaman hias ke petani nusantara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021