ANTARAJAWABARAT.com, 23/6 - Seorang mantan Tenaga Kerja Wanita asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang pernah bekerja di negara Arab Saudi mampu menghidupi keluarganya hingga anak-anaknya dinilai sukses hidup mandiri.

"Alhamdulilah selama bekerja di Arab saya bisa menghidupi keluarga, hingga sekarang ketujuh anak saya semua sudah berkeluarga," kata mantan TKW, Hj Wilayati (54) saat ditemui di rumahnya, Kampung Lengkong Kidul, Kecamatan Samarang, Garut, Rabu.

Bekerja di negara Arab selama sepuluh tahun itu, ia mengaku bisa mengirim uang kepada anak-anaknya untuk biaya sekolah, bahkan memberikan modal usaha hingga usahanya sukses.

Salah seorang anak perempuanya, kata Wilayati, mampu meneruskan sekolahnya hingga kejenjang pendidik S-2 dan menjadi guru Sekolah Dasar di Kecamatan Samarang.

Sedangkan anak-anaknya yang lain tersebar di luar kota dan memiliki pekerjaan yang layak hingga dapat hidup mandiri bersama keluarganya masing-masing.

"Semua anak saya dibesarkan bersama saya dan suami saya yang juga bekerja di Arab, mereka semua kami biayai dari hasil kerja saya di Arab," katanya.

Selain dapat menghidupi keluarganya, ia dan suaminya saat bekerja di Arab mampu menunaikan rukun Islam kelima atau ibadah naik haji dari hasil menyisihkan upah bekerjanya menjadi pembantu rumah tangga.

Kesuksesannya bekerja menjadi TKW itu, menurutnya karena beruntung majikan tempat bekerjanya baik, tidak seperti pemberitaan media massa tentang penganiayaan TKW oleh majikan.

"Majikan saya disana itu memang kebetulan baik, tidak ada masalah, saya bekerja disana nyaman, kalau saya masih muda, saya akan terus bekerja disana," katanya.

Terkait pekerja asal Indonesia yang bekerja di negara lain menjadi korban penganiayaan majikannya, menurut Wilayati salah satu penyebabnya karena pekerja itu sendiri tidak memahami keinginan yang diperintahkan majikannya.

Ia mencontohkan ketika majikan menyuruh untuk mengambil barang, tetapi yang dibawa ternyata berbeda dengan apa yang diinginkan majikan.

"Biasanya karena tidak paham bahasa, disuruh bawa sapu, malah bawa yang lain, majikan bisa jengkel," kata nenek dari 18 cucu itu.

Penyebab tidak memahaminya bahasa asing tempat negara para TKW bekerja, menurut Wilayati karena penyalurannya melalui agen ilegal yang hanya memberikan pelatihan bahasa asing sepintas.

Menurutnya penyaluran agen resmi akan menjamin orang yang siap bekerja di negara lain dengan dibekali bahasa dan mengenal budaya negara tempat bekerja nanti.

"Kalau saya sendiri melalui agen resmi, kalau tidak resmi biasanya orang yang belum paham betul bahasa dan budaya terus dipaksakan berangkat, itu bisa bahaya," katanya.***5***

Feri P

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011