ANTARAJAWABARAT.com, 13/6 - Populasi Rusa totol (Axis axis) yang menghuni halaman Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat secara berangsur-angsur berkurang dari tahun sebelumnya sebanyak 850 ekor kini jumlahnya sebanyak 650 ekor.
"Pengurangan ini untuk menghentikan kelebihan populasinya yang terus bertambah setiap tahunnya," kata Cecep Kosmayan, Penanggungjawab Staf Protokoler Istana Kepresidenan Bogor, di Istana Bogor, Senin.
Cecep mengatakan, rusa-rusa tersebut dikirim ke sejumlah wilayah di Indonesia yang diberikan kepada pemerintah daerah dan instansi terkait yang berkeinginan untuk menangkarkan Rusa totol yang merupakan keturunan rusa pertama yang menghuni Istana Bogor.
Beberapa rusa tersebut dikirim ke Universitas Hasanudin dan Lanud Sulaiman Bandung, dengan jumlah bervariasi.
"Belum lama ini rusa-rusa ini kita kirim sejumlah wilayah, terakhir pengiriman ke Lanud Sulaiman Bandung sebanyak 40 ekor," kata Cecep.
Dijelaskannya, populasi Rusa totol cukup banyak mengingat rusa-rusa tersebut mudah berkembang biak. Selain dikirim kesejumlah wilayah, rusa totol juga ada yang mati karena faktor usia.
Menurut Cecep, idealnya jumlah rusa yang boleh tinggal sesuai dengan ruang hidup bagi rusa seharusnya jumlahnya berkisar antara 400 hingga 600 ekor.
Luas halaman rumput Istana Bogor sekitar 3 hektar dari total luas kawasan Istana yang mencapai 28,8 hektar dengan luas bangunan istana sekitar 900 meter persegi.
"Dengan ketersediaan rumput yang ada dan luasnya areal taman Istana, idealnya rusa yang ada sekitar 400 hingga 600 ekor," katanya.
Cecep menyebutkan, Rusa totol adalah keunikan Istana Bogor yang menjadi daya tarik tersediri bagi masyarakat.
Ia menceritakan, rusa-rusa rusa-rusa itu didatangkan dari Nepal pada tahun 1808 oleh Gubernur Jenderal Belanda yang memimpin saat itu.
Rusa-rusa tersebut sengaja didatangkan untuk menghiasi halaman Istana Bogor yang dulunya merupakan tempat peristirahatan 38 Gubernur Jenderal Belanda.
"Awalnya, Gubernur hanya membawa enam ekor rusa, lalu berkembang biak hingga kini mencapai 860 ekor," katanya.
Kehadiran rusa-rusa tersebut menarik minat warga Bogor dan sekitarnya untuk berkunjung sambil memberi makan rusa-rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor itu dengan wortel.
Wortel-wortel tersebut diperoleh dari petani-petani tradisional yang siap menjajakan wortel-wortel tersebut, terutama setiap libur akhir pekan dan hari libur lainnya.
Istana Bogor diperuntukkan bagi kegiatan kenegaraan, namun khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan dengan meminta izin ke Sekretaris Negara melalui Kepala Rumah Tangga Kepresidenan terlebih dahulu, kata Cecep.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Pengurangan ini untuk menghentikan kelebihan populasinya yang terus bertambah setiap tahunnya," kata Cecep Kosmayan, Penanggungjawab Staf Protokoler Istana Kepresidenan Bogor, di Istana Bogor, Senin.
Cecep mengatakan, rusa-rusa tersebut dikirim ke sejumlah wilayah di Indonesia yang diberikan kepada pemerintah daerah dan instansi terkait yang berkeinginan untuk menangkarkan Rusa totol yang merupakan keturunan rusa pertama yang menghuni Istana Bogor.
Beberapa rusa tersebut dikirim ke Universitas Hasanudin dan Lanud Sulaiman Bandung, dengan jumlah bervariasi.
"Belum lama ini rusa-rusa ini kita kirim sejumlah wilayah, terakhir pengiriman ke Lanud Sulaiman Bandung sebanyak 40 ekor," kata Cecep.
Dijelaskannya, populasi Rusa totol cukup banyak mengingat rusa-rusa tersebut mudah berkembang biak. Selain dikirim kesejumlah wilayah, rusa totol juga ada yang mati karena faktor usia.
Menurut Cecep, idealnya jumlah rusa yang boleh tinggal sesuai dengan ruang hidup bagi rusa seharusnya jumlahnya berkisar antara 400 hingga 600 ekor.
Luas halaman rumput Istana Bogor sekitar 3 hektar dari total luas kawasan Istana yang mencapai 28,8 hektar dengan luas bangunan istana sekitar 900 meter persegi.
"Dengan ketersediaan rumput yang ada dan luasnya areal taman Istana, idealnya rusa yang ada sekitar 400 hingga 600 ekor," katanya.
Cecep menyebutkan, Rusa totol adalah keunikan Istana Bogor yang menjadi daya tarik tersediri bagi masyarakat.
Ia menceritakan, rusa-rusa rusa-rusa itu didatangkan dari Nepal pada tahun 1808 oleh Gubernur Jenderal Belanda yang memimpin saat itu.
Rusa-rusa tersebut sengaja didatangkan untuk menghiasi halaman Istana Bogor yang dulunya merupakan tempat peristirahatan 38 Gubernur Jenderal Belanda.
"Awalnya, Gubernur hanya membawa enam ekor rusa, lalu berkembang biak hingga kini mencapai 860 ekor," katanya.
Kehadiran rusa-rusa tersebut menarik minat warga Bogor dan sekitarnya untuk berkunjung sambil memberi makan rusa-rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor itu dengan wortel.
Wortel-wortel tersebut diperoleh dari petani-petani tradisional yang siap menjajakan wortel-wortel tersebut, terutama setiap libur akhir pekan dan hari libur lainnya.
Istana Bogor diperuntukkan bagi kegiatan kenegaraan, namun khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan dengan meminta izin ke Sekretaris Negara melalui Kepala Rumah Tangga Kepresidenan terlebih dahulu, kata Cecep.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011