Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasminta mengatakan tidak ada alasan bagi Indonesia ke depannya untuk mengimpor alat-alat produksi jenis konvensional bagi sektor pertanian.
Menurutnya, alat-alat produksi konvensional seperti cangkul, celurit, dan alat lainnya, itu pasti dapat di produksi di dalam negeri. Pasalnya, kata Menperin, teknologi yang dibutuhkan itu sederhana.
"Sebetulnya nggak ada alasan lagi untuk kita dapatkan dari impor, karena kita pasti bisa produksi," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita saat kunjungan ke Balai Besar Barang dan Bahan Teknik (B4T) dan Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menperin Agus menyebut teknologi untuk memproduksi alat-alat tersebut sudah ada secara lengkap di B4T. Saat ini, kata dia, langkah yang harus ditempuh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yakni menyosialisasikan hal tersebut ke para pelaku produsen atau Industri Kecil Menengah (IKM).
"Jadi tinggal kemauan dari user (pemakai)nya saja, dan kita juga harus melakukan sosialisasi kepada para petaninya," kata Menperin Agus.
Menurut Menperin, program itu juga bisa disinkronisasi dengan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang kini tengah digenjot pemerintah. Karena Program KUR juga salah fokusnya yakni untuk meningkatkan ketahanan pangan.
IKM, lanjut Menperin, diharapkan bisa menyerap mesin-mesin itu dengan skema KUR. Harga jualnya, kata dia, berkisar Rp30 juta per satu mesin.
"Jadi IKM juga produktivitasnya akan lebih efisien, itu makanya balai di sini menjadi penting," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Baca juga: Pemprov Jabar akan perbaharui alat pertanian tradisional
Baca juga: Kelompok tani Ciamis dapat bantuan alat pertanian
Baca juga: Pemkab Purwakarta salurkan bantuan alat pertanian dari Pusat untuk petani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Menurutnya, alat-alat produksi konvensional seperti cangkul, celurit, dan alat lainnya, itu pasti dapat di produksi di dalam negeri. Pasalnya, kata Menperin, teknologi yang dibutuhkan itu sederhana.
"Sebetulnya nggak ada alasan lagi untuk kita dapatkan dari impor, karena kita pasti bisa produksi," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita saat kunjungan ke Balai Besar Barang dan Bahan Teknik (B4T) dan Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menperin Agus menyebut teknologi untuk memproduksi alat-alat tersebut sudah ada secara lengkap di B4T. Saat ini, kata dia, langkah yang harus ditempuh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yakni menyosialisasikan hal tersebut ke para pelaku produsen atau Industri Kecil Menengah (IKM).
"Jadi tinggal kemauan dari user (pemakai)nya saja, dan kita juga harus melakukan sosialisasi kepada para petaninya," kata Menperin Agus.
Menurut Menperin, program itu juga bisa disinkronisasi dengan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang kini tengah digenjot pemerintah. Karena Program KUR juga salah fokusnya yakni untuk meningkatkan ketahanan pangan.
IKM, lanjut Menperin, diharapkan bisa menyerap mesin-mesin itu dengan skema KUR. Harga jualnya, kata dia, berkisar Rp30 juta per satu mesin.
"Jadi IKM juga produktivitasnya akan lebih efisien, itu makanya balai di sini menjadi penting," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Baca juga: Pemprov Jabar akan perbaharui alat pertanian tradisional
Baca juga: Kelompok tani Ciamis dapat bantuan alat pertanian
Baca juga: Pemkab Purwakarta salurkan bantuan alat pertanian dari Pusat untuk petani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021