Bandung, 5/5 (ANTARA) - Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Jawa Barat, menjajaki kerja sama dengan Intel Indonesia Corporation untuk meningkatkan kemampuan para pendidik di bidang teknologi informasi.

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Prof Dr Dadang Sunendar di Bandung, Kamis, mengatakan, kerja sama kedua lembaga ini sebenarnya sudah dilakukan secara informal, dan MoU akan ditandatangani setelah dilakukan pembahasan secara mendalam dari divisi hukum UPI.

"Pada dasarnya secara konten tidak ada masalah yang esensial. Oleh karena itu, kegiatan diklat pun segera dilaksanakan. UPI siap melakukan MOU dengan perusahaan ini, apalagi program yang dimiliki perusahaan ini memang dibutuhkan para pengajar," katanya.

Ia mengatakan, selama ini pihaknya mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan mengajar, meneliti, pengabdian kemasyarakat yang memerlukan penataan dokumen berbasis teknologi terkini.

Sementara itu delegasi Intel Indonesia Corporation yang diwakili Program Manajer Pemerintah Indonesia Ananta B Gondomono mengatakan, komitmen kerja sama dengan UPI merupakan suatu kehormatan dan membanggakan karena dapat membantu memudahkan mereka saat menjalankan tugas di kemudian hari.

Menurut dia, perusahaannya memiliki komitmen berkelanjutan untuk mempercepat proses pengembangan pendidikan menghadapi ekonomi baru yang berbasis pengetahuan (knowledge economy).

Sebagai rekanan yang telah dipercaya oleh pemerintah berbagai negara dan dunia pendidikan di seluruh dunia, Intel menanamkan investasi tahunan sebesar 100 juta dolar AS di lebih dari 50 negara.

Program Intel Education memiliki fokus untuk meningkatkan proses belajar mengajar melalui penggunaan teknologi yang efektif, dan mengembangkan pendidikan serta penelitian dalam matematika, ilmu pengetahuan alam, dan rekayasa. Semua ini ditujukan untuk mencapai pendidikan yang mampu menjawab tantangan abad 21.

Program Intel Teach, kata dia, adalah program pengembangan profesi untuk membantu guru secara efektif dapat menggunakan teknologi di dalam kelas untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa.

"Hampir sepuluh tahun, Program Intel Teach menolong guru sekolah di seluruh penjuru dunia untuk memahami bagaimana, kapan dan di mana teknologi dapat digunakan di dalam kelas," paparnya.

Menurut dia, program itu yang paling sukses dibandingkan program sejenis lainnya. Hingga hari ini, program ini telah melatih lebih dari enam juta guru di lebih dari 45 negara, dan Intel terus berkomitmen untuk melatih sepuluh juta guru sampai 2011.
"Indonesia menjadi negara ke-45 yang mengimplementasikan program Intel Teach. Hingga 2007, program ini telah diimplementasikan di 45 negara dan melatih lebih dari 5 juta guru di seluruh dunia," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Program Manajemen Pendidikan Intel Corp Brimmy Laksamana memaparkan, program Intel Teach yang sudah diperkenalkan di Indonesia sejak 2007, sampai Maret 2009 telah melatih lebih dari 13.000 guru di seluruh Indonesia. Program ini ditujukan untuk para guru yang telah mengajar dan masih kurang dalam kemampuan di bidang TIK.

Modul pelatihan yang diperkenalkan adalah Intel Teach Getting Started. Program untuk guru yang telah mengajar disebut sebagai In-Service Program.

Pada 2009, kata Brimmy, Intel Indonesia mengembangkan program untuk para calon guru yaitu mahasiswa yang masih belajar di fakultas pendidikan di Indonesia. Untuk program Pre-Service ini, Intel Indonesia bekerja sama dengan LP Ma'Arif NU dan APTINU (Asosiasi Perguruan Tinggi NU) .

Intel Teach Getting Started Course membantu guru mata pelajaran mendalami teknologi komputer dan mengembangkan teknik belajar-mengajar abad ke 21. Pelatihan terdiri atas 12 modul yang dapat disesuaikan untuk kebutuhan dari masing-masing sekolah.

Menyinggung tentang pelatihan yang akan digelar Kamis (5/5/ 2011), ia mengatakan, tema yang diusung pertama meningkatkan dan mengembangkan lingkungan belajar di abad ke 21.

Kedua membantu perkembangan pemikiran kritis dan kerja sama di dalam kelas.

Ketiga memudahkan kelas yang mengutamakan siswa dan mendorong pemikiran siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Keempat membantu para guru memperoleh dan menerapkan keterampilan teknologi dasar untuk menciptakan dan meningkatkan produktivitas guru.

Kelima mempergunakan teknologi secara efektif untuk menciptakan produk yang relevan dalam mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Keenam mengembangkan rencana tindakan kelas secara detail bagaimana guru akan menerapkan keahlian dan pendekatan baru mereka demi peningkatan produktivitas dan profesionalisme dari waktu ke waktu.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011