Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan bahwa penggunaan Dana Desa Tahun 2022 diprioritaskan untuk membantu pengentasan warga desa yang masuk kategori kemiskinan ekstrem.
Halim Iskandar memperkirakan sebanyak 7,3 juta warga desa yang masuk kategori miskin ekstrem akibat pandemi COVID-19 dalam 2 tahun terakhir.
"Untuk itu, penggunaan Dana Desa 2022 diprioritaskan untuk penanganan kemiskinan ekstrem di level desa," ujarnya dalam sosialisasi Permendes Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2022 untuk Indonesia Wilayah Timur yang digelar secara hybrid di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah meningkatkan angka kemiskinan serta meningkatkan kedalaman dan keparahan kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
"Saat ini kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai 4 persen atau mencakup 10,9 juta jiwa," kata Halim Iskandar dikutip dari siaran pers.
Menteri mengungkapkn bahwa mayoritas dari warga miskin ekstrem tersebut tinggal di desa. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras secara terpadu, termasuk dari pemerintah daerah agar kemiskinan ekstrem ini bisa segera tertangani.
Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan kronis di level desa, Halim Iskandar yang akrab disapa Gus Menteri itu berharap jumlah anggaran untuk Dana Desa 2022 tidak mengalami penurunan, yakni tetap pada angka Rp72 triliun.
Dana desa telah disalurkan ke seluruh desa dengan total anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp20,67 triliun, tahun 2016 sebesar Rp 46,98 triliun, tahun 2017 sebesar Rp60 triliun, tahun 2018 sebesar Rp60 triliun, tahun 2019 sebesar Rp71 triliun, dan tahun 2021 sebesar Rp72 triliun.
Baca juga: Wapres sebut penyelesaian kemiskinan ekstrem di 2022 diperluas 212 daerah
Baca juga: Wapres Ma'ruf minta kemiskinan ekstrem 35 kabupaten segera tuntas
Baca juga: Penduduk miskin di Karawang bertambah 8,26 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Halim Iskandar memperkirakan sebanyak 7,3 juta warga desa yang masuk kategori miskin ekstrem akibat pandemi COVID-19 dalam 2 tahun terakhir.
"Untuk itu, penggunaan Dana Desa 2022 diprioritaskan untuk penanganan kemiskinan ekstrem di level desa," ujarnya dalam sosialisasi Permendes Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2022 untuk Indonesia Wilayah Timur yang digelar secara hybrid di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah meningkatkan angka kemiskinan serta meningkatkan kedalaman dan keparahan kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
"Saat ini kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai 4 persen atau mencakup 10,9 juta jiwa," kata Halim Iskandar dikutip dari siaran pers.
Menteri mengungkapkn bahwa mayoritas dari warga miskin ekstrem tersebut tinggal di desa. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras secara terpadu, termasuk dari pemerintah daerah agar kemiskinan ekstrem ini bisa segera tertangani.
Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan kronis di level desa, Halim Iskandar yang akrab disapa Gus Menteri itu berharap jumlah anggaran untuk Dana Desa 2022 tidak mengalami penurunan, yakni tetap pada angka Rp72 triliun.
Dana desa telah disalurkan ke seluruh desa dengan total anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp20,67 triliun, tahun 2016 sebesar Rp 46,98 triliun, tahun 2017 sebesar Rp60 triliun, tahun 2018 sebesar Rp60 triliun, tahun 2019 sebesar Rp71 triliun, dan tahun 2021 sebesar Rp72 triliun.
Baca juga: Wapres sebut penyelesaian kemiskinan ekstrem di 2022 diperluas 212 daerah
Baca juga: Wapres Ma'ruf minta kemiskinan ekstrem 35 kabupaten segera tuntas
Baca juga: Penduduk miskin di Karawang bertambah 8,26 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021