Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat segera menjalankan program normalisasi Sungai Cidurian, untuk menangani sering terjadinya banjir bandang di empat kecamatan, yakni Cigudeg, Jasinga, Nanggung, dan Sukajaya.
"Kita lakukan normalisasi tahun ini, sudah proses lelang dan masa sanggah," ungkap Anggota Tim Percepatan Pembangunan Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin di Cibinong, Bogor, Jumat.
Menurutnya, program normalisasi akan dilakukan pada aliran sungai di Desa Kalong Sawah Kecamatan Jasinga. Pasalnya, di titik itu terjadi pengendapan material longsor hebat usai bencana yang terjadi pada Januari 2020.
Gus Udin menyebutkan, program normalisasi tersebut meliputi pembuatan bendung, pembangunan tembok penahan tebing (TPT), dan pengerukan material yang mengendap.
Hasil investigasi oleh Badan Informasi Geospasial menunjukkan bahwa telah terjadi pembentukan aliran baru dari Sungai Cidurian. Aliran sungai baru tersebut disebabkan adanya bendungan irigasi yang diduga jebol akibat tidak kuat menahan aliran dengan debit kencang.
Koordinator Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG, Ferrari Pinem menyebutkan, aliran sungai tersebut awalnya kecil dan akhirnya bertambah besar seiring waktu karena sungai yang lama tidak mengalirkan air akibat proses sedimentasi atau pengendapan yang terus-menerus.
"Pengendapan yang terus terjadi membuat terbentuk lekukan yang semakin tajam dan akhirnya membentuk neck atau sumbatan aliran. Neck membuat aliran air terhambat dan lambat laun sungai menjadi mati. Sungai mati ini di kemudian hari akan menjadi danau tapal kuda atau Oxbow Lake," terang Ferrari.
Ia menduga, pengendapan yang terjadi di wilayah tersebut akibat material longsor yang terbawa aliran dari daerah hulu. Pasalnya, pada Januari 2020 terjadi longsor hebat di wilayah Sukajaya dan sekitarnya.
"Bila kita telusuri ke daerah hulu seperti Kampung Urug di Sukajaya, masih banyak ditemukan sisa-sisa material longsor. Material longsor ini besar kemungkinan terbawa aliran sungai dan terendapkan di wilayah hilir, terutama pada wilayah yang mengalami penurunan gradien sungai," paparnya.
Maka ia menyimpulkan bahwa material longsor tersebut menjadi salah satu penyebab cepatnya terjadi pembentukan sedimentasi dan aliran sungai baru. Material sedimentasi akan mengakibatkan penyempitan alur sungai dan mengakibatkan proses aliran terhambat.
Baca juga: Hasil investigasi Sungai Cidurian kerap akibatkan banjir, apa saja?
Baca juga: Bupati Bogor minta BPBD dan BIG investigasi meluapnya Sungai Cidurian
Baca juga: Luapan Sungai Cidurian Bogor rusak jembatan dan belasan rumah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kita lakukan normalisasi tahun ini, sudah proses lelang dan masa sanggah," ungkap Anggota Tim Percepatan Pembangunan Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin di Cibinong, Bogor, Jumat.
Menurutnya, program normalisasi akan dilakukan pada aliran sungai di Desa Kalong Sawah Kecamatan Jasinga. Pasalnya, di titik itu terjadi pengendapan material longsor hebat usai bencana yang terjadi pada Januari 2020.
Gus Udin menyebutkan, program normalisasi tersebut meliputi pembuatan bendung, pembangunan tembok penahan tebing (TPT), dan pengerukan material yang mengendap.
Hasil investigasi oleh Badan Informasi Geospasial menunjukkan bahwa telah terjadi pembentukan aliran baru dari Sungai Cidurian. Aliran sungai baru tersebut disebabkan adanya bendungan irigasi yang diduga jebol akibat tidak kuat menahan aliran dengan debit kencang.
Koordinator Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG, Ferrari Pinem menyebutkan, aliran sungai tersebut awalnya kecil dan akhirnya bertambah besar seiring waktu karena sungai yang lama tidak mengalirkan air akibat proses sedimentasi atau pengendapan yang terus-menerus.
"Pengendapan yang terus terjadi membuat terbentuk lekukan yang semakin tajam dan akhirnya membentuk neck atau sumbatan aliran. Neck membuat aliran air terhambat dan lambat laun sungai menjadi mati. Sungai mati ini di kemudian hari akan menjadi danau tapal kuda atau Oxbow Lake," terang Ferrari.
Ia menduga, pengendapan yang terjadi di wilayah tersebut akibat material longsor yang terbawa aliran dari daerah hulu. Pasalnya, pada Januari 2020 terjadi longsor hebat di wilayah Sukajaya dan sekitarnya.
"Bila kita telusuri ke daerah hulu seperti Kampung Urug di Sukajaya, masih banyak ditemukan sisa-sisa material longsor. Material longsor ini besar kemungkinan terbawa aliran sungai dan terendapkan di wilayah hilir, terutama pada wilayah yang mengalami penurunan gradien sungai," paparnya.
Maka ia menyimpulkan bahwa material longsor tersebut menjadi salah satu penyebab cepatnya terjadi pembentukan sedimentasi dan aliran sungai baru. Material sedimentasi akan mengakibatkan penyempitan alur sungai dan mengakibatkan proses aliran terhambat.
Baca juga: Hasil investigasi Sungai Cidurian kerap akibatkan banjir, apa saja?
Baca juga: Bupati Bogor minta BPBD dan BIG investigasi meluapnya Sungai Cidurian
Baca juga: Luapan Sungai Cidurian Bogor rusak jembatan dan belasan rumah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021