Universitas Indonesia (UI) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), University of Nottingham, University of Warwick, dan Coventry University, menjalin kemitraan riset multidispliner berbasis teknologi melalui program UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).
"Kami bangga menjadi bagian dari inisiatif besar yang digagas dan didirikan tidak hanya sebagai platform untuk memperkuat penelitian dan kemitraan akademik antara Indonesia dan Inggris," kata Rektor UI Prof. Ari Kuncoro dalam keterangannya, Selasa.
Hal itu juga sebagai upaya kolektif dalam mengatasi masalah terbesar dunia, seperti energi, perubahan iklim, kemiskinan, ketidaksetaraan, dan kesehatan, terutama tentang bagaimana membangun ketahanan global terhadap pandemi COVID-19 baru-baru ini.
Ia mengatakan hal ini dirancang untuk menekankan pendekatan lintas dan multidisiplin untuk mempromosikan kemitraan timbal-balik antara anggota UKICIS.
"Saya yakin Universitas Indonesia akan mampu berkontribusi dan bekerja sama dengan seluruh anggota konsorsium dalam mengatasi berbagai tantangan yang muncul dan berporos menuju masa depan yang lebih baik bagi generasi kita," ujar Prof. Ari.
Menurut dia, kemitraan ini meliputi kolaborasi akademik untuk penguatan pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, serta meningkatkan kegiatan riset melalui kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan publik dan komunitas secara luas.
Kegiatan yang akan dilakukan diantaranya adalah pelatihan dan pengembangan kapasitas perguruan tinggi di Inggris dan Indonesia, workshop UKICIS, pertukaran pelajar, dan riset policy brief kebijakan publik di Indonesia dan Inggris.
UKICIS adalah sebuah konsorsium kerja sama yang dibentuk pada Agustus 2020 antara Inggris dan Indonesia untuk memajukan kolaborasi di bidang pengembangan teknologi yang bersifat lintas disiplin ilmu.
UKICIS bertujuan untuk memadukan kekuatan perguruan tinggi di Inggris dan Indonesia guna merespons isu-isu strategis yang terkini di dunia.
Pembentukan UKICIS erat kaitannya dengan peran diaspora ilmuwan Indonesia, yang berkontribusi dalam diplomasi Indonesia dan Inggris, yaitu DR. Bagus Muljadi (Universitas Nottingham), DR. Berry Juliandi (IPB), DR. Irwanda Laory (Universitas Warwick), Made Andi Arsana, Ph.D (UGM), Prof. Benny Tjahyono (Universitas Coventry), dan DR. Rino Mukti (ITB).
Kolaborasi ini diproyeksikan akan terbangun dalam berbagai kegiatan multidisipliner, dalam upaya meningkatkan interaksi dan kedekatan Indonesia dan Inggris melalui penelitian kolaboratif. Selain itu, untuk saling-bantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dimiliki melalui rekomendasi atas dasar riset yang telah dilakukan.
Lebih lanjut Rektor menyampaikan antusiasme yang tinggi terhadap kerja sama ini. Kolaborasi tersebut tidak hanya ditujukan untuk menyelesaikan isu yang ditemui di bidang akademik, melainkan yang dihadapi dunia pada hari ini, seperti permasalahan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Duta Besar RI untuk London H.E. Desra Percaya mengatakan UKICIS memberikan ruang bagi perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan konkret di dunia melalui riset multidisipliner dengan peneliti dari berbagai universitas.
Selain itu, UKICIS dapat memperkuat substansi dan memperbanyak riset multidispliner di UI.
"Dengan bergabungnya UI dalam UKICIS akan mempertajam riset yang selama ini dilakukan dan memperkaya sumber daya penelitian yang selama ini telah ada," ujarnya.
Baca juga: UI dan JICA luncurkan mata kuliah terbuka Modernisasi Jepang
Baca juga: Vokasi bersama LSP UI sertifikasi lebih dari 700 mahasiswa
Baca juga: Tim AUAV UI masuk kompetisi penerbangan terbesar dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami bangga menjadi bagian dari inisiatif besar yang digagas dan didirikan tidak hanya sebagai platform untuk memperkuat penelitian dan kemitraan akademik antara Indonesia dan Inggris," kata Rektor UI Prof. Ari Kuncoro dalam keterangannya, Selasa.
Hal itu juga sebagai upaya kolektif dalam mengatasi masalah terbesar dunia, seperti energi, perubahan iklim, kemiskinan, ketidaksetaraan, dan kesehatan, terutama tentang bagaimana membangun ketahanan global terhadap pandemi COVID-19 baru-baru ini.
Ia mengatakan hal ini dirancang untuk menekankan pendekatan lintas dan multidisiplin untuk mempromosikan kemitraan timbal-balik antara anggota UKICIS.
"Saya yakin Universitas Indonesia akan mampu berkontribusi dan bekerja sama dengan seluruh anggota konsorsium dalam mengatasi berbagai tantangan yang muncul dan berporos menuju masa depan yang lebih baik bagi generasi kita," ujar Prof. Ari.
Menurut dia, kemitraan ini meliputi kolaborasi akademik untuk penguatan pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, serta meningkatkan kegiatan riset melalui kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan publik dan komunitas secara luas.
Kegiatan yang akan dilakukan diantaranya adalah pelatihan dan pengembangan kapasitas perguruan tinggi di Inggris dan Indonesia, workshop UKICIS, pertukaran pelajar, dan riset policy brief kebijakan publik di Indonesia dan Inggris.
UKICIS adalah sebuah konsorsium kerja sama yang dibentuk pada Agustus 2020 antara Inggris dan Indonesia untuk memajukan kolaborasi di bidang pengembangan teknologi yang bersifat lintas disiplin ilmu.
UKICIS bertujuan untuk memadukan kekuatan perguruan tinggi di Inggris dan Indonesia guna merespons isu-isu strategis yang terkini di dunia.
Pembentukan UKICIS erat kaitannya dengan peran diaspora ilmuwan Indonesia, yang berkontribusi dalam diplomasi Indonesia dan Inggris, yaitu DR. Bagus Muljadi (Universitas Nottingham), DR. Berry Juliandi (IPB), DR. Irwanda Laory (Universitas Warwick), Made Andi Arsana, Ph.D (UGM), Prof. Benny Tjahyono (Universitas Coventry), dan DR. Rino Mukti (ITB).
Kolaborasi ini diproyeksikan akan terbangun dalam berbagai kegiatan multidisipliner, dalam upaya meningkatkan interaksi dan kedekatan Indonesia dan Inggris melalui penelitian kolaboratif. Selain itu, untuk saling-bantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dimiliki melalui rekomendasi atas dasar riset yang telah dilakukan.
Lebih lanjut Rektor menyampaikan antusiasme yang tinggi terhadap kerja sama ini. Kolaborasi tersebut tidak hanya ditujukan untuk menyelesaikan isu yang ditemui di bidang akademik, melainkan yang dihadapi dunia pada hari ini, seperti permasalahan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Duta Besar RI untuk London H.E. Desra Percaya mengatakan UKICIS memberikan ruang bagi perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan konkret di dunia melalui riset multidisipliner dengan peneliti dari berbagai universitas.
Selain itu, UKICIS dapat memperkuat substansi dan memperbanyak riset multidispliner di UI.
"Dengan bergabungnya UI dalam UKICIS akan mempertajam riset yang selama ini dilakukan dan memperkaya sumber daya penelitian yang selama ini telah ada," ujarnya.
Baca juga: UI dan JICA luncurkan mata kuliah terbuka Modernisasi Jepang
Baca juga: Vokasi bersama LSP UI sertifikasi lebih dari 700 mahasiswa
Baca juga: Tim AUAV UI masuk kompetisi penerbangan terbesar dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021