Garut, 3/4 (ANTARA) - Puluhan hektare areal persawahan milik masyarakat Kampung adat Dukuh, Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terserang penyakit merah akibatnya dua kali musim panen mengalami kegagalan.

"Hampir satu tahun (sejak 2010) hingga sekarang sudah dua musim penyakit merah menyerang tanaman padi yang selama ini belum ketemu obatnya," kata pengurus Kampung Dukuh Saefudin, Minggu.

Penyakit merah pada tanaman padi tampak menimbulkan warna merah yang menyebar dari akar hingga batang padi hingga berpengaruh tidak berbuahnya padi.

Penyakit tersebut biasa mulai menyerang tanaman padi pada usia dua pekan, kata Saefudin sudah beberapa kali dilakukan penyemprotan obat anti hama namun tidak berhasil memusnahkannya.

"Jadi oleh petani belum ketemu obatnya, soalnya disemprot itu tidak mati-mati," kata Saefudin.

Akibat serangan penyakit itu, kata Saefudin hasil panen tidak memuaskan sehingga para petani mengalami kerugian hingga puluhan ton dari hasil panen padi.

Beruntung, kata Saefudin serangan penyakit tersebut tidak meluas ke seluruh areal persawahan sehingga masyarakat masih bisa melakukan panen dan menikmati hasil panennya untuk kebutuhan hidup.

"Sebenarnya hampir tidak panen. Kerugian akibat penyakit merah ini mencapai puluhan ton," katanya.

Sementara itu Sekretaris Desa Ciroyom Kurnia membenarkan adanya serangan penyakit merah sejak musim panen 2010 dari setiap musim panen mengalami kegagalan panen sekitar 60 persen.

Pihak desa, kata Kurnia sudah melakukan penyuluhan tentang mengatasi masalah serangan penyakit merah itu, namun upaya pengendaliannya belum ditemukan obat yang ampuh.

"Penyuluhan sudah ada tapi obat untuk mengatasinya belum ada. Pernah satu kali pakai obat tapi belinya jauh di Garut (Garut kota yang jaraknya 100 km lebih)," kata Kurnia.




(U.KR-FPM/C/Y003/Y003

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011