Sukabumi, 30/3 (ANTARA) - Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Rakyat Miskin Bersatu dan Forum Petani Kota berunjuk rasa di Rumah Sakit Umum Daerah Syamsudin Kota Sukabumi, Rabu.

"Kami berunjuk rasa di sini karena kami sebagai warga tidak mampu merasakan dikucilkan seperti tidak diberikan pelayanan oleh pihak RSUD Syamsudin SH," kata Ketua FRMB Sukabumi, Tatan Kustandi.

Menurutnya, aksi ini dipicu oleh ulah pihak rumah sakit yang dinilai mendiskriminasi warga tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan.

Selain itu, mereka menuntut agar warga yang menggunakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) bisa mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya.

Lebih lanjut, Tatan menambahkan, ada wanita lanjut usia warga Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Juju Juariah (70) yang ditolak berobat karena menggunakan dana dari Jamkesmas.

"Ini hanya contoh sebagian kecil masyarakat tidak mampu yang tidak mendapatkan perhatian dan dianggap sebelah mata," tambahnya.

Pihaknya, juga tidak segan-segan melakukan aksi yang lebih besar lagi apabila masih ada warga miskin di Sukabumi yang ditolak saat akan berobat.

"Jika warga miskin saja ditolak, jadi apa fungsinya rumah sakit pemerintah ini, lebih baik ditutup saja karena tidak mementingkan warga kecil kalau hanya bisa menerima warga dari kalangan atas saja," tegas Tatan.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Syamsudin SH, Suherman menjelaskan pihaknya tidak pernah menolak apalagi menelantarkan warga miskin yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun, sesuai dengan mekanisme, penerima Jamkesmas tetap dilayani sesuai dengan kategori.

"Kami belum pernah menelantarkan warga siapapun dan dari kalangan mana warga itu berasal, apalagi menolak warga miskin yang ingin mendapatkan pengobatan," jelas dia.

Suherman menuturkan, pada kasus lansia warga Warudoyong ini, pihaknya bukan menolak meberikan pelayanan, tetapi nenek tersebut harus dioperasi.

Namun karena tekanan darahnya masih tinggi sehingga untuk sementara dipulangkan ke rumahnya agar bisa beristirahat dan tekanan darahnya kembali normal sehingga bisa dilakukan operasi.

"Kami menyuruh pulang maksudnya bukan mengusir nenek itu, tetapi untuk beristirahat dahulu, jika kami paksakan mengoperasi dikhawatirkan terjadi sesuatu kepada si pasien," tuturnya.

Meski sempat tegang, tidak ada kericuhan selama aksi ini karena dijaga oleh puluhan polisi dari Satuan Samapta Polres Sukabumi Kota.

Usai melakukan aksi massa beralih ke kantor Pemerintah Kota Sukabumi untuk menemui Wali Kota Sukabumi Muslikh Abdussyukur untuk meminta agar pemerintah tanggap dengan masalah sosial seperti ini.

Unjuk rasa akhirnya bubar setelah warga mendapatkan penjelasan dari pihak pemkot.

Aditya

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011