Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan Kanal Indonesiana merupakan salah satu upaya mewujudkan visi pemajuan kebudayaan, yakni Indonesia bahagia berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan, dan menyejahterakan.
“Indonesia adalah negara pertama di dunia yang memiliki Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) untuk mengukur pemajuan kebudayaan,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Dalam mengukur IPK, aspek yang dinilai adalah warisan budaya, ketahanan sosial budaya, pendidikan, ekonomi budaya, gender, budaya literasi, dan ekspresi budaya.
“Skor IPK mengalami kenaikan dari 2018 ke 2019, namun nilai aspek ekspresi budaya masih rendah, yakni 37,14 dari rentang nilai 0 sampai dengan 100. Sebab, media yang menjadi sarana pembelajaran, wadah ekspresi, dan interaksi budaya Indonesia masih terbatas,” tambah dia.
Kanal media itu bertujuan untuk mewadahi, mengintegrasikan, serta mempromosikan karya dan ekspresi budaya masyarakat Indonesia. Kanal Indonesiana diluncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode ke-13, yakni “Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana”.
Kanal ini dapat diakses melalui laman indonesiana.tv, siaran televisi jaringan Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD), serta Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan TikTok kanal Indonesiana TV.
Kemendikbudristek menghadirkan Kanal Indonesiana karena belum adanya media resmi dari Indonesia yang menjadi wadah diplomasi budaya secara internasional.
“Padahal, negara-negara maju sudah memiliki media kebudayaan terintegrasi yang menjadi sarana diplomasi budaya,” tambah dia.
Adapun kanal-kanal kebudayaan asing yang didukung pemerintah di negara maju antara lain, Arirang TV yang didukung Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan dan BBC Culture yang merupakan saluran radio, televisi, lm, laman, dan kanal digital yang didukung Sekretariat Negara Bidang Digital, Media, dan Olahraga Inggris.
Nadiem menegaskan pentingnya bagi Indonesia untuk memiliki media promosi budaya yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid berharap agar publik berpartisipasi dalam mengembangkan dan memanfaatkan Kanal Indonesiana.
Hilmar juga mengajak masyarakat untuk aktif memberikan informasi terkait karya budaya para seniman Indonesia. Para seniman jika memiliki karya ingin bisa ditampilkan di kanal media masing-masing dan cukup mention akun Indonesiana TV.
“Ini ada di Tiktok dan Twitter kita. Nanti redaksi akan menghubungi. Kalau betul-betul pas dengan konsep kita, maka akan bisa langsung kerja sama. Jadi butuh peran aktif dari teman-teman semua,” imbau Hilmar.
Untuk pengembangan ke depannya, Hilmar berharap Indonesiana bisa diakses seluas mungkin. Saat ini baru diakses melalui layanan Indihome dan internet.
Indonesiana diharapkan bisa menjadi platform yang mempromosikan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional. “
Wakil Ketua Komisi X DPR , Hetifah Sjaifudia, mendukung pemanfaatan Kanal Indonesiana. Hetifah mengatakan, salah satu dukungan dari DPR adalah dengan membuat regulasi yang menjadi payung hukum dalam upaya pemajuan kebudayaan.
“DPR membuat regulasi yang menjadi payung hukumnya. Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan sudah diamanatkan. Kami mendukung juga dari anggaran yang harus ditingkatkan terus supaya banyak program yang bisa diwujudkan, salah satunya Indonesiana. Semua kita dukung,” kata Hetifah.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, turut memberikan dukungannya.
“Melalui Telkom Group, saya mendukung upaya Kemendikbudristek untuk mengedepankan kebudayaan Indonesia melalui Kanal Indonesiana. Untuk pertama kalinya kita bisa menghadirkan akses untuk ekspresi kebudayaan Indonesia secara luas. Tidak hanya kepada masyarakat di Indonesia, tapi juga di dunia,” kata Erick.
Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, mengatakan peluncuran Kanal Indonesiana di masa pandemi sangatlah tepat.
“Selama pandemi, pelaku seni dan budaya Indonesia tidak dapat secara bebas mengekspresikan karya di ruang publik. Masyarakat luas juga tidak dapat menikmati ragam seni budaya Indonesia secara langsung. Keterbatasan ini juga mempengaruhi kerja diplomasi budaya yang berusaha mendekatkan hubungan antar negara melalui interaksi masyarakatnya. Oleh sebab itu, kehadiran kanal Indonesiana dapat menjadi platform penting untuk menembus berbagai keterbatasan ini,” kata Retno.
Baca juga: Guru diminta aktif kenalkan permainan tradisional
Baca juga: Mendikbudristek lepas keberangkatan 970 mahasiswa ke 28 negara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021