Garut, 24/3 (ANTARA) - Kasus kematian unggas akibat wabah virus H5N1 atau flu burung di Desa Banyuresmi, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah tidak terjadi lagi setelah seluruh unggas milik warga dimusnahkan.

"Sudah tidak ditemukan lagi unggas yang mati, wabah sudah tidak menyebar ke daerah lain," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut, Dida Kardiana, di Garut, Kamis.

Upaya menghentikan angka kematian unggas di Desa Banyuresmi itu, kata Dida pihaknya secara bertahap meminta kepada para pemilik unggas untuk segera dimusnahkan agar mata rantai penyebaran virus terputus.

Tercatat sejak ditemukannya unggas jenis ayam mati mendadak pada 12 Januari 2011 hingga akhir Februari, kata Dida sebanyak 2931 ekor dari 10 kampung, Desa Banyuresmi dimusnahkan.

Dari data tersebut, dijelaskan Dida diantaranya unggas milik warga yang sudah ditemukan mati, serta unggas hidup yang diserahkan warga untuk dimusnahkan dengan cara disembelih, dibakar dan dikubur.

"Kita sudah mendepopulasi unggas milik warga, dan sudah tidak ada lagi warga yang memelihara unggas di daerah itu," kata Dida.

Agar tidak terjadi kembali penyebaran virus flu burung di Desa Banyuresmi pihaknya melakukan penyemprotan disinfektan di setiap kandang unggas dan sekitarnya.

Selain itu, sesuai yang diperintahkan Bupati Garut, kata Dida dilakukan penutupan wilayah masuknya unggas dari luar ke daerah Banyuresmi selama 3 bulan kedepan hingga dinyatakan daerah sudah aman dari wabah virus flu burung.

"Sekarang perkembangan laporan terus dimonitor tidak lagi ada kematian, sedangkan penutupan wilayah supaya tidak menyebar virusnya," jelas Dida.

Terkait pemerintah membolehkan kembali masyarakat untuk memelihara unggas, kata Dida selain menunggu kondisi wilayah dinyatakan aman dari penyebaran, juga masyarakat harus disiplin kebersihan dalam memeliharanya.

Ia berharap masyarakat yang kembali memelihara unggas agar selalu menjaga kebersihan kandang, serta jarak kandang jauh dari rumah penduduk.

"Yang terpenting adalah kebersihan, begitu juga kita akan melakukan penyemprotan disinfektan seminggu sekali agar tidak ada lagi penyebaran flu burung," katanya.

Feri P

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011