Bandung, 23/2 (ANTARA) - Para petani tomat di Kabupaten Bandung menelan kerugian akibat harga jual komoditas pertanian itu anjlok jauh di bawah harga normal.

"Harga jual tomat saat ini Rp1.000 per kilogram, jauh di bawah harga biasanya. Dengan kondisi ini jelas membuat kami para petani tomat menelan kerugian besar," kata Dadi (50) petani asal Cibeureum Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Rabu.

Ia menyebutkan, biasanya harga jual tomat tidak kurang dari Rp5.000 per kilogram. Bahkan pada saat harga bagus bisa mencapai Rp8.000 per kilogramnya.

Anjloknya harga tomat di pasaran, kata Dadi, akibat pasokan melimpah dari seluruh sentra pertanian di Bandung maupun dari Jateng. Hal itu membuat harga di pasaran merosot tajam.

"Musim tanam lalu saya mengeluarkan modal untuk menanam tomat sekitar Rp7 juta, namun saat ini tomat nyaris tidak laku karena pasokan melimpah," katanya.

Sejumlah petani bahkan membiarkan tomat mereka membusuk dan kembali menjadi pupuk ketimbang menjualnya dengan harga murah di bawah kewajaran.

"Mau di panen juga butuh ongkos, yah lebih baik dibiarkan busuk jadi pupuk," katanya.

Namun sebagian petani menjualnya dengan menggunakan sepeda motor ke kampung-kampung secara langsung. Hal itu dilakukan untuk sekedar mengembalikan modal.

"Bila dijual ke bandar harganya bisa sangat rendah, sebagian ada yang dimanfaatkan untuk membuat kecap saos," kata pria berkulit legam itu.

Para petani tidak punya alternatif lain dengan tanaman tomat mereka. Tomat menurut mereka sulit diolah menjadi manisan selain jadi saos.

Dadi mengaku tanaman tomatnya sempat akan diborong oleh seorang bandar sayuran asal Lembang, bahkan sudah mendapat uang muka. Namun setelah harga anjlok bandar sayuran itu membatalkan pembelian.

"Saya sudah terima uang muka Rp1 juta dari bandar sayuran itu, namun begitu harga murah membatalkannya. Mereka juga lebih baik rugi Rp1 juta ketimbang rugi lebih besar lagi," kata Dadi menambahkan.

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011