Hasil bumi lengkuas minyak yang diproduksi petani tradisional di Desa Muktijaya, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat didorong untuk menjadi salah satu komoditi ekspor andalan daerah setempat.

"Kami akan gandeng para eksportir rempah untuk membantu memasarkan salah satu jenis tanaman rimpang ini hingga ke pasar internasional," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan usai mengunjungi petani di Bekasi, Kamis.

Dani mengaku tujuan mendatangkan eksportir agar harga jual hasil bumi tersebut bisa lebih tinggi jika dibandingkan di pasar lokal sehingga produksi para petani ini berdaya saing.

Dia menyebut hasil pertanian jenis tanaman rimpang ini melimpah hanya saja terkendala di proses pemasaran dan sertifikasi benih untuk dapat diekspor.

"Terkait pemasaran, kami akan datangkan pelaku pasar yang sudah biasa mengekspor produk ini ke luar negeri agar penjualannya meningkat karena selama ini sering terkendala saat panen harganya malah jatuh," ucapnya.
Lengkuas minyak hasil produksi petani rimpang di Desa Muktijaya, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat masih dijual rendah ke distributor lokal. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).
Kemudian soal sertifikasi benih, pemerintah daerah meminta bantuan Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian dengan target sebulan ke depan bisa dikeluarkan sertifikatnya.

"Karena lengkuasnya berasal dari Desa Muktijaya maka kita tetapkan namanya yaitu Lengkuas Minyak Muktijaya. Setelah penamaan ini, bisa langsung diproses sertifikasinya," katanya.

Dani juga telah menyiapkan skema alternatif untuk memasarkan hasil bumi tersebut dengan menggandeng sektor industri yang bisa menyerap produk para petani ini.

"Ada target kedua yakni industri yang bisa menyerap rempah ini jadi kalau semisal nanti ekspor belum bisa alternatifnya kita jual ke industri yang membutuhkan," kata dia.

Baca juga: Kemenristek tengah uji klinis jahe merah, jambu biji dan minyak kelapa

Baca juga: Bank BJB dan Agro Jabar bersinergi tanam komoditas jahe

Baca juga: 108 ton jahe impor dimusnahkan Badan Karantina Pertanian

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021