Penjual buah petian, Dedi Supriyadi (50 tahun) yang berujualan di Pasar Induk Caringin Kota Bandung, Jawa Barat ini tetap bertahan dan tumbuh di kala pandemi COVID-19 berkat bantuan dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dedi Supriyadi mengikuti program Kredit Modal Kerja dari salah satu perbankan BUMN dan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp300 juta guna menumbuhkan kembali usahanya yang sempat merosot.
"Pandemi COVID-19 ini membuat kita harus selalu berfikir dan jelih melihat peluang guna bisa bertahan dan tumbuh berkembang. Tetapi memang bantuan modal kerja yang diberikan dari pemerintah ini sangat bermanfaat bagi saya guna terus bisa bertahan di kondisi yang tidak menentu saat ini," kata Dedi Supriyadi, di Bandung, Senin.
Dampak pandemi COVID-19 terhadap kemerosotan ekonomi salah satunya dirasakan oleh sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Banyak pelaku UMKM yang harus mengalami penurunan pendapatan secara drastis atau bahkan gulung tikar dalam 1,5 tahun belakangan.
Dedi bercerita, awal mula pandemi memang menjadi pukulan terberatnya, usaha yang dijalankan lebih dari 30 tahun ini sempat mengalami kemerosotan dikala masyarakat takut akan datang ke pasar dan banyak kios kios yang harus tutup, terlebih lagi para suplier yang biasa mengirimkan buah membuat peraturan baru yakni harus membayar dimuka terlebih dahulu baru mengirimkan buah.
Dia mengatakan keterbatasan modal menjadi masalah untuk terus menjalankan usahanya, akan tetapi angin segar pun datang dikala pemerintah mengeluarkan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pundi-pundi rupiah pun berdatangan, di saat beberapa pedagang buah pasrah dengan keadaan, dirinya terus berfikir dan mencari celah untuk terus menjual buah petiaannya.
Saat itu dirinya menawarkan buah petinya melalui pesan singkat kepada beberapa pihak akhirnya berbagai tokoh serta organisasi masyarakat memesan dengan jumlah besar untuk dijadikan bantuan kemasyarakat.
Dengan mampu bertahannya usaha milik Dedi, ia berhasil 'menyelamatkan' beberapa aspek ekonomi di sekitarnya, antara lain usahanya tidak mengurangi jumlah buruh angkut, para pengrajin peti buah pun terus mendapatkan pesanan serta truk yang biasa ia sewa untuk mengantarkan buah tetap bisa bertahan di kondisi pandemi COVID-19.
Demi berputarnya roda perekonomian, pemerintah mencanangkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang telah dilakukan sejak pertengahan 2020 hingga saat ini.
Bentuk dukungan kepada UMKM melalui Perbankan yaitu penyaluran kredit modal bagi UMKM yang terdampak pandemi, sedangkan pemerintah menugaskan Askrindo untuk melaksanakan penjaminan program PEN.
PT Askrindo yang merupakan anggota Holding Perasuransian dan Penjaminan Indonesia Financial Group atau IFG terus mendukung penuh program PEN melalui penjaminan kredit modal kerja untuk usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).
"Penugasan pemerintah ini kami jalankan sebaik-baiknya, seperti halnya kami menjalankan program Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sampai saat ini masih terus berlangsung,"ujar Direktur Operasional PT Askrindo, Erwan Djoko Hermawan.
Dirinya menambahkan, melalui program PEN tersebut, ekonomi diharapkan bisa merecovery lebih cepat dan melalui berbagai stimulus yang diberikan pemerintah kepada pada pelaku UMKM serta dengan adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), menjadi cahaya terang guna membuat roda usaha para UMKM kembali berputar.
Baca juga: Realisasi PEN semester I 2021 capai Rp252,3 triliun
Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi PEN mencapai Rp226,63 triliun per 18 Juni
Baca juga: Presiden ingatkan belanja PEN harus cepat direalisasikan dan tepat sasaran
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Dedi Supriyadi mengikuti program Kredit Modal Kerja dari salah satu perbankan BUMN dan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp300 juta guna menumbuhkan kembali usahanya yang sempat merosot.
"Pandemi COVID-19 ini membuat kita harus selalu berfikir dan jelih melihat peluang guna bisa bertahan dan tumbuh berkembang. Tetapi memang bantuan modal kerja yang diberikan dari pemerintah ini sangat bermanfaat bagi saya guna terus bisa bertahan di kondisi yang tidak menentu saat ini," kata Dedi Supriyadi, di Bandung, Senin.
Dampak pandemi COVID-19 terhadap kemerosotan ekonomi salah satunya dirasakan oleh sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Banyak pelaku UMKM yang harus mengalami penurunan pendapatan secara drastis atau bahkan gulung tikar dalam 1,5 tahun belakangan.
Dedi bercerita, awal mula pandemi memang menjadi pukulan terberatnya, usaha yang dijalankan lebih dari 30 tahun ini sempat mengalami kemerosotan dikala masyarakat takut akan datang ke pasar dan banyak kios kios yang harus tutup, terlebih lagi para suplier yang biasa mengirimkan buah membuat peraturan baru yakni harus membayar dimuka terlebih dahulu baru mengirimkan buah.
Dia mengatakan keterbatasan modal menjadi masalah untuk terus menjalankan usahanya, akan tetapi angin segar pun datang dikala pemerintah mengeluarkan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pundi-pundi rupiah pun berdatangan, di saat beberapa pedagang buah pasrah dengan keadaan, dirinya terus berfikir dan mencari celah untuk terus menjual buah petiaannya.
Saat itu dirinya menawarkan buah petinya melalui pesan singkat kepada beberapa pihak akhirnya berbagai tokoh serta organisasi masyarakat memesan dengan jumlah besar untuk dijadikan bantuan kemasyarakat.
Dengan mampu bertahannya usaha milik Dedi, ia berhasil 'menyelamatkan' beberapa aspek ekonomi di sekitarnya, antara lain usahanya tidak mengurangi jumlah buruh angkut, para pengrajin peti buah pun terus mendapatkan pesanan serta truk yang biasa ia sewa untuk mengantarkan buah tetap bisa bertahan di kondisi pandemi COVID-19.
Demi berputarnya roda perekonomian, pemerintah mencanangkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang telah dilakukan sejak pertengahan 2020 hingga saat ini.
Bentuk dukungan kepada UMKM melalui Perbankan yaitu penyaluran kredit modal bagi UMKM yang terdampak pandemi, sedangkan pemerintah menugaskan Askrindo untuk melaksanakan penjaminan program PEN.
PT Askrindo yang merupakan anggota Holding Perasuransian dan Penjaminan Indonesia Financial Group atau IFG terus mendukung penuh program PEN melalui penjaminan kredit modal kerja untuk usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).
"Penugasan pemerintah ini kami jalankan sebaik-baiknya, seperti halnya kami menjalankan program Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sampai saat ini masih terus berlangsung,"ujar Direktur Operasional PT Askrindo, Erwan Djoko Hermawan.
Dirinya menambahkan, melalui program PEN tersebut, ekonomi diharapkan bisa merecovery lebih cepat dan melalui berbagai stimulus yang diberikan pemerintah kepada pada pelaku UMKM serta dengan adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), menjadi cahaya terang guna membuat roda usaha para UMKM kembali berputar.
Baca juga: Realisasi PEN semester I 2021 capai Rp252,3 triliun
Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi PEN mencapai Rp226,63 triliun per 18 Juni
Baca juga: Presiden ingatkan belanja PEN harus cepat direalisasikan dan tepat sasaran
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021