Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) belum merekomendasikan pemberian vaksinasi dosis ketiga atau booster kepada masyarakat umum mengingat persediaan vaksin COVID-19 di Indonesia masih terbatas.
"Kami belum memberikan rekomendasi itu (dosis ketiga untuk masyarakat umum). Rekomendasi kami baru vaksinasi dosis ketiga pada tenaga kesehatan," ujar Sekretaris Eksekutif ITAGI Julitasari Sundoro yang dikonfirmasi ANTARA melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu.
Julitasari mengatakan pembahasan terkait dosis ketiga untuk masyarakat umum masih terlalu dini untuk dilakukan saat ini, mengingat distribusi vaksin yang belum merata di tengah masyarakat.
"Kita tahu bahwa situasi dan kondisinya vaksin ini masih 'berebutan' di masyarakat. Kita juga baru saja memberikan rekomendasi pemberian vaksin kepada kelompok anak 12 hingga 17 tahun," katanya.
Menurut Julitasari alokasi vaksin yang diperuntukkan bagi kelompok anak diperkirakan mencapai lebih dari 50 juta dosis untuk dua kali suntik per peserta.
"Jumlah itu baru estimasi saja sekitar 50 juta lebih dosis vaksin. Itu kan beban juga," katanya.
Selain itu, kata Julitasari, Kemenkes juga baru saja mengeluarkan izin untuk pemberian vaksinasi kepada kelompok ibu hamil di Indonesia yang diperkirakan membutuhkan tambahan sekitar 3,5 persen vaksin.
Pemberian vaksinasi dosis ketiga bagi masyarakat umum pun masih memerlukan proses koordinasi dengan kementerian atau lembaga terkait dalam proses pengadaan vaksin, kata Julitasari.
"Kita juga harus konsultasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Kementerian Keuangan dan berbagai pihak lainnya," katanya.
Ia menambahkan dosis ketiga vaksin untuk masyarakat umum di Indonesia belum terlalu mendesak untuk dilaksanakan, mengingat masyarakat yang telah menerima dua dosis vaksin masih terlindungi dari risiko kesakitan. Bahkan masyarakat yang telah pulih COVID-19 telah memiliki respons imun yang tinggi untuk mencegah penularan.
Disinggung terkait penurunan 'titer antibody' pada jenis vaksin berplatform virus yang dimatikan, Julitasari mengatakan hal itu bisa terjadi.
"Semua vaksin yang dimatikan tidak terlalu tinggi titer antibody untuk jangka panjang. tiga bulan, enam bulan, satu tahun mulai turun," katanya.
Secara teori, kata Julitasari, diperlukan suntikan dosis ketiga vaksin sebagai booster. Namun Ia meminta masyarakat untuk berpikir bijak, bahwa vaksin yang tersedia saat ini masih terbatas jumlahnya.
Baca juga: Pemkab Bekasi siapkan vaksinasi dosis tiga tenaga kesehatan
Baca juga: 1.408 tenaga kesehatan di Kota Bandung sudah dapat suntikan ketiga vaksin
Baca juga: Guru Besar FKUI: Dosis ketiga vaksin jadi harapan baru nakes
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami belum memberikan rekomendasi itu (dosis ketiga untuk masyarakat umum). Rekomendasi kami baru vaksinasi dosis ketiga pada tenaga kesehatan," ujar Sekretaris Eksekutif ITAGI Julitasari Sundoro yang dikonfirmasi ANTARA melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu.
Julitasari mengatakan pembahasan terkait dosis ketiga untuk masyarakat umum masih terlalu dini untuk dilakukan saat ini, mengingat distribusi vaksin yang belum merata di tengah masyarakat.
"Kita tahu bahwa situasi dan kondisinya vaksin ini masih 'berebutan' di masyarakat. Kita juga baru saja memberikan rekomendasi pemberian vaksin kepada kelompok anak 12 hingga 17 tahun," katanya.
Menurut Julitasari alokasi vaksin yang diperuntukkan bagi kelompok anak diperkirakan mencapai lebih dari 50 juta dosis untuk dua kali suntik per peserta.
"Jumlah itu baru estimasi saja sekitar 50 juta lebih dosis vaksin. Itu kan beban juga," katanya.
Selain itu, kata Julitasari, Kemenkes juga baru saja mengeluarkan izin untuk pemberian vaksinasi kepada kelompok ibu hamil di Indonesia yang diperkirakan membutuhkan tambahan sekitar 3,5 persen vaksin.
Pemberian vaksinasi dosis ketiga bagi masyarakat umum pun masih memerlukan proses koordinasi dengan kementerian atau lembaga terkait dalam proses pengadaan vaksin, kata Julitasari.
"Kita juga harus konsultasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Kementerian Keuangan dan berbagai pihak lainnya," katanya.
Ia menambahkan dosis ketiga vaksin untuk masyarakat umum di Indonesia belum terlalu mendesak untuk dilaksanakan, mengingat masyarakat yang telah menerima dua dosis vaksin masih terlindungi dari risiko kesakitan. Bahkan masyarakat yang telah pulih COVID-19 telah memiliki respons imun yang tinggi untuk mencegah penularan.
Disinggung terkait penurunan 'titer antibody' pada jenis vaksin berplatform virus yang dimatikan, Julitasari mengatakan hal itu bisa terjadi.
"Semua vaksin yang dimatikan tidak terlalu tinggi titer antibody untuk jangka panjang. tiga bulan, enam bulan, satu tahun mulai turun," katanya.
Secara teori, kata Julitasari, diperlukan suntikan dosis ketiga vaksin sebagai booster. Namun Ia meminta masyarakat untuk berpikir bijak, bahwa vaksin yang tersedia saat ini masih terbatas jumlahnya.
Baca juga: Pemkab Bekasi siapkan vaksinasi dosis tiga tenaga kesehatan
Baca juga: 1.408 tenaga kesehatan di Kota Bandung sudah dapat suntikan ketiga vaksin
Baca juga: Guru Besar FKUI: Dosis ketiga vaksin jadi harapan baru nakes
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021