Garut,23/12 (ANTARA) - Bupati Garut H. Aceng HM. Fikri mengungkapkan, kelemahan yang terjadi dalam realita kehidupan saat ini, aspek kemiskinan dan rendahnya daya beli masyarakat merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan datri masalah kerawanan atau gizi buruk.

Menurut data, angka peningkatan produksi pangan khususnya pangan strategis menunjukkan peningkatan yang signifikan bahkan di tataran Kabupaten Garut produksi
pangan sebagaian besar mengalami surplus dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi,
namun tetap masih dijumpai masyarakat yang belum mampu untuk mengakses pangan
berdasarkan kebutuhan norma standar gizi yang sesuai dengan Pola Pangan Harapan
(PPH).

Hal itu diungkapkannya di hadapan peserta Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan ,
di Ruang rapat Setda, Kamis (23/12), turut pula dihadiri Kepala Bidang Distribusi dan Harga Pangan Pusat Penagnekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Haris Sobari, dan para nara sumber dari Insitut Pertanian Bogor, serta para undangan lainnya.

Bupati Aceng Fikri, selaku Ketua Dewan Ketahanan PanganKabupaten Garut, menyebutkan,
berdasarkan hasil survey PPH Tahun 2010, angka pencapaian atau skorn PPH Kabupaten Garut baru tercapai 62,83 pin dari target nasional 100 poin atau Angka Kecukupan Energi (AKG) baru tercapai 1979,29 KCAL/Kapita/Hari (83,90 %) dari target nasional 2.000 KCAL/Kapita/Hari.

Hal ini, imbuhnya, mengindikasikan Kabupaten Garut sebagai Daerah Defisit Sedang
atau termasuk Kategori Rawan Pangan Sedang berdasarkan konsumsi pangan masyarakat.

Untuk itu, sebut bupati, diversifikasi konsumsi pangan merupakan komitmen Pemkab
Garut untuk membangun ketahanan pangan dalam rangka mengatasi kerawanan pangan
dan gizi buruk. Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
menyebutkan, pemerintah bersama-sama masyarakat bertanggung jawab mewujudkan
ketahana pangan.

Yanyan AS

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010