Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, memastikan stok tabung oksigen di distributor di daerah itu aman dan bisa terdistribusi dengan baik ke sejumlah rumah sakit yang menangani pasien COVID-19.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan distribusi tabung oksigen untuk kebutuhan medis akhir-akhir ini memang mengalami kendala. Namun kini ia memastikan semua rumah sakit yang menjadi mitra distributor tabung oksigen telah terdata lengkap.
"Sudah lengkap semuanya, bisa berjalan normal, stoknya aman dan cukup," kata Oded saat meninjau salah satu distributor tabung oksigen di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Menurut Oded, biasanya distribusi tabung oksigen ke sejumlah rumah sakit dilakukan setiap tiga hari sekali. Namun karena kasus COVID-19 yang meningkat, stok tabung oksigen yang telah didistribusikan hanya cukup untuk setengah hari saja.
Namun ia memastikan saat ini pasokan oksigen akan lebih optimal ke 29 rumah sakit yang menangani COVID-19 di Kota Bandung.
Selain itu, menurut Oded, di Kota Bandung sendiri ada empat distributor tabung oksigen sehingga setiap distributor itu saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan tabung oksigen untuk kebutuhan medis di rumah sakit.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan alokasi tabung oksigen dari setiap distributor kini diharuskan 100 persen untuk kebutuhan medis. Sebelumnya alokasi tabung oksigen hanya sebesar 90 persen untuk rumah sakit.
"Dulu 10 persen untuk industri, sekarang sudah full (untuk medis)," kata Ema.
Manajer PT Aneka Gas Industri Samator Grup Chandra Subekti mengatakan dalam satu harinya pihaknya memproduksi 1.100 tabung oksigen jenis 6 meter kubik.
Adapun menurutnya kendala kurangnya stok tabung oksigen yang terjadi pada beberapa pekan terakhir adalah karena permintaan yang meningkat drastis. Meski begitu, ia memastikan harga tabung oksigen yang ia distribusikan itu tetap sesuai standar.
"Memang permintaanya pesat sekali, hampir tiga kali lipat, kalau harga saat ini tetap sesuai dengan rata-rata yakni per tabungnya itu mulai dari Rp40 ribu hingga Rp70 ribu," kata Chandra.
Baca juga: Persediaan oksigen di Bandung kurang, ini penyebabnya
Baca juga: RS Al Islam Bandung minta Satgas pastikan konsistensi suplai oksigen medis
Baca juga: Disdagin Bandung pastikan persediaan oksigen di stasiun pengisian masih aman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan distribusi tabung oksigen untuk kebutuhan medis akhir-akhir ini memang mengalami kendala. Namun kini ia memastikan semua rumah sakit yang menjadi mitra distributor tabung oksigen telah terdata lengkap.
"Sudah lengkap semuanya, bisa berjalan normal, stoknya aman dan cukup," kata Oded saat meninjau salah satu distributor tabung oksigen di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Menurut Oded, biasanya distribusi tabung oksigen ke sejumlah rumah sakit dilakukan setiap tiga hari sekali. Namun karena kasus COVID-19 yang meningkat, stok tabung oksigen yang telah didistribusikan hanya cukup untuk setengah hari saja.
Namun ia memastikan saat ini pasokan oksigen akan lebih optimal ke 29 rumah sakit yang menangani COVID-19 di Kota Bandung.
Selain itu, menurut Oded, di Kota Bandung sendiri ada empat distributor tabung oksigen sehingga setiap distributor itu saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan tabung oksigen untuk kebutuhan medis di rumah sakit.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan alokasi tabung oksigen dari setiap distributor kini diharuskan 100 persen untuk kebutuhan medis. Sebelumnya alokasi tabung oksigen hanya sebesar 90 persen untuk rumah sakit.
"Dulu 10 persen untuk industri, sekarang sudah full (untuk medis)," kata Ema.
Manajer PT Aneka Gas Industri Samator Grup Chandra Subekti mengatakan dalam satu harinya pihaknya memproduksi 1.100 tabung oksigen jenis 6 meter kubik.
Adapun menurutnya kendala kurangnya stok tabung oksigen yang terjadi pada beberapa pekan terakhir adalah karena permintaan yang meningkat drastis. Meski begitu, ia memastikan harga tabung oksigen yang ia distribusikan itu tetap sesuai standar.
"Memang permintaanya pesat sekali, hampir tiga kali lipat, kalau harga saat ini tetap sesuai dengan rata-rata yakni per tabungnya itu mulai dari Rp40 ribu hingga Rp70 ribu," kata Chandra.
Baca juga: Persediaan oksigen di Bandung kurang, ini penyebabnya
Baca juga: RS Al Islam Bandung minta Satgas pastikan konsistensi suplai oksigen medis
Baca juga: Disdagin Bandung pastikan persediaan oksigen di stasiun pengisian masih aman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021