Depok, 15/11 (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kota Depok, Widyati Ryandani mengatakan, hewan kurban yang diperjualbelikan dilapak-lapak sudah layak, karena mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

"Sebelum masuk ke Kota Depok hewan-hewan kurban tersebut sudah menjalani prosedur pemeriksaan," kata Widyati, di Depok, Senin.

Menurut dia, jika hewan kurban tersebut tidak dilengkapi oleh Surat Keterangan Kesehatan Hewan, maka akan dikembalikan ke daerah asalnya. "kita tidak menerima hewan yang mempunyai banyak penyakit," ujarnya.

Ia mengatakan dalam perjalanan, hewan kurban tersebut juga diperiksa di beberapa "cek point" sebelum masuk lapak. "Ini untuk antisipasi jika ada hewan yang sakit," jelasnya.

Pemeriksaan yang dilakukan kata Widyati yaitu, pemeriksaan fisik hewan kurban. Pihaknya melakukan pemeriksaan keliling ke seluruh lapak yang ada di 63 kelurahan.

Dikatakannya, pihaknya mengalami kekurangan tenaga sehingga belum seluruh lapak terjangkau oleh tim untuk melakukan pemeriksaan. Sebelum pelaksanaa Idul Adha juga memantau tempat pemotongan hewan.

Widyati menjelaskan, pada 2009 jumlah hewan kurban mencapai 11.756 ekor dengan rincian, sapi (3.155 ekor), kambing (6.459 ekor), domba (2.147 ekor) dan kerbau (1 ekor) yang tersebar di 184 lapak.

Menurut dia, jumlah hewan kurban kemungkinan mengalami penurunan, karena saat ini masyarakat lebih memilih sapi untuk berkurban.
Widyati mengakui dari hasil pemeriksaan terdapat hewan yang mengalami penyakit penyakit mata, kulit dan flu. Jumlah hewan yang terkena penyakit mencapai 56 ekor.

Lebih lanjut ia mengatakan, pemeriksaan baru dilakukan di lima kecamatan dari total 11 kecamatan yang ada, dan yang paling banyak terkena penyakit adalah kambing dan domba.
Dikatakan, kambing dan domba lebih rentan terhadap cuaca dibanding sapi. Jumlah kambing dan domba yang terkena penyakit mata sebanyak 17 ekor, sedangkan sapi berjumlah 10 ekor.

"Hewan yang menderita sakit tersebut kita pisahkan untuk diobati, kalau sudah sehat baru bisa dijual," katanya.

Feru L

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010