Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat untuk sementara tidak menerima pasien non-COVID-19 karena saat ini tingkat keterisian ruangan itu sudah mencapai 100 persen.
"Khusus IGD ya, mulai hari ini hanya bisa melayani pasien COVID-19, bagi pasien non-COVID-19 bisa ke klinik terdekat," kata Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi dr Sumarti di Cikarang, Selasa.
Dia mengatakan pasien non COVID-19 tetap akan dilayani namun tidak di ruang IGD. Pihaknya telah menyiapkan poliklinik khusus hingga skema merujuk pasien ke rumah sakit terdekat.
"Tetap boleh masuk, kami sudah menyiapkan jalur khusus menuju atas (poliklinik) agar tidak kontak langsung dengan pasien COVID-19. Kalau ada pasien non covid yang kondisinya sudah kritis, kami juga sudah siapkan rujukan," katanya.
Rumah sakit pelat merah yang berada di Kecamatan Cibitung tersebut sudah mendirikan tenda darurat untuk merawat pasien sementara mengingat kapasitas tempat tidur yang dimiliki sudah terisi penuh.
"Di tenda juga sudah penuh sampai pelataran Gedung RSUD, semua pasien COVID-19," ucapnya.
Sumarti mengaku tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) isolasi COVID-19 telah mencapai 100 persen padahal kuota yang diberikan hanya 70 persen dari total tempat tidur di rumah sakit tersebut.
"Untuk pasien COVID-19 saja 180 lebih ranjang. Sudah 100 persen semua terisi. Sementara kapasitas total tempat tidur di ruang rawat inap ada 240 unit. Kami sudah berupaya mengurangi alokasi ranjang untuk pasien non-COVID tapi masih saja kekurangan. Tadinya 50-50 sekarang perbandingannya sudah 70 persen pasien covid dan 30 non-COVID," ucapnya.
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan tingkat keterisian rumah sakit sudah di atas 90 persen sejak terjadi lonjakan kasus COVID-19 pada 7 Juni 2021 lalu padahal sebelum periode itu, tingkat keterisian masih di bawah 20 persen.
"Jadi kami sudah dari jauh-jauh hari menyiapkan tenda-tenda darurat di RSUD," katanya.
Sejauh ini pemerintah daerah juga telah melakukan penambahan kapasitas tempat tidur di dalam tenda-tenda darurat tersebut sebanyak 155 unit dan masih akan ditambah lagi menyusul banyaknya pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
Eka juga meminta RSUD membuka tempat isolasi untuk memindahkan pasien COVID-19 bergejala ringan agar pasien bergejala berat dapat segera tertangani.
"Sebagai alternatif, bagi pasien gejala ringan kami sudah siapkan tiga hotel isolasi juga asrama sekolah. Bersama Forkopimda kami juga tengah membahas tambahan tempat isolasi di ruang-ruang terbuka publik," kata dia.
Baca juga: Kapolri minta vaksinasi dan tes "PCR" di Kota Bekasi ditingkatkan
Baca juga: Bingung pilih obat hingga IGD dadakan di rumah isolasi mandiri di blok Perumahan Bekasi
Baca juga: Pemkab Bekasi tambah anggaran COVID-19 dua kali lipat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Khusus IGD ya, mulai hari ini hanya bisa melayani pasien COVID-19, bagi pasien non-COVID-19 bisa ke klinik terdekat," kata Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi dr Sumarti di Cikarang, Selasa.
Dia mengatakan pasien non COVID-19 tetap akan dilayani namun tidak di ruang IGD. Pihaknya telah menyiapkan poliklinik khusus hingga skema merujuk pasien ke rumah sakit terdekat.
"Tetap boleh masuk, kami sudah menyiapkan jalur khusus menuju atas (poliklinik) agar tidak kontak langsung dengan pasien COVID-19. Kalau ada pasien non covid yang kondisinya sudah kritis, kami juga sudah siapkan rujukan," katanya.
Rumah sakit pelat merah yang berada di Kecamatan Cibitung tersebut sudah mendirikan tenda darurat untuk merawat pasien sementara mengingat kapasitas tempat tidur yang dimiliki sudah terisi penuh.
"Di tenda juga sudah penuh sampai pelataran Gedung RSUD, semua pasien COVID-19," ucapnya.
Sumarti mengaku tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) isolasi COVID-19 telah mencapai 100 persen padahal kuota yang diberikan hanya 70 persen dari total tempat tidur di rumah sakit tersebut.
"Untuk pasien COVID-19 saja 180 lebih ranjang. Sudah 100 persen semua terisi. Sementara kapasitas total tempat tidur di ruang rawat inap ada 240 unit. Kami sudah berupaya mengurangi alokasi ranjang untuk pasien non-COVID tapi masih saja kekurangan. Tadinya 50-50 sekarang perbandingannya sudah 70 persen pasien covid dan 30 non-COVID," ucapnya.
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan tingkat keterisian rumah sakit sudah di atas 90 persen sejak terjadi lonjakan kasus COVID-19 pada 7 Juni 2021 lalu padahal sebelum periode itu, tingkat keterisian masih di bawah 20 persen.
"Jadi kami sudah dari jauh-jauh hari menyiapkan tenda-tenda darurat di RSUD," katanya.
Sejauh ini pemerintah daerah juga telah melakukan penambahan kapasitas tempat tidur di dalam tenda-tenda darurat tersebut sebanyak 155 unit dan masih akan ditambah lagi menyusul banyaknya pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
Eka juga meminta RSUD membuka tempat isolasi untuk memindahkan pasien COVID-19 bergejala ringan agar pasien bergejala berat dapat segera tertangani.
"Sebagai alternatif, bagi pasien gejala ringan kami sudah siapkan tiga hotel isolasi juga asrama sekolah. Bersama Forkopimda kami juga tengah membahas tambahan tempat isolasi di ruang-ruang terbuka publik," kata dia.
Baca juga: Kapolri minta vaksinasi dan tes "PCR" di Kota Bekasi ditingkatkan
Baca juga: Bingung pilih obat hingga IGD dadakan di rumah isolasi mandiri di blok Perumahan Bekasi
Baca juga: Pemkab Bekasi tambah anggaran COVID-19 dua kali lipat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021