Tim mahasiswa S-1 Ilmu Ekonomi angkatan 2018 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), berhasil memperoleh juara 2 dalam lomba Bedah Data Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) 2021, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan.
Tim yang terdiri dari Adho Adinegoro, Fabian Muhammad Giffari Putra Riza, Pricilia Meidy Winengko, dan Rosalia Marcha Violeta membahas makalah berjudul “Menuju Pembangunan Berkelanjutan: Desentralisasi Fiskal dan Interaksi Strategis Belanja Lingkungan Hidup Pemerintah Daerah Di Indonesia.”
"Hasil mengikuti kompetisi ini, saya bisa mengetahui spatial autoregression model, yang sangat praktikal untuk mengelaborasi analisis spasial (peta) dengan statistik," kata Pricilia Meidy dalam keterangannya di Depok, Jawa Barat, Kamis.
Selain itu, saya dan tim belajar untuk mengolah data dengan lebih rapih dan ilmiah, dan panitia juga memberi tips tentang manajemen waktu presentasi yaitu bagaimana menyampaikan dengan komprehensif hasil penelitian dalam waktu sangat singkat.
"Saya sangat senang namun tetap harus berendah hati sebab ajang ini bukan tahap akhir, melainkan batu pijakan untuk terus berkarya,” kata Pricilia Meidy.
Secara garis besar, makalah tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dampak dari desentralisasi fiskal setiap kabupaten/kota terhadap anggaran belanja lingkungan hidupnya, serta mengidentifikasi interaksi strategis antar pemerintah kota/kabupaten dalam menganggarkan belanja lingkungan hidupnya.
Data yang dipergunakan berasal dari dataset yang diberikan panitia dan dielaborasikan dengan data panel periode 2014-2019, dari website DJPK, serta data BPS.
Fabian mengatakan disiplin dalam hal mematuhi lini waktu dari kompetisi dan memastikan bahwa segala hal dapat diselesaikan pada waktunya. Kerja keras berarti mengusahakan sebaik-baiknya dalam setiap aspek kompetisi untuk menghindari rasa penyesalan setelah kompetisi berakhir.
"Hasil yang luar biasa, saya sangat gembira melihat usaha tim kami terbayarkan oleh pencapaian tersebut, tentunya bisa meningkatkan kepercayaan diri kami dalam mengarungi tantangan di masa depan," katanya.
Rosalia menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam mengikuti kompetisi adalah menganalisis data secara kuantitatif. Menurutnya, dengan mengikuti lomba ini, ia dan tim belajar banyak hal dan dapat berkolaborasi dengan baik.
"Kami berlatih presentasi secara berulang-ulang sambil memberikan feedback. Saya bangga dapat mengharumkan almamater FEB UI dan ingin memberikan apresiasi kepada teman-teman satu tim, mengingat Tim UI paling muda di antara para pemenang lainnya," kata Rosalia.
"Pelajaran yang berkesan selama berkompetisi ini ialah kerja sama sangat erat antar sesama anggota tim, saling mengisi kekuatan satu sama lain, dan selalu mengupayakan yang terbaik. Saya dan Tim UI, sangat bangga dan terharu atas prestasi ini, karena dapat membawa nama FEB UI," ujar Adho Adinegoro.
Baca juga: FTUI raih juara pertama lomba rancang jembatan ramah lingkungan
Baca juga: Tim Horay dan Tim Arjuna FEB UI juara Shopee Ultimate Case Challenge
Baca juga: Vokasi UI raih juara pertama lomba poster ikatan fisioterapi Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Tim yang terdiri dari Adho Adinegoro, Fabian Muhammad Giffari Putra Riza, Pricilia Meidy Winengko, dan Rosalia Marcha Violeta membahas makalah berjudul “Menuju Pembangunan Berkelanjutan: Desentralisasi Fiskal dan Interaksi Strategis Belanja Lingkungan Hidup Pemerintah Daerah Di Indonesia.”
"Hasil mengikuti kompetisi ini, saya bisa mengetahui spatial autoregression model, yang sangat praktikal untuk mengelaborasi analisis spasial (peta) dengan statistik," kata Pricilia Meidy dalam keterangannya di Depok, Jawa Barat, Kamis.
Selain itu, saya dan tim belajar untuk mengolah data dengan lebih rapih dan ilmiah, dan panitia juga memberi tips tentang manajemen waktu presentasi yaitu bagaimana menyampaikan dengan komprehensif hasil penelitian dalam waktu sangat singkat.
"Saya sangat senang namun tetap harus berendah hati sebab ajang ini bukan tahap akhir, melainkan batu pijakan untuk terus berkarya,” kata Pricilia Meidy.
Secara garis besar, makalah tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dampak dari desentralisasi fiskal setiap kabupaten/kota terhadap anggaran belanja lingkungan hidupnya, serta mengidentifikasi interaksi strategis antar pemerintah kota/kabupaten dalam menganggarkan belanja lingkungan hidupnya.
Data yang dipergunakan berasal dari dataset yang diberikan panitia dan dielaborasikan dengan data panel periode 2014-2019, dari website DJPK, serta data BPS.
Fabian mengatakan disiplin dalam hal mematuhi lini waktu dari kompetisi dan memastikan bahwa segala hal dapat diselesaikan pada waktunya. Kerja keras berarti mengusahakan sebaik-baiknya dalam setiap aspek kompetisi untuk menghindari rasa penyesalan setelah kompetisi berakhir.
"Hasil yang luar biasa, saya sangat gembira melihat usaha tim kami terbayarkan oleh pencapaian tersebut, tentunya bisa meningkatkan kepercayaan diri kami dalam mengarungi tantangan di masa depan," katanya.
Rosalia menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam mengikuti kompetisi adalah menganalisis data secara kuantitatif. Menurutnya, dengan mengikuti lomba ini, ia dan tim belajar banyak hal dan dapat berkolaborasi dengan baik.
"Kami berlatih presentasi secara berulang-ulang sambil memberikan feedback. Saya bangga dapat mengharumkan almamater FEB UI dan ingin memberikan apresiasi kepada teman-teman satu tim, mengingat Tim UI paling muda di antara para pemenang lainnya," kata Rosalia.
"Pelajaran yang berkesan selama berkompetisi ini ialah kerja sama sangat erat antar sesama anggota tim, saling mengisi kekuatan satu sama lain, dan selalu mengupayakan yang terbaik. Saya dan Tim UI, sangat bangga dan terharu atas prestasi ini, karena dapat membawa nama FEB UI," ujar Adho Adinegoro.
Baca juga: FTUI raih juara pertama lomba rancang jembatan ramah lingkungan
Baca juga: Tim Horay dan Tim Arjuna FEB UI juara Shopee Ultimate Case Challenge
Baca juga: Vokasi UI raih juara pertama lomba poster ikatan fisioterapi Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021