Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui saat ini status Jakarta telah masuk kategori zona merah akibat kasus COVID-19 meningkat tajam dalam kurun waktu sepekan terakhir.
"Untuk COVID-19 memang dalam beberapa minggu ini DKI masuk zona merah," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Riza menyebutkan wilayah DKI Jakarta masuk ke dalam zona merah, karena kasus aktif COVID-19 dan "positivity rate" yang terbilang tinggi.
"Sekalipun kami memiliki tingkat kesembuhan tinggi 92 persen angka kematian 1,7 persen kemampuan PCR, kami hampir 12 kali dari standar yang diminta WHO," tutur dia.
Karenanya, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro yang sesuai dengan arahan dan instruksi Satgas COVID-19 nasional serta pemerintah pusat, serta menindaklanjuti regulasi (Kepgub) untuk berbagai pembatasan.
"Umpamanya seperti dalam industri yang sebelumnya 50 persen di kantor, saat ini hanya diperbolehkan 25 persen. Namun ada 11 bidang usaha esensial yang dikecualikan (logistik, keuangan, energi, informasi, dll.)," ungkap Riza.
Pengaturan lainnya, lanjut dia, kegiatan pendidikan diharuskan dilakukan secara daring. Kemudian kegiatan pariwisata diharuskan ditutup, kegiatan seni budaya harus ditutup, bahkan tempat terbuka juga harus ditutup.
"Kecuali ada hajatan masyarakat yang dirasa penting dimungkinkan dengan pembatasan 25 persen. Kemudian yang lain-lain terkait bioskop ditutup, rumah ibadah ditutup. Kemudian kebijakan lainnya transportasi dibatasi 50 persen kecuali gojek," ujar dia.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang masuk Rabu ini, pertambahan kasus positif COVID-19 yang ditemukan di Ibu Kota sebanyak 4.693 kasus.
Pertambahan tersebut, menyebabkan jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta hingga data yang masuk hari ini mencapai 486.957 kasus, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 35.705 orang atau mengalami peningkatan 3.514 orang dibanding hari sebelumnya.
Dari jumlah total kasus positif tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 443.195 dengan tingkat kesembuhan 91,0 persen, dan total 8.057 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 27,7 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,4 persen. Jumlah ini masih jauh di bawah standar persentase kasus positif oleh WHO yang meminta tidak lebih dari 5 persen untuk satu kawasan.
Baca juga: Jenazah COVID-19 di Jakarta diangkut gunakan truk karena ambulans kewalahan
Baca juga: Warga Bandung diminta prioritaskan jalan untuk ambulans
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Untuk COVID-19 memang dalam beberapa minggu ini DKI masuk zona merah," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Riza menyebutkan wilayah DKI Jakarta masuk ke dalam zona merah, karena kasus aktif COVID-19 dan "positivity rate" yang terbilang tinggi.
"Sekalipun kami memiliki tingkat kesembuhan tinggi 92 persen angka kematian 1,7 persen kemampuan PCR, kami hampir 12 kali dari standar yang diminta WHO," tutur dia.
Karenanya, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro yang sesuai dengan arahan dan instruksi Satgas COVID-19 nasional serta pemerintah pusat, serta menindaklanjuti regulasi (Kepgub) untuk berbagai pembatasan.
"Umpamanya seperti dalam industri yang sebelumnya 50 persen di kantor, saat ini hanya diperbolehkan 25 persen. Namun ada 11 bidang usaha esensial yang dikecualikan (logistik, keuangan, energi, informasi, dll.)," ungkap Riza.
Pengaturan lainnya, lanjut dia, kegiatan pendidikan diharuskan dilakukan secara daring. Kemudian kegiatan pariwisata diharuskan ditutup, kegiatan seni budaya harus ditutup, bahkan tempat terbuka juga harus ditutup.
"Kecuali ada hajatan masyarakat yang dirasa penting dimungkinkan dengan pembatasan 25 persen. Kemudian yang lain-lain terkait bioskop ditutup, rumah ibadah ditutup. Kemudian kebijakan lainnya transportasi dibatasi 50 persen kecuali gojek," ujar dia.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang masuk Rabu ini, pertambahan kasus positif COVID-19 yang ditemukan di Ibu Kota sebanyak 4.693 kasus.
Pertambahan tersebut, menyebabkan jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta hingga data yang masuk hari ini mencapai 486.957 kasus, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 35.705 orang atau mengalami peningkatan 3.514 orang dibanding hari sebelumnya.
Dari jumlah total kasus positif tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 443.195 dengan tingkat kesembuhan 91,0 persen, dan total 8.057 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 27,7 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,4 persen. Jumlah ini masih jauh di bawah standar persentase kasus positif oleh WHO yang meminta tidak lebih dari 5 persen untuk satu kawasan.
Baca juga: Jenazah COVID-19 di Jakarta diangkut gunakan truk karena ambulans kewalahan
Baca juga: Warga Bandung diminta prioritaskan jalan untuk ambulans
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021