Bupati Bandung Dadan Supriatna meminta masyarakat agar memprioritaskan jalan raya untuk mobilitas ambulans, khususnya bagi ambulans yang dalam situasi darurat membawa pasien COVID-19.

Terlebih lagi, kata Dadang, saat ini Kabupaten Bandung kembali masuk zona merah risiko COVID-19. Sehingga intensitas mobilisasi pasien dari dan menuju rumah sakit rujukan, khususnya RSUD Al Ihsan, cukup meningkat.

"Bukan hanya pengguna kendaraan saja yang harus memprioritaskan ambulans. Warga yang beraktivitas di jalur menuju rumah sakit pun, jangan sampai mengganggu pergerakan ambulans," Dadang di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Mobilisasi ambulans menurutnya berkaitan erat dengan keselamatan nyawa manusia. Oleh karena itu ia akan menginstruksikan jajarannya untuk menertibkan jalur akses yang rawan hambatan tersebut.

“Saya akan tugaskan Dishub dan Satpol PP untuk melakukan penertiban jalan di sekitar RSUD Al Ihsan. Statusnya rumah sakit provinsi, tapi banyak pasiennya warga Kabupaten Bandung. Tentu ini menjadi perhatian kami, karena kita juga sama-sama fokus melayani masyarakat,” katanya.

Adapun saat ini RSUD Al-Ihsan yang berlokasi di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, mengalami lonjakan pasien COVID-19. Akibatnya kapasitas ruang isolasi bagi pasien COVID-19 pun telah terisi penuh.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Al Ihsan Dewi Basmala Gatot mengatakan dari 171 tempat tidur yang disiapkan, keseluruhannya telah terisi penuh. Ke depan, ia memastikan bakal menambah kapasitas tempat tidur untuk isolasi pasien COVID-19.

"Insya Allah satu bulan ke depan akan kita tambah sebanyak 36 bed. Ini kami lakukan berdasarkan ketentuan dari Kemenkes, bahwa rumah sakit harus mengalokasikan 40 persen bed untuk penanganan COVID-19," kata Dewi.

Senada dengan Bupati, Dewi pun berharap kepada masyarakat yang ada di sekitar lokasi rumah sakit agar memberikan kelancaran bagi para ambulans. Pasalnya, kata dia, sering kali mobilitas ambulans terhambat oleh aktivitas pasar tumpah dan yang lainnya.

“Ketika suara sirine ambulans terdengar, kami harapkan masyarakat sama-sama aware memberikan kelancaran bagi pergerakan ambulans. Karena di dalam ambulans, tentu ada pasien yang kondisinya gawat darurat, dan ketika berbicara menyelamatkan nyawa, itu hitungannya detik,” kata Dewi.

Baca juga: 109 karyawan pabrik di Kabupaten Bandung terindikasi positif COVID-19

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Bandung kerahkan 105 angkot antar 742 lansia jalani vaksinasi

Baca juga: Alasan Pemkab Bandung buka kemungkinan sekolah tatap muka meski zona merah

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021