Alumni IPB University Bayu M Anggara merintis perusahaan teknologi informasi "FishLog" yang merupakan program transformasi digital logistik dan pengolahan yang terintegrasi bagi petambak ikan dan nelayan.
"Saat ini, FishLog memiliki lebih dari 20 'cold storage' yang tersebar di seluruh Indonesia dan juga lebih dari 40 usaha kecil menengah perikanan di Jabodetabek," kata alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) itu melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Bayu memutuskan mengawali karirnya di perikanan dengan melihat adanya peluang dari masalah yang banyak terjadi di kalangan nelayan.
"Secara keilmuan, ikan merupakan komoditas pertanian yang paling cepat rusak. Hal ini dapat dibuktikan jika ikan diletakkan di meja selama dua jam, maka kualitasnya sudah menurun," kata pemuda asal Jepara, Jawa Tengah itu.
Bagi Bayu, tantangan tersebut menjadikan ikan menarik untuk diperhatikan proses pengelolaannya.
Awal mula memulai usaha, ia memroses ikan beku bersama temannya. Pada saat itulah kemudian tercetus untuk menjadi pemasok ikan beku.
"Setelah mengamati, ternyata banyak petani dan nelayan yang mengalami problem serupa. Apalagi pada saat musim-musim panen raya, di situ benar-benar harga 'drop'. Dengan latar belakang itu akhirnya kita coba bentuk FishLog dengan misi membantu petani dan nelayan untuk memroses ikan, meng-'handle supply chain' pasca-aquaculture itu sendiri, jadi kami fokus ke pasca-panen," katanya.
Ia menjelaskan keputusannya menjadi seorang wirausaha dilatarbelakangi keinginan membantu banyak orang dan berdampak pada orang lain.
"Bagi saya berwirausaha itu keren dan pola pikir ini terbentuk dari bangku kuliah," katanya.
Ia pun memulai berwirausaha dari industri yang dipahaminya, yakni dunia perikanan. Ia memperbesar keberuntungan dalam berwirausaha adalah dengan konsisten secara terus menerus.
"Saya memiliki orang tua yang keduanya adalah pegawai negeri sipil (PNS) guru SD, kakak saya juga PNS. Saya memutuskan untuk tidak jadi PNS bukan karena tidak ingin, saya hanya mencari alternatif lain apa yang menarik untuk saya tekuni nantinya. Ketika kuliah, 'mindset' saya dibangun dengan sudut pandang entrepreneur yang keren," katanya.
Baginya, wirausaha menjadi keren karena dapat membantu banyak orang dan dapat berdampak terhadap orang lain.
"Hal ini yang tidak diajari orang tua saya, akhirnya saya mulai pelajari dan merasa akan mendalami ini. Kemudian saya mulai dari industri yang saya pahami, yaitu dunia perikanan. Akhirnya 'entrepreneurship' itu tumbuh dari 'mindset' saya dengan minat belajar yang tinggi, karena saya selalu bosan jika melakukan sesuatu yang sifatnya rutinitas. Dengan rasa lapar inilah yang dapat membuat saya bertahan," kata pria berusia 26 tahun ini.
Ia menambahkan upayanya memulai karir sebagai pengusaha tidak lepas dari dukungan keluarga serta relasi.
"Jadi semua hal yang harus kita lakukan maka lakukanlah. Yang harus kita korbankan adalah waktu luang dan waktu tidur kita. Jangan lupa juga untuk meminta doa dari orang tua. Setelah itu, jika kita ingin maju, maka kita perlu dilingkari oleh teman yang ingin maju juga. Jadi lakukan saja dulu, cari teman, dan perbanyaklah relasi," demikian Bayu M Anggara.
Baca juga: Alumni IPB salurkan sembako bagi lingkungan kampus
Baca juga: Alumni IPB: Tingkatkan ketahanan tubuh dan kepedulian di masa pandemi corona
Baca juga: Alumni IPB University bangun 1.000 rumah bagi korban bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saat ini, FishLog memiliki lebih dari 20 'cold storage' yang tersebar di seluruh Indonesia dan juga lebih dari 40 usaha kecil menengah perikanan di Jabodetabek," kata alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) itu melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Bayu memutuskan mengawali karirnya di perikanan dengan melihat adanya peluang dari masalah yang banyak terjadi di kalangan nelayan.
"Secara keilmuan, ikan merupakan komoditas pertanian yang paling cepat rusak. Hal ini dapat dibuktikan jika ikan diletakkan di meja selama dua jam, maka kualitasnya sudah menurun," kata pemuda asal Jepara, Jawa Tengah itu.
Bagi Bayu, tantangan tersebut menjadikan ikan menarik untuk diperhatikan proses pengelolaannya.
Awal mula memulai usaha, ia memroses ikan beku bersama temannya. Pada saat itulah kemudian tercetus untuk menjadi pemasok ikan beku.
"Setelah mengamati, ternyata banyak petani dan nelayan yang mengalami problem serupa. Apalagi pada saat musim-musim panen raya, di situ benar-benar harga 'drop'. Dengan latar belakang itu akhirnya kita coba bentuk FishLog dengan misi membantu petani dan nelayan untuk memroses ikan, meng-'handle supply chain' pasca-aquaculture itu sendiri, jadi kami fokus ke pasca-panen," katanya.
Ia menjelaskan keputusannya menjadi seorang wirausaha dilatarbelakangi keinginan membantu banyak orang dan berdampak pada orang lain.
"Bagi saya berwirausaha itu keren dan pola pikir ini terbentuk dari bangku kuliah," katanya.
Ia pun memulai berwirausaha dari industri yang dipahaminya, yakni dunia perikanan. Ia memperbesar keberuntungan dalam berwirausaha adalah dengan konsisten secara terus menerus.
"Saya memiliki orang tua yang keduanya adalah pegawai negeri sipil (PNS) guru SD, kakak saya juga PNS. Saya memutuskan untuk tidak jadi PNS bukan karena tidak ingin, saya hanya mencari alternatif lain apa yang menarik untuk saya tekuni nantinya. Ketika kuliah, 'mindset' saya dibangun dengan sudut pandang entrepreneur yang keren," katanya.
Baginya, wirausaha menjadi keren karena dapat membantu banyak orang dan dapat berdampak terhadap orang lain.
"Hal ini yang tidak diajari orang tua saya, akhirnya saya mulai pelajari dan merasa akan mendalami ini. Kemudian saya mulai dari industri yang saya pahami, yaitu dunia perikanan. Akhirnya 'entrepreneurship' itu tumbuh dari 'mindset' saya dengan minat belajar yang tinggi, karena saya selalu bosan jika melakukan sesuatu yang sifatnya rutinitas. Dengan rasa lapar inilah yang dapat membuat saya bertahan," kata pria berusia 26 tahun ini.
Ia menambahkan upayanya memulai karir sebagai pengusaha tidak lepas dari dukungan keluarga serta relasi.
"Jadi semua hal yang harus kita lakukan maka lakukanlah. Yang harus kita korbankan adalah waktu luang dan waktu tidur kita. Jangan lupa juga untuk meminta doa dari orang tua. Setelah itu, jika kita ingin maju, maka kita perlu dilingkari oleh teman yang ingin maju juga. Jadi lakukan saja dulu, cari teman, dan perbanyaklah relasi," demikian Bayu M Anggara.
Baca juga: Alumni IPB salurkan sembako bagi lingkungan kampus
Baca juga: Alumni IPB: Tingkatkan ketahanan tubuh dan kepedulian di masa pandemi corona
Baca juga: Alumni IPB University bangun 1.000 rumah bagi korban bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021