Generasi Kreasi, Seni dan Intelektual (Genksi), sebutan untuk alumni angkatan 14 IPB University, mendorong masyarakat untuk meningkatkan ketahanan tubuh, kepedulian terhadap sesama dan pemahaman tentang COVID-19 di masa pandemi saat ini.

"Webinar ini digelar sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap kondisi saat ini akibat pandemi COVID-19," kata Ruri Sarasono, yang merupakan ketua pelaksana seminar virtual dengan topik tetap sehat di masa pandemi COVID-19 dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Minggu

Seminar itu merupakan rangkaian gerakan Genksi Peduli terhadap kondisi alumni maupun masyarakat secara umum. Pada Desember 2019 Presiden Genksi Azhar Lubis membentuk gerakan Genksi Peduli dengan tujuan utama membantu meringankan beban sesama alumni angkatan 14 IPB University serta pasangan hidupnya.



Melalui seminar virtual (webinar) itu, diharapkan dapat meningkatkan kepedulian peserta untuk meningkatkan ketahanan tubuh, turut mengedukasi masyarakat luas, dan tentunya mempererat silaturahim baik antar sesama alumni, maupun dengan sesama masyarakat yang peduli terhadap masalah pandemi COVID-19.

Seminar itu dihadiri oleh narasumber tiga alumni IPB University angkatan 14 yaitu Prof Chairul Anwar Nidom, Kamaludin Zarkasie, dan Dr Hari Witono. Webinar juga menghadirkan dokter ahli paru-paru dr Kasum Supriadi, SpP.

Dalam seminar itu, Guru Besar bidang Biokimia dan Bioterorisme Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof Khairul Anwar Nidom menyampaikan senyawa curcumin dapat merangsang peningkatan daya tahan tubuh.

"Senyawa curcumin ini menstimulan tubuh untuk meningkatkan daya tahannya dari dalam. Dengan demikian, sel-sel imunitas dalam tubuh dapat menjaga kesehatan tubuh kita," tutur Khairul yang merupakan alumnus IPB University penemu virus flu burung (H5N1).



Kemampuan senyawa curcumin dalam meningkatkan daya tahan tubuh tersebut perlu diperkuat dengan meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga.

dr Kasum Supriadi menuturkan olahraga yang efektif dapat dilakukan sebanyak 150 menit per minggu. Pembagiannya dapat dilakukan misalnya 30 menit per hari selama lima hari dalam sepekan.

Latihan yang dianjurkan adalah latihan aerobik seperti jalan cepat, bersepeda dan naik turun tangga.

"Tepat atau tidaknya latihan aerobik yang dilakukan dapat dinilai dari adanya peningkatan denyut jantung dan kondisi tubuh yang berkeringat," ujarnya.

Sementara itu, Kamaluddin Zarkasie, keluarga dekat dari Pejuang Nasional K.H. Ahmad Sanusi, adalah salah satu ahli virus yang dimiliki Indonesia saat ini.



Selama di IPB Shigeta Animal Pharmaceuticals, Kamaluddin bersama rekan-rekannya membuat vaksin reverse genetic, melalui suatu teknologi yang mampu mengubah bagian patogen dari virus H5N1 sehingga virus yang dihasilkan menjadi nonpatogenik.

Kamaluddin mengklaim Immunoglobulin Y (IgY) dapat menjadi kandidat yang sangat baik untuk membuat antiserum untuk pengobatan COVID-19.

Sebagai pelatih Bio Energy Power (BEP), Hari Winoto meyakini senam nafas dan olah gerak yang menggunakan teknik BEP dapat meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan meningkatkan metabolisme/oksidasi yang menghasilkan tenaga/Adenosin Triphospat (ATP).



Ketersediaan ATP dalam tubuh akan menjadi proses regenerasi sel menjadi lebih baik dan akhirnya menjadikan jaringan, organ serta seluruh subsistem yang ada akan menjadi lebih baik.

BEP dapat memperbaiki kelenturan pembuluh darah sehingga sirkulasi darah menjadi lebih lancar dan memperkecil kemungkinan terjadinya serangan jantung serta stroke.

BEP juga memperbaiki sistem penyerapan nutrisi dalam tubuh dan menimbulkan surplus ATP/energi, sehingga mereka yang dalam pengobatan dokter akan lebih cepat sembuh dan meminimalkan efek samping obat, dan dalam jangka panjang dapat mengurangi ketergantungan terhadap obat. BEP juga dapat memberikan ketenangan batin.

Sebagai bentuk kepedulian lainnya pada warga IPB University, Genksi pada pekan depan akan menyerahkan bantuan berupa 5.700 masker. Selain masker, Genksi juga menyerahkan bantuan paket sembako.
 
Baca juga: Dokter: Jaga imun tidak harus konsumsi multivitamin dosis tinggi

Baca juga: Vitamin C dan D dibutuhkan untuk jaga sistem imun

Baca juga: BPOM sebut jamu untuk tingkatkan imun tubuh bukan membunuh virus

Pewarta: Martha Herlinawati S

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020